+ -

Pages

Kamis, 30 September 2010

[daarut-tauhiid] Ad-Dien Menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah

*Ad-Dien Menurut Al-Qur'an dan As-Sunnah*

*Standar Yang Salah*

* *

*Pada edisi *sebelumnya kita telah menjelaskan karakter jahiliyah (1) yang
kesembilan yaitu* *mereka mengikuti para ulama *suu'* dalam* *tindakan
kemaksiatan. Selanjutnya, pada matan ini menyebutkan, salah satu metodologi
berpikir orang-orang jahiliyah dalam menilai dan menimbang baik-buruknya
suatu *ad-Dien *(keyakinan/ideologi) yaitu dari tingkat kecerdasan dan
pendidikan pengusung *ad-Dien* tersebut. Jika tingkat kecerdasan
pengusungnya baik, IQ-nya di atas rata-rata (tidak bodoh) ini pertanda
ideologi tersebut baik dan* *benar.

Allah berfirman,

*"Kami tidak melihat orang-orang yang mengikuti kamu, melainkan orang-orang
yang hina dina di antara kami yang lemah akalnya." (Huud: **27)*

Mengenai sifat jahiliyah yang ini, sedikit banyak telah kami jelaskan pada
edisi-edisi sebelumnya. Disini kami akan menjelaskan istilah *ad-Dien. *
Pasalnya*, *seringkali kesalahan dalam memahami ajaran Islam dan berperilaku
disebabkan salah dalam memahami istilah ini.

*Urgensi Pemahaman Istilah ad-Dien*

Istilah *ad-Dien* adalah salah satu dari empat istilah -yaitu,
*Lailahaillallah,
ar-Rabb,al-Ibadah dan ad-Dien- *yang sering terulang dalam al Qur'an.
Memahami keempat istilah ini merupakan kunci untuk memahami al Qur'an dengan
baik. Karenanya, seorang pemikir Islam kontemporer, Abu A'la al-Maududi,
menyusun buku khusus untuk menjelaskan keempat istilah ini, judulnya
*"al-Mustholahats
al-Arba'ah".*

* *

Tentang* *pentingnya memahami keempat istilah ini,* *salah satunya istilah *
ad-Dien*, Abu A'la al-Maududi *rahimahullah *berkata,

*"Ketika seseorang tidak memahami 'Lailahaillallah', 'ar-Rabb', 'Ibadah' dan
istilah 'ad-Dien'. Maka ia akan melihat al Qur'an hanya rangkaian kata dan
kalimat saja. Tidak lebih. la tidak mampu memahami al Qur'an sedikitpun, ia
tidak akan bisa memahami hakekat tauhid dan syirik, juga tidak akan bisa
mempersembahkan ibadahnya hanya kepada Allah serta tidak akan sanggup
mengiklaskan ketaatannya hanya untuk Allah semata." *(al* *Mustholahat
al-Arba'ah, hal. 4)

*Makna ad-Dien*

Pemahaman yang kurang mendalam tentang makna *'ad-Dien' *menyebabkan banyak
syari'at yang dilanggar. Seorang muslim tidak merasa marah, terkejut jika
ada muslim yang keluar dari* *syari'at Islam,* *beralih ke aturan dan
undang-undang *thoghut*, beralih ke ideologi sekuler. Mereka tidak
menganggap sekulerisasi atau liberal sebagai agama. Sehingga orang yang
berideologi liberal dianggap masih Islam.

Karena salah dalam memaknai *'ad-Dien' *seorang muslim rela menikahkan
putrinya dengan seorang sekuleris, liberalis atau pluralis. Padahal sekuler,
undang-undang, liberalis, atheis adalah *'ad-Dien' *selain Islam.
Memperjuangkannya berarti 'pindah agama'.

Dalam bahasa arab, istilah *ad-Dien *memiliki banyak makna, di antaranya:

*al Qahr *(kekuasaan),

*al-itho'ah wak 'ubudiyah wal khidmah *(ketaatan dan pelayanan),

*asy-Syar'u wal Qonun wal Thoriqoh *(Undang-undang dan metodologi),

*al-Mukaf'ah wal hisab *(Pembalasan). (2)

Sedangkan menurut istilah *ad-Dien* memiliki makna (3):

a. *Ketaatan, ketundukan dan ibadah*

Makna ini terkandung dalam firman Allah

*"Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan (sehingga)
ketaatan itu hanya semata-mata untuk Allah." *(Al-Baqarah: 193)

Abu Ja'far ath-Thobari *rahimahullah* berkata,

*"Yaitu agar semua ibadah dan ketaatan diperuntukan hanya bagi Allah, bukan
untuk patung maupun sesembahan lainnya ... kata 'ad-Dien' yang tercantum
dalam ayat ini maknanya adalah, ibadah dan ketaatan.*(4)

* *

b. *Aturan dan undang-undang*

Makna ini terdapat dalam beberapa ayat dalam al Qur'an diantaranya;

Firman Allah

*"Tiadalah patut Yusuf menghukum saudaranya menurut undang-undang raja,
kecuali Allah menghendaki-Nya.' **(Qs. Yusuf:76*)

Ibnu Jarir *rahimahullah *berkata, "Tidak mungkin Yusuf menghukum saudaranya
dengan menggunakan hukum raja." jadi ayat ini menyebut hukum / aturan dengan
*dien.*

Jadi aturan atau undang-undang adalah *ad-­Dien*. Maknanya, siapapun yang
mengambil aturan Allah sebagai satu-satunya pedoman hidupnya maka ridho
Allah selalu bersamanya. Sebaliknya, siapa saja yang mengambil aturan /
undang-undang selain aturan Allah sebagai pedoman hidup, berarti ia telah
mengambil *dien */ agama selain Islam.

C. *Balasan*

Seperti firman Allah

*"Dan sesungguhnya (hari) pembalasan pasti terjadi." *(*adz-Dzariyat: 6*)*.*

Termasuk kata di surat al-Infithor: 17 dan al-Ma'un:* *1*. * dalam
ayat-ayat diatas* *bermakna pembalasan. (5)

Berdasarkan makna istilah ini, Abu A'la al Maududi* **rahimahullah,
*menyimpulkan
istilah *ad-Dien *memiliki empat unsur, jika ketiga *istilah ini *ada dalam
pandang hidup sebuah bangsa atau seseorang, berarti pandangan hidup tadi
adalah sebuah *ad-Dien. *Keempat unsur *ad-Dien** *tersebut adalah;

1. Puncak* *kepemimpinan dan kekuasaan yang tinggi

2. Mentaati dan tunduk kepada kepemimpinan yang tinggi tersebut.

3. Pandangan hidup/ideologi yang dikendalikan oleh kekuasaan
tinggi tersebut*.*

4. Balasan*; *ganjaran baik bagi mereka yang tunduk dan taat kepada
ideologi tersebut. Dan hukuman bagi mereka yang melanggar ideologi tadi.

* *

*"Ringkasnya' simpul Abu Ma al-Maududi, 'Kalimat dien merupakan istilah yang
menunjukkan sebuah nidzomul hayah –aturan hidup- yang dianut oleh seseorang
untuk mempersembahkan ketaatannya kepada kekuasaan tertinggi manapun,
ketaatannya diatur dengan undang-undang. Sehingga ketaatan kepada kekuasaan
tertinggi tersebut lancar dan melanggar undang-undang tersebut dikenakan
sanksi..*(6)

Abu A'la al-Maududi *rahimahullah* memperkuat kesimpulannya dengan beberapa
dalil, diantaranya, firman Allah

"Dan berkata Fir'aun (kepada pembesar-pembesarnya): 'Biarkanlah aku membunuh
Musa dan hendaklah ia memohon kepada Tuhannya, karena sesungguhnya aku
khawatir dia akan menukar *dien* kalian atau menimbulkan kerusakan di muka
bumi." (*Ghofir: 26*)

Ibnu Katsier berkata, "Fir'aun khawatir jika Musa memalingkan manusia dari *
undang-undangnya* dan mengganti undang-undang serta budaya mereka. (7) Semua
orang paham, *'dinukum'* yang dimaksud oleh Fir'aun adalah
*undang-undang*Fir'aun. Jika Musa berhasil dalam dakwahnya ia akan
menggantikan aturan
Fir'aun. Inilah yang dikhawatirkan oleh Fir'aun. (8)

Jadi jika ada sebuah kekuasaan tertinggi yang rnengharuskan orang taat,
tunduk kepadanya dan memaksakan sebuah ideologi kepada seseorang, dimana
orang yang tunduk dan taat kepada aturan yang dibuat oleh penguasa tertinggi
tadi akan diberi *aplus* (pernghargaan) atau minimal dianggap baik,
sedangkan siapa yang melanggar dikenakan sanksi, maka itulah *ad-Dien*.

Sebagai contoh, Islam adalah *ad-Dien*. Karena, ada kekuasaan tertinggi yang
mengatur (Allah). Ada keharusan untuk tunduk kepada kekuasaan tertinggi
tersebut (Allah). Ada aturan / ideologi yang dibuat dan dikendalikan oleh
penguasa tertinggi (yaitu syari'at Islam). Dan ada berbagai macam janji
termasuk pahala bagi siapa yang mengikuti aturan / ideologi Islam, juga ada
ancaman serta sanksi bagi siapa saja yang melanggar aturan Islam.

Setiap pandang hidup atau ideologi berpotensi menjadi *ad-Dien*. Jika sebuah
ideologi atau pandang hidup memiliki keempat unsur di atas, bisa dipastikan
ia adalah *ad-Dien* selain Islam.

Demokrasi atau sekulerisme, misalnya, keduanya adalah *dien* */ *agama
selain Islam. Demokrasi atau sekuler terdapat dewan atau kekuasaan tertinggi
yang wajib ditaati, ada aturan yang dibuat dan dikendalikan oleh kekuasaan
tertinggi tersebut, ada ganjaran baik bagi yang mematuhi aturannya dan
sanksi bagi yang melanggar. *Wallahu a'lam bish showab*.* Mas'ud

1. Baik jahiliyah ahlu kitab, atheis, musyrikin, sekuler dan selainnya

2. Lih, al Mustholahats al Arba'ah, 65-66, al Mustholahats wal Mofahim,
Syaikh Abu Bashier, 42-43, dan Lisanul Arab, 13/164

3. Disadur dari al Mustholahats wal Mofohim, Abu Bashier dan al Mustholahat
al Arba'ah, Abu A'la al-Maududi

4. Ath-Thobari, 3/570

5. Ath-Thobari, 24/271, & Ibnu Katsir, 8/345, 8/493

6. al Mustholahats al Arba 'ah hal.70

7. Ibnu Katsir, 7/139

8. Al Mustholahat al Arba'ah, hal. 71, Ibnu Katsier,
71/139,TafsirAts-Tsa'labi, 3/343

Sumber : An-Najah Edisi 60 /Ramadhan 1431 H / September 2010 M


[Non-text portions of this message have been removed]

------------------------------------

====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
daarut-tauhiid-digest@yahoogroups.com
daarut-tauhiid-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
daarut-tauhiid-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

5 Daarut Tauhiid: [daarut-tauhiid] Ad-Dien Menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah *Ad-Dien Menurut Al-Qur'an dan As-Sunnah* *Standar Yang Salah* * * *Pada edisi *sebelumnya kita telah menjelaskan karakter jahiliyah (1)...
< >