+ -

Pages

Kamis, 29 November 2012

[daarut-tauhiid] Kajian; RUU Jaminan Produk Hewan yang Tidak Kunjung Ketok Palu"

 

Mengajak semua teman - teman untuk datang dan meramaikan 
Angkringan ini terbuka untuk UMUM GRATIS.

Yuk mareee yang peduli dengan regulasi halal di indonesia,yang ingin tahu ,  yang belum tahu dan penasaran kita kumpul malam mingguan bareng di Masjid Al Azhar yuk maree...

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ 

Untuk penduduk muslim 85 % dari total penduduk Indonesia ternyata hanya tersedia kurang dari 20 % produk yang memiliki jaminan halal dari sekitar 20.000 produk yg beredar dipasaran.

Dan setelah bertahun-tahun dibahas di DPR Rancangan Undang - Undang Jaminan Produk Halal belum juga kunjung disahkan! Tanya kenapa??!!!

Cari jawabanya di Kajian Angkringan dengan tema
"RUU Jaminan Produk Halal yang Tak Kunjung Ketok Palu"

InsyaAlloh akan di laksanakan pada,

Hari, tanggal. : Sabtu, 1 Desember 2012
Waktu. : 19.00 WIB - selesai 
Tempat. : Aula Utama Masjid Agung Al-Azhar,Kebayoran Baru
Pembicara. : Ustadz Anton Apriyantono (Mantan Menteri Pertanian/Penggiat Sadar Halal / Founder Halalwatch) & Ir. Aji Jumiono (LLPOM MUI) 

Info lainnya:
Ridwan 081298253456 & Agus 08174883513

ANGKRINGAN ini terbuka untuk UMUM & GRATIS.

Semoga Alloh memudahkan langkah kita untuk datang ke majelis ilmu & kita mendapat manfaat dari acara ini.

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (1)
Recent Activity:
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
.

__,_._,___
5 Daarut Tauhiid: November 2012   Mengajak semua teman - teman untuk datang dan meramaikan  Angkringan ini terbuka untuk UMUM ...

[daarut-tauhiid] Mempercepat Kesuksesan dengan Amalan Shalat dan Puasa Sunah

Amalan sunah, terutama shalat dan puasa sunah memiliki keutamaan yang sangat besar. Salah satunya ialah dapat mengangkat derajat dan menghapuskan kesalahan, sebagaimana sabda Rasulullah saw, "Hendaklah kalian banyak bersujud. Sesungguhnya apabila kalian bersujud kepada Allah sekali saja, akan Allah angkat derajat kalian dan akan Allah hapuskan satu kesalahan kalian." (HR Muslim). Dalam satu rakaat shalat saja sudah terdapat dua kali sujud. Bagaimana jika kita melakukannya 20 rakaat lebih?

Semakin banyak shalat seseorang, maka semakin tinggi pula derajatnya dan semakin banyak yang terhapus kesalahannya. Semakin tinggi derajat seorang mukmin maka semakin dicintai Allah dan makhluk-Nya. Kecintaan-Nya akan membuahkan hikmah yang sangat besar bagi hidup seseorang. Jika ia meminta kepada-Nya, Allah akan mengabulkannya sehingga kesuksesan akan mudah diraih dengan cepat. Di dalam satu hadits qudsi, Allah SWT berfirman:

"…Hamba-Ku senantiasa mendekatkan diri kepada-Ku dengan ibadah-ibadah sunah sehingga Aku mencintainya. Apabila Aku mencintainya, Aku akan menjadi pendengarannya yang dengannya ia mendengar, menjadi penglihatannya yang dengannya ia melihat, menjadi tangannya yang dengannya ia memukul, dan menjadi kakinya yang dengannya ia berjalan. Apabila ia meminta, pasti akan Aku berikan. Apabila ia meminta perlindungan, pasti Aku beri perlindungan…." (HR Bukhari).

Dari hadits di atas, jika kita sudah dapat meraih cinta Allah, hidup akan bahagia dengan kenikmatan yang mungkin saja tidak pernah terbayangkan oleh mereka yang awam dalam ibadah. Kenikmatan yang mampu dirasakan secara zhahir dan batin, meteril dan spiritual. Anda tidak perlu bersusah payah mengejar kesuksesan, karena kesuksesan akan menghampiri Anda dengan sendirinya. Pasalnya, karena Anda telah bersama Allah, sehingga apa yang diharapkan akan terwujud dengan cepat sesuai kehendak-Nya.




------------------------------------

====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
daarut-tauhiid-digest@yahoogroups.com
daarut-tauhiid-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
daarut-tauhiid-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
5 Daarut Tauhiid: November 2012 Amalan sunah, terutama shalat dan puasa sunah memiliki keutamaan yang sangat besar. Salah satunya ialah dapat mengangkat derajat dan menghap...

[daarut-tauhiid] Mempelajari dan Mengamalkan Al Qur’an dan Hadits

 

Assalamu'alaikum wr wb,

Mempelajari dan Mengamalkan Al Qur'an dan Hadits
Agama Islam merupakan agama yang mengajarkan ummatnya agar hidup bahagia di dunia dan akhirat.
"Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (keni`matan) duniawi …" [Al Qashash:77]
Sayangnya, banyak ummat Islam yang tidak mempelajari sumber ajaran Islam dan mengamalkannya, sehingga timbul berbagai macam bid'ah, aliran sesat, kerusakan akhlak dan lain sebagainya.
Sebagai contoh, kita sering melihat orang yang beragama Islam, tapi dia tidak sholat, berjudi, berzinah, korupsi, dan sebagainya. Ada juga ummat Islam yang terjerumus ke dalam kelompok sesat seperti Inkar Sunnah yang tidak mengakui dan tidak mau mengikuti sunnah Nabi, atau kelompok Ahmadiyyah yang tidak mengakui Nabi Muhammad sebagai Nabi terakhir dan lain sebagainya. Hal ini jelas selain sesat juga menimbulkan kemunduran di kalangan ummat Islam.
Oleh karena itu, ummat Islam perlu mempelajari ajaran Islam berdasarkan sumber yang sahih, bukan dari sumber yang tak jelas agar tidak tersesat. Sumber ajaran agama Islam ada 2, yaitu Al Qur'an dan Hadits/Sunnah.
Sabda Rasulullah Saw: "Aku tinggalkan padamu dua hal, yang tidak akan sesat kamu selama berpegang teguh kepada keduanya, yaitu Kitabullah dan sunnah Nabi-Nya."(HR Ibnu 'Abdilbarri)
Al-Qur'an adalah kumpulan firman-firman Allah swt yang disampaikan kepada Nabi, yang isinya dan redaksinya berasal dari Allah SWT, dan diperintahkan oleh Nabi untuk ditulis oleh para penulis wahyu. Sedang Hadits atau Sunnah adalah segala perkataan Nabi (juga perbuatan dan izinnya) dalam mendidik ummatnya sesuai dengan bimbingan wahyu dari Allah SWT.
AL QUR'AN
Al Qur'an sebagai petunjuk sudah tidak diragukan lagi:
"Kitab (Al Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa," [Al Baqoroh:2]
Sebagai seorang Muslim, kita diperintahkan Allah untuk membaca Al Qur'an, agar bisa mendapatkan petunjuk yang terkandung di dalamnya:
"Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Qur'an)…" [Al Ankabuut:45]
Al Qur'an diturunkan dalam bahasa Arab, karena itu untuk mengetahui artinya, hendaknya kita mengartikannya sesuai dengan aturan bahasa Arab yang baku, bukan dengan tafsiran kita pribadi:
"Sesungguhnya Kami menjadikan Al Qur'an dalam bahasa Arab supaya kamu memahami (nya)." [Az Zukhruf:3]
Jika kita tak paham bahasa Arab, hendaknya kita baca terjemahannya juga (misalnya dari Depag/Kerajaan Arab Saudi). Kita harus hati-hati membeli kitab Terjemah Al Qur'an agar jangan sampai yang kita beli adalah terjemahan dari kaum yang sesat/Yahudi yang justru memelintir maknanya.
Jangan sampai kita khatam Al Qur'an berkali-kali tapi tidak mengerti artinya sama sekali. Sehingga tidak bisa mengamalkan/mempraktekkan petunjuk Allah yang ada di dalam Al Qur'an. Orang seperti itu disebut Allah seperti keledai:
"Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya Taurat, kemudian mereka tiada memikulnya adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal. Amatlah buruknya perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah itu. Dan Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang zalim. " [Al Jumu'ah 5]
Terkadang banyak terjadi perbedaan penafsiran, dari yang kecil, hingga yang tidak bisa ditolerir lagi.
Misalnya, ada sebagian orang yang meski ayatnya sudah demikian jelas, namun mentafsirkannya sedemikian rupa, sehingga bertentangan dengan makna aslinya. Contohnya ada orang yang dengan alasan kesetaraan gender, berusaha merubah hukum waris yang ada dalam Al Qur'an serta menolak ayat An Nisaa:34 yang menyatakan bahwa pria adalah pemimpin bagi kaum wanita. Hal ini jelas bertentangan dengan Al Qur'an:
"Dia-lah yang menurunkan Al Kitab (Al Qur'an) kepada kamu. Di antara (isi) nya ada ayat-ayat yang muhkamaat itulah pokok-pokok isi Al Qur'an dan yang lain (ayat-ayat) mutasyaabihaat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebagian ayat-ayat yang mutasyabihat untuk menimbulkan fitnah dan untuk mencari-cari ta'wilnya, padahal tidak ada yang mengetahui ta'wilnya melainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: "Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyabihat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami." Dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal." [Ali Imron:7]
Jika setiap ayat Al Qur'an ditafsirkan secara berbeda-beda, bahkan berlawanan dengan makna aslinya, bagaimana kita bisa mengamalkan Al Qur'an secara benar? Ayat Al Qur'an yang Muhkamaat (jelas) tidak perlu ditafsirkan lagi, tapi hendaknya diamalkan, sedang ayat yang mutasyabihat hendaknya kita imani, bukan diperdebatkan sehingga menimbulkan fitnah.
Jika kita telah membaca dan memahami Al Qur'an, hendaklah kita mengikuti perintah-perintah Allah SWT yang ada di dalam Al Qur'an dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari:
"Dan Al Qur'an itu adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati, maka ikutilah dia dan bertakwalah agar kamu diberi rahmat," [Al An'aam:155]
Dengan membaca Al Qur'an, kita tahu bahwa kita diperintahkan untuk beriman kepada Allah, Rasul-Nya, dan Al Qur'an. Selain itu kita juga diberitahu tentang masalah Malaikat dan juga hari Kiamat:
"Maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada cahaya (Al Qur'an) yang telah Kami turunkan. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." [At Taghaabun:8]
"Mereka tidak disusahkan oleh kedahsyatan yang besar (pada hari kiamat), dan mereka disambut oleh para malaikat. (Malaikat berkata): "Inilah harimu yang telah dijanjikan kepadamu"." [Al Anbiyaa:103]
Jika kita mempelajari Al Qur'an, maka kita akan tahu siapakah Pencipta segala sesuatu, dan sesungguhnya tidak ada Tuhan selain Allah:
"(Yang memiliki sifat-sifat yang) demikian itu ialah Allah Tuhan kamu; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia; Pencipta segala sesuatu, maka sembahlah Dia; dan Dia adalah Pemelihara segala sesuatu." [Al An'aam:102]
"Mereka menjadikan orang-orang alimnya, dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah, dan (juga mereka mempertuhankan) Al Masih putera Maryam; padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan." [At Taubah:31]
Jika ummat Islam mempelajari ayat Al Qur'an di atas, niscaya mereka tidak akan murtad menyembah Tuhan yang lain. Bahkan mereka akan yakin bahwa ideologi sekuler buatan ilmuwan yang ada tidaklah pantas untuk menggantikan ajaran Islam yang telah diturunkan oleh Allah SWT.
Dengan membaca Al Qur'an, niscaya kita akan tahu bahwa perintah sholat, zakat, puasa, haji yang ada dalam rukun Islam itu merupakan kewajiban dari Allah SWT:
"Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku`lah beserta orang-orang yang ruku" [Al Baqoroh:43]
"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa," [Al Baqoroh:183]
Al Qur'an bukan cuma mengajarkan masalah iman dan ibadah kepada Allah saja, tapi juga mengajarkan untuk berbuat baik terhadap sesama manusia:
"Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri," [An Nisaa:36]
Di Al Qur'an kita diperintahkan untuk tidak memakan harta orang lain, jujur dalam berniaga, serta bersikap adil.
"Dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfa`at, hingga sampai ia dewasa. Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar kesanggupannya. Dan apabila kamu berkata, maka hendaklah kamu berlaku adil kendatipun dia adalah kerabat (mu), dan penuhilah janji Allah. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu ingat," [Al An'aam:152]
Jika ajaran itu diterapkan, niscaya Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme akan sirna..
HADITS
Ada kelompok yang dengan alasan hanya ingin berpedoman pada Al Qur'an saja, akhirnya mengingkari Sunnah/Hadits Nabi. Hal ini jelas tidak benar, karena mengikuti Nabi justru merupakan perintah Allah yang tercantum dalam Al Qur'an.
"Katakanlah: "Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua, yaitu Allah yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Yang menghidupkan dan mematikan, maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul Nya, Nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya) dan ikutilah dia, supaya kamu mendapat petunjuk"." [Al A'raf:158]
Al Qur'an hanya memuat garis besar dari perintah dan larangan Allah. Adapun rinicannya, maka Nabilah yang menjelaskannya.
"Hai Ahli Kitab, sesungguhnya telah datang kepadamu Rasul Kami, menjelaskan kepadamu banyak dari isi Al Kitab yang kamu sembunyikan, dan banyak (pula yang)
dibiarkannya. Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan kitab yang menerangkan." [Al Maa-idah:15]
"Aku (ini) tidak lain melainkan pemberi peringatan yang menjelaskan"." [Asy Syu'araa:115]
Sebagai contoh, di dalam Al Qur'an kita diperintahkan untuk sholat, tapi bagaimana cara melakukan sholat, misalnya harus diawali dengan niat, kemudian takbir, dan diakhiri dengan salam itu dijelaskan di hadits Nabi. Begitu pula perintah lainnya seperti puasa, zakat, haji, dan lain-lain. Sebagai contoh:
"Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar r.a katanya: Aku lihat Rasulullah s.a.w apabila memulai sembahyang, beliau mengangkat kedua tangan hingga ke bahu. Begitu juga sebelum rukuk dan bangkit dari rukuk. Beliau tidak mengangkatnya di antara dua sujud" [HR Bukhori, Muslim, Tirmizi, Nasa'I, Abu Daud, Ibnu Majah, Ahmad, Malik, Ad Darimi)
Pada zaman Nabi dan Sahabat, Hadits belum dibukukan. Seiring dengan perjalanan waktu, di mana akhirnya muncul hadits-hadits palsu, para ulama mulai memikirkan untuk membukukan hadits, agar bisa dibedakan mana hadits yang shahih dengan yang dloif (lemah) serta maudlu (palsu), dan mudah mencari referensi hadits.
Di antara kitab-kitab Hadits, yang terkenal adalah Kutubus Sittah. Kutubus Sittah berarti "Kitab yang Enam, yaitu kitab-kitab hadits yang menjadi standar rujukan para ulama dan kaum muslimin untuk menjadi hujjah bagi persoalan-persoalan agama. Di antaranya adalah Shahih Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Daud, Sunan Tirmidzi, Sunan Nasa'i, dan Sunan Ibnu Majjah. Lebih dari 90% hadits mengenai masalah hukum, tercantum dalam Kutubus Sittah.
Kita tidak bisa taqlid atau mengikuti begitu saja tanpa tahu dalil-dalil dari Al Qur'an dan Hadits:
"Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya." [Al Israa:36]

__._,_.___
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (3)
Recent Activity:
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
.

__,_._,___
5 Daarut Tauhiid: November 2012   Assalamu'alaikum wr wb, Mempelajari dan Mengamalkan Al Qur'an dan Hadits Agama I...

[daarut-tauhiid] TEMAN AKRAB

 

TEMAN AKRAB
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Sahabat seiman..,
Allah Ta'ala berfirman, artinya: "duhai celakanya aku, sekiranya dulu aku tidak menjadikan si fulan sebagai teman akrab, sungguh dia telah menyesatkan aku dari peringatan setelah datang kepadaku.." (Q.S. Al Furqon: 28-29)

Jika kau tak mampu menerangi teman akrabmu, jangan padamkan cahaya hidayahmu.

Jika cahayamu mulai meredup cobalah perhatikan teman siapa teman akrabmu..
Carilah teman akrab terbaik, raihlah sukses bersamanya, Selamat beraktifitas!
(@_SaiBah/ PIN BB 21D20C2A, sebarkan, smg berlimpah berkah!)

__._,_.___
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (1)
Recent Activity:
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
.

__,_._,___
5 Daarut Tauhiid: November 2012   TEMAN AKRAB السلام عليكم ورحمة الله وبركاته Sahabat seiman.., Allah Ta'ala berfirm...

Rabu, 28 November 2012

[daarut-tauhiid] mhn bantuan petunjuk terkait pekerjaan yg haram

 



Ass.wr.wb.ustadz2 daarut-tauhiid,
mhn bantuan petunjuknya untuk setiap pertanyaan dibawah ?

saat ini saya bekerja di perusahaan pembuat oli untuk
industri & otomotif,untuk masuk ke perusahaan ini saya
menggunakan ijasah di suatu universitas, untuk ujian masuk ke universitas tsb saya
menjalani ujian masuk dengan cara yg tidak benar yaitu membeli jawaban untuk ujian tsb dan
akhirnya saya berhasil masuk ke universitas tsb.

1.apakah pekerjaan saya yang bekerja di perusahaan 
tsb termasuk pekerjaan yg haram & rezeki yg diperoleh dari gaji
setiap bulan termasuk rezeki yg haram krn ujian masuk ke universitas
 dengan cara yg tidak benar ?

2.apakah saya harus keluar dari pekerjaan & mulai sekolah kembali dgn
cara yg benar krn ilmu/keahlian yg dia peroleh berasal dari cara yg tidak benar/curang ?

3. apakah seseorang tsb harus bertobat saja & tetap bekerja di perusahaan tsb
meskipun ujian masuk ke universitas atau ilmu/keahlian yg dia peroleh dengan cara yg tidak benar ?

terimakasih

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (2)
Recent Activity:
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
.

__,_._,___
5 Daarut Tauhiid: November 2012   Ass.wr.wb.ustadz2 daarut-tauhiid, mhn bantuan petunjuknya untuk setiap pertanyaan dibawa...

[daarut-tauhiid] Allah Sebaik-baik Penolong dan Pelindung!

 

Assalamu'alaikum wr wb,

Allah Sebaik-baik Penolong dan Pelindung!
ٱلَّذِينَ قَالَ لَهُمُ ٱلنَّاسُ إِنَّ ٱلنَّاسَ قَدْ جَمَعُوا۟ لَكُمْ فَٱخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ إِيمَٰنًۭا وَقَالُوا۟ حَسْبُنَا ٱللَّهُ وَنِعْمَ ٱلْوَكِيلُ
"(Yaitu) orang-orang (yang mentaati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan: "Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka", maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: "Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung." [Ali 'Imran 173]

حَسْبُنَا ٱللَّهُ وَنِعْمَ ٱلْوَكِيلُ
Itulah ucapan orang-orang yang beriman. Mereka mendapat nikmat dan karunia yang besar dari Allah dan terhindar dari segala bencana:

"Maka mereka kembali dengan nikmat dan karunia (yang besar) dari Allah, mereka tidak mendapat bencana apa-apa, mereka mengikuti keridhaan Allah. Dan Allah mempunyai karunia yang besar" [Ali 'Imran 174]

Kita harus meyakini bahwa Allah adalah sebaik-baik penolong dan pelindung.

نِعْمَ ٱلْمَوْلَىٰ وَنِعْمَ ٱلنَّصِيرُ
وَإِن تَوَلَّوْا۟ فَٱعْلَمُوٓا۟ أَنَّ ٱللَّهَ مَوْلَىٰكُمْ ۚ نِعْمَ ٱلْمَوْلَىٰ وَنِعْمَ ٱلنَّصِيرُ
"Dan jika mereka berpaling, maka ketahuilah bahwasanya Allah Pelindungmu. Dia adalah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong. " [Al Anfaal 40]

Jika ummat Islam di zaman Nabi yang harus berjihad dengan harta dan nyawanya dengan resiko leher terpenggal saja jadi tegar dengan meyakini Allah sebagai sebaik-baik pelindung dan penolong, mengapa kita tidak? Padahal ujian kita lebih remeh dari itu.

"Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu, dan (begitu pula) dalam (Al Quran) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, maka dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia adalah Pelindungmu, maka Dialah sebaik-baik Pelindung dan sebaik- baik Penolong." [Al Hajj 78]

"Tetapi (ikutilah Allah), Allahlah Pelindungmu, dan Dia-lah sebaik-baik Penolong." [Ali 'Imran 150]

 Ada baiknya kita sering mengucapkan kalimat di bawah dan meyakininya:

حَسْبُنَا ٱللَّهُ وَنِعْمَ ٱلْوَكِيلُ
نِعْمَ ٱلْمَوْلَىٰ وَنِعْمَ ٱلنَّصِيرُ
Cukuplah bagi kami Allah dan dia sebaik-baik pelindung

Sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong

Mintalah tolong kepada Allah, maka kita akan mulia (Al Ikhlas).

Tapi jika kita minta tolong kepada manusia, niscaya kita akan hina. Jaga diri dari meminta-minta meski kita butuh.

Sebaliknya bagi orang yang berkelebihan hendaklah menolong sesama yang membutuhkan dengan barang-barang yang berguna agar tidak dicap Allah sebagai "Pendusta Agama" sebagaimana di surat Al Maa'uun.

__._,_.___
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (2)
Recent Activity:
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
.

__,_._,___
5 Daarut Tauhiid: November 2012   Assalamu'alaikum wr wb, Allah Sebaik-baik Penolong dan Pelindung! ٱلَّذِينَ قَالَ لَ...

Selasa, 27 November 2012

[daarut-tauhiid] Mengamalkan Basmalah untuk Meraih Sukses dan Berkah

Rasulullah saw bersabda, "Setiap perbuatan penting, yang tidak dimulai dengan kalimat bismillaahir rahmaanir rahiim, maka perbuatan tersebut cacat (terputus)." (HR As-Syuyuthi). Kalimat basmalah memiliki kandungan makna yang sangat luas dan dalam serta memiliki keutamaan yang sangat besar. Karenanya, basmalah menjadi kunci pertolongan jika dibaca ketika memulai aktivitas. Basmalah merupakan ringkasan atau intisari dari seluruh isi Al-Qur`an. Terdapat banyak hadits dan pendapat ulama yang menerangkan tentang dahsyatnya basamalah ini.

Pengamalan kalimat basmalah sebagai bacaan dzikir, sebanyak dan sesering yang kita mampu, dapat membangkitkan kekuatan ruhani. Dari beberapa keterangan dan pengalaman, terdapat kekuatan internal dalam pengamalan basmalah dan pemaknaannya. Basmalah memberi keberkahan bagi setiap orang yang mengamalkannya sehingga ia mendapat banyak keutamaan dalam hidupnya. Di antaranya sebagai berikut.

Pertama, mendapatkan petunjuk, dicukupi kebutuhan, dan diberi penjagaan. Hal ini sebagaimana diterangkan dalam sabda Rasulullah, "Barangsiapa yang ketika keluar dari rumahnya mengucapkan, bismillahi tawakaltu 'alallah, la haula wa laa quwwata illa billah (dengan menyebut nama Allah aku bertawakal, tiada daya dan kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah) maka engkau telah diberi petunjuk, telah pula dicukupi keperluanmu, jika telah diberi penjagaan, setan pun menyingkir darinya." (HR Abu Dawud, Turmudzi, dan Nasa'i).

Kedua, meraih kehidupan yang baik (hayatan thoyyibah). Kehidupan yang baik diartikan sebagai kehidupan seseorang yang suasananya berbeda dari kehidupan orang kebanyakan. Kehidupan yang baik diindikasikan oleh perasaan lega, kerelaan, kesabaran dalam menerima berbagai ujian Allah, dan semangat bersyukur yang sangat kuat. Dengan kondisi seperti itu, orang yang ada di dalamnya tidak mengalami ketakutan yang mencekam, atas kesedihan yang melampaui batas. Dalam konteks modern, kehidupan yang baik sepadan dengan kehidupan yang berkualitas (quality of life), baik dalam hal ekonomi, kesehatan, hubungan sosial, partisipasi, pekerjaan, maupun pendidikan.


------------------------------------

====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
daarut-tauhiid-digest@yahoogroups.com
daarut-tauhiid-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
daarut-tauhiid-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
5 Daarut Tauhiid: November 2012 Rasulullah saw bersabda, "Setiap perbuatan penting, yang tidak dimulai dengan kalimat bismillaahir rahmaanir rahiim, maka perbuatan te...

[daarut-tauhiid] Bisnis HAM Memalukan

 

KH Hasyim Muzadi: Bisnis HAM Memalukan

Jakarta – KabarNet: Mantan Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi mengkritik keras aktivis HAM di Indonesia. Pasalnya dalam peristiwa agresi Israel ke Gaza lebih dari sepekan lalu, tak ada sepatah kata atau pernyataan pun dari para penggiat HAM yang mengecam Israel. Apalagi sampai mengatakan Israel sebagai pelanggar HAM berat.

Ia mengatakan, para aktivis HAM di Indonesia hampir tidak mungkin diharapkan untuk mengatakan Israel dan pendukungnya melanggar HAM berat secara internasional. "Mereka, para penggiat HAM Indonesia, pada umumnya lebih suka meneliti bangsanya sendiri dengan tuduhan melanggar HAM berat".

Mana mungkin Penggiat HAM Indonesia mengutuk aksi kebrutalan Israel? Mereka tentu berpikir ribuan kali untuk mengeluarkan kritikan apalagi kecaman kepada "juragan" penyandang dana yang nantinya malah menggoyang kelangsungan pekerjaan mereka. Aktivis HAM biasanya lebih lancar berbicara tentang konflik Sampang, Poso, Cikesik, Ciketing, Cirebon, Solo, Ambon, Papua, Lampung, Aceh, dan yang terakhir membela PKI sebagai korban.

Kiai Hasyim menuturkan, mereka tu mengangkat persoalan bukan untuk mencari penyelesaian dalam nuansa ke-Indonesiaan, tapi hanya mencatat serangkaian insiden untuk kemudian dilaporkan ke luar negeri, agar asing bisa menghukum Indonesia. "Pekerjaan bisnis HAM semacam ini tentu tidak berguna untuk Indonesia dan juga tidak terpuji. Apalagi kalau berdasarkan program paket bantuan asing, tentu pekerjaan memalukan," tandasnya.

Oleh karena itu, para aktivis HAM ini hampir tidak mungkin diharapkan untuk memperjuangkan HAM di kancah internasional. "Hampir tidak mungkin diharapkan untuk mengatakan Israel atau pendukungnya melanggar HAM berat secara internasional," kata Kiai Hasyim Muzadi, Jumat (23/11/2012).

Karena itu, kata KH Hasyim Muzadi, kaum Muslimin di Indonesia sudah saatnya merapatkan barisan. Tidak boleh ada lagi lembaga Islam atau "yang keislam-islaman" terpengaruh terhadap program intervensi pemikiran ini hanya karena ingin disebut intelek atau berwawasan global. "Waspadalah kaum Muslimin dan Bangsa Indonesia terhadap HAM yang westernis dan neokomunis," pungkasnya. [KbrNet/Slm]

 
Dr.Eng. Taufik Djatna

Industrial System Engineering Lab.
Dept of AgroIndustrial Technology
Bogor Agricultural University
Po Box 220 Bogor 16002
West Java Indonesia

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (1)
Recent Activity:
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
.

__,_._,___
5 Daarut Tauhiid: November 2012   KH Hasyim Muzadi: Bisnis HAM Memalukan Jakarta – KabarNet: Mantan Ketua Umum PBNU KH Hasyi...

[daarut-tauhiid] Antara Janji ar-Rahman ataukah Ancaman Setan

 

Antara Janji ar-Rahman ataukah Ancaman Setan
Oleh Abu Umar Abdillah<http://www.arrisalah.net/tafsir-qolbi/2012/07/antara-janji-ar-rahman-ataukah-ancaman-setan.html#comments>
[image: Antara Janji ar-Rahman ataukah Ancaman Setan]

*"Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh
kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjanjikan untukmu ampunan
daripada-Nya dan karunia. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha
Mengatahui"* (QS. al-Baqarah: 268)

Imam Hasan al-Bashri menyebutkan, sekitar sembilan puluh tempat di dalam
al-Qur'an menegaskan bahwa Allah telah menetapkan kadar rezeki dan
menjaminnya untuk makhluk-Nya. Dan hanya pada satu ayat Allah menyebutkan
ancaman setan, "asy-syaithaanu ya'idukumul faqra, "Setan menjanjikanmu
dengan kefakiran."

Akan tetapi, betapa anehnya manusia, mereka takut dengan satu kali ancaman
setan yang hobi berdusta, lalu melupakan 90 kali janji Allah yang Mahabenar
dan tak mungkin dusta. Rasa takut manusia terhadap ancaman setan tersebut
diindikasikan dengan beberapa keadaan.

Pertama, ketika manusia takut miskin, kekhawatirannya yang berlebihan
menyebabkan ia kurang selektif dalam mencari penghasilan. Berlaku korup,
menipu, transaksi riba, pergi ke dukun dan cara lain yang diharamkan.
Seperti slogan yang populer kita dengar "Mencari yang haram saja susah,
apalagi yang halal!" Ia lupa bahwa justru dengan mencukupkan yang halal
niscaya rezki menjadi mudah. Sebaliknya, perbuatan dosa menjadi penghalang
datangnya rezki atau menghilangkan keberkahannya. Nabi n bersabda,

إنَّ الرَّجُلَ لَيُحْرَمُ الرِّزْقَ بِالذَّنْبِ يُصِيبُهُ

"Sesungguhnya seseorang bisa terhalang dari rezki dikarenakan dosa yang ia
perbuat" (HR Ahmad, Ibnu Majah, al-Hakim)

Jikalau pun seseorang mendapatkan rezki dengan kemaksiatan, keberkahan akan
dicabut. Harta tak membuat hidupnya bahagia, bahkan menjerumuskan ia ke
dalam penderitaan dan kesengsaraan yang datang tak terkira. Belum lagi efek
tertampiknya doa, tertolaknya amal shalih dan hisab yang berat di akhirat.

Kedua, ketika seseorang mengkhawatirkan dirinya fakir, lalu ia tenggelam
dengan kesibukan mencari penghasilan, hingga menelantarkan kewajiban dan
ketaatan kepada Allah. Ketika itu, berarti ia telah mentaati setan dan
mempercayai ancaman setan. Padahal, karakter setan itu 'kadzuub', pendusta.
Berapa banyak dari kita yang menghabiskan waktu, tenaga dan pikirannya
untuk memikirkan dan memburu harta. Di hari-hari biasa mereka sibuk belajar
ilmu duniawi, yang lain lagi hanya fokus dengan bisnis duniawi, sementara
hari libur dipergunakan untuk rekreasi. Lantas kapan mereka sempatkan
belajar ilmu syar'I, kapan pula mereka pikirkan nasib ukhrawi. Bagaimana
masuk akal ketika seseorang menyiapkan bekal untuk hidup selama 60 atau 70
tahun dengan bekerja seharian, namun mereka siapkan bekal untuk akhirat
yang lamanya tak berujung justru hanya dengan waktu sisa dan tenaga sisa?

Padahal, rejeki itu mutlak dalam kekuasaan Allah. Dia memberi atau menahan
rejeki bagi siapa saja yang dikehendaki-Nya dan mencegah siapapun yang Dia
kehendaki. Meski dengan 'cash flow' yang meyakinkan, rencana yang jitu,
peluang yang menjanjikan, tetap saja Allah yang menjadi Penentu,

"*Atau siapakah dia yang memberi kamu rezeki jika Allah menahan rezeki-Nya?
Sebenarnya mereka terus menerus dalam kesombongan dan menjauhkan diri?*"
(QS. al-Mulk: 21)

Bagaimana seseorang akan mendapatkan bagian cukup dari karunia-Nya,
sementara ia berpaling dari ketaatan kepada-Nya? Logika yang sehat justru
menunjukkan, bahwa dengan amal shalih, menjalankan ketaatan, menjauhi
maksiat dan mendatangkan keridhaan Allah akan mengundang hadirnya kemurahan
Allah. Abu Hurairah meriwayatkan dari Nabi n, bahwa beliau bersabda,

إِنَّ اللَّهَ تَعَالَى يَقُولُ يَا ابْنَ آدَمَ تَفَرَّغْ لِعِبَادَتِى
أَمْلأْ صَدْرَكَ غِنًى وَأَسُدَّ فَقْرَكَ وَإِلاَّ تَفْعَلْ مَلأْتُ
يَدَيْكَ شُغْلاً وَلَمْ أَسُدَّ فَقْرَكَ

"sesungguhnya Allah Ta'ala berfirman, "Wahai Anak Adam, luangkanlah olehmu
untuk beribadah kepada-Ku, niscaya Aku akan penuhi dadamu dengan kekayaan,
dan aku tutup kefakiranmu. Jika tidak, niscaya Aku akan penuhi tanganmu
dengan kesibukan, dan tidak Aku tutup kefakiranmu." (HR Tirmidzi, al-Albani
mengatakan "shahih")

Tanda ketiga bahwa seseorang telah terkena hasutan setan yang
menakut-nakuti dengan kefakiran adalah tatkala manusia bakhil dan enggan
berbagi. Ibnu Qayyim al-Jauziyah menelaskan firman Allah,

Yakni setan menakut-nakutimu dengan membisikkan, "Jika kamu menginfakkan
hartamu, kamu akan menjadi fakir" dan menyuruhmu berbuat fahsya' yakni
bakhil. Muqatil dan al-Kulabi mengatakan, "Semua kata fahsya' dalam
al-Qur'an maknanya adalah zina kecuali pada ayat ini, makna fahsya' di sini
adalah bakhil."

Orang yang termakan oleh hasutan setan, pada akhirnya hanya mengenal
hitungan matematis belaka. Bahwa uang akan berkurang nilainya ketika
sebagian disedekahkan. Harta juga akan berkurang kadarnya jika dizakatkan
sebagiannya. Mereka lupa bahwa harta yang di tangan mereka adalah pemberian
dari Allah. Dan Allah menghendaki penambahan nikmat itu dengan cara
sedekah, dan tercabutnya nikmat itu dengan maksiat dan menolak sedekah.
Bahkan setiap datang pagi hari, dua malaikat turun untuk berdoa. Satu
malaikat berdoa,

اللَّهُمَّ أَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا

"Ya Allah berilah ganti (yang lebih baik) bagi yang bersedekah" (HR Bukhari)

Sedangkan malaikat satunya berdoa,

اللَّهُمَّ أَعْطِ مُمْسِكًا تَلَفًا

"Ya Allah, berilah kebangkrutan bagi orang yang menahan sedekah." (HR
Bukhari)

Lantas dimanakah letak cerdasnya akal bagi orang yang memilih doa
kebangkrutan? Dimanakah pula keimanan seseorang yang lebih percaya satu
kali janji setan pendusta katimbang 90 kali janji Ar-Rahman? Adapun seorang
mukmin, sepenuhnya yakin meski diingatkan dengan satu ayat saja,

"*Sedang Allah menjanjikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan
Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengatahui.*" (QS. al-Baqarah: 268)

*Wallahu a'lam bishawab*. (Abu umar Abdillah)

http://www.arrisalah.net/tafsir-qolbi/2012/07/antara-janji-ar-rahman-ataukah-ancaman-setan.html

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (1)
Recent Activity:
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
.

__,_._,___
5 Daarut Tauhiid: November 2012   Antara Janji ar-Rahman ataukah Ancaman Setan Oleh Abu Umar Abdillah< http://www.arrisalah...

[daarut-tauhiid] Apa Kata Mantan KSAD Tyasno Sudarto Soal I'dad Aceh?

Apa Kata Mantan KSAD Tyasno Sudarto Soal I'dad Aceh?

*JAKARTA (voa-islam.com) -* Kita tentu masih ingat peristiwa
pembunuhan dan penangkapan
oleh Densus 88 terhadap ratusan mujahidin yang mengikuti *i'dad* atau
pelatihan militer di pegunungan Jalin Jantho, Aceh pada Februari 2010 silam.

Berdasarkan pengakuan para mujahidin sendiri, ternyata maksud dan tujuan
yang sebenarnya dari diadakannya *Tadrib 'Askary* (Pelatihan Militer)
tersebut sejak awal adalah semata-mata sebagai persiapan untuk menolong
kaum muslimin yang tertindas dan terjajah dengan keji di berbagai belahan
bumi Islam dan kaum muslimin, terutama bumi suci Palestina.

Pertengahan November 2012 kemarin situasi di Gaza sempat kembali memanas
setelah Israel melakukan serangan udara.

Umat Islam di Indonesia tentu tak mau tinggal diam, diantara mereka ada
yang memiliki *ghirah *(semangat) tinggi sehingga berniat menjadi relawan
dan berangkat berjihad menolong saudaranya di Palestina.

Namun, berbagai kekhawatiran muncul lantaran pemerintah negeri ini yang
sama sekali tak mau mengirimkan TNI ke Gaza justru malah menangkapi para
mujahidin yang berniat jihad ke Palestina saat melaksanakan i'dad seperti
di Aceh beberapa tahun lalu.

...Itu kan sistem yang keliru, relawan kan kok dibilang teroris. Orang yang
berjuang membela umat Islam, memperjuangkan kebebasan dan kemerdekaan dari
penindasan itu tidak bisa dibilang teroris

Melihat fenomena tersebut, mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD),
Jenderal TNI (Purn) Tyasno Sudarto menyatakan bahwa sistem negeri inilah
yang keliru dengan menangkapi para relawan.

"Itu kan sistem yang keliru, relawan kan kok dibilang teroris. Orang yang
berjuang membela umat Islam, memperjuangkan kebebasan dan kemerdekaan dari
penindasan itu tidak bisa dibilang teroris, ini yang salah," kata Tyasno
Sudarto usai menjadi pembicara dalam Halaqoh Islam dan Peradaban di Wisma
Antara, Kamis (22/11/2012).

Tyasno mengungkapkan jika pelatihan militer tersebut dikatakan sebagai
terorisme lantas bagaimana dengan Pramuka?

"Itu keliru, tidak bisa semua itu kemudian dibilang teroris. Oke, pelatihan
militer itu kan harus dilaporkan, harus terkoordinir oleh TNI atau polisi
misalnya, kemudian mereka mengadakan latihan tentara. Begitu ketahuan kan
harusnya diinterogasi dulu, kamu ini latihan tentara untuk apa? Jangan
kemudian orang melakukan latihan militer terus dibilang teroris, terus
bagaimana dengan pramuka?" jelas pria kelahiran Magelang 14 November 1948
itu.

...Jangan kemudian orang melakukan latihan militer terus dibilang teroris,
terus bagaimana dengan pramuka?



Ia menilai jika stigma teroris itu kadang digunakan pemerintah untuk
mencari proyek.

"Stigma teroris ini kadang-kadang dipakai oleh pemerintah atau Polri ini
untuk mencari proyek. Terutama karena sistem ini sudah lepas dari sistem
Islam menjadi sistem kapitalis dan sekuler maka musuhnya menjadi umat
Islam," ungkap Pimpinan Keluarga Besar Marhaenisme tersebut.

Menurutnya, TNI justru seharusnya melatih para pemuda dan rakyat sesuai
undang-undang yang menganut prinsip pertahanan dan keamanan rakyat semesta
(Hankamrata).

"TNI yang benar itu harusnya mendidik pemuda-pemuda untuk menjadi cadangan
kekuatan. Karena undang-undang Dasar kita mengatakan bahwa pertahanan dan
keamanan ini menjadi kewajiban seluruh warga negara, TNI itu menjadi
kekuatan ini. Kekuatan inti ini melatih kekuatan rakyat untuk menjadi
agen-agen pertahanan dan keamanan, prinsipnya pertahanan dan keamanan
rakyat semesta (Hankam Rata)," tambah mantan Kepala Badan Intelijen
Strategis (BAIS) TNI itu. [Ahmed Widad]

http://www.voa-islam.com/news/indonesiana/2012/11/26/21979/apa-kata-mantan-ksad-tyasno-sudarto-soal-idad-aceh/


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------------------

====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
daarut-tauhiid-digest@yahoogroups.com
daarut-tauhiid-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
daarut-tauhiid-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
5 Daarut Tauhiid: November 2012 Apa Kata Mantan KSAD Tyasno Sudarto Soal I'dad Aceh? *JAKARTA ( voa-islam.com ) -* Kita tentu masih ingat peristiwa pembunuhan dan p...

[daarut-tauhiid] Pahami Al Qur'an dengan para penunjuk

 

Pahami Al Qur'an dengan para penunjuk

Memang Al Qur'an adalah kitab dalam "bahasa arab yang jelas" (QS Asy Syu'ara' [26]: 195). namun pemahaman yang dalam haruslah dilakukan oleh orang-orang yang berkompeten (ahlinya).

Allah ta'ala berfirman yang artinya

"Kitab yang dijelaskan ayat-ayatnya, yakni bacaan dalam bahasa Arab, untuk kaum yang mengetahui" (QS Fush shilat [41]:3)

"Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui." [QS. an-Nahl : 43]

Al Qur'an adalah kitab petunjuk namun kaum muslim membutuhkan seorang penunjuk.

Al Qur'an tidak akan dipahami dengan benar tanpa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam sebagai seorang penunjuk

Firman Allah ta'ala yang artinya "Dan kami sekali-kali tidak akan mendapat petunjuk kalau Allah tidak memberi kami petunjuk. Sesungguhnya telah datang rasul-rasul Tuhan kami, membawa kebenaran". (QS Al A'raf [7]:43)

Secara berjenjang, penunjuk para Sahabat adalah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Penunjuk para Tabi'in adalah para Sahabat. penunjuk para Tabi'ut Tabi'in adalah para Tabi'in dan penunjuk kaum muslim sampai akhir zaman adalah Imam Mazhab yang empat

Suatu ketika Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mengadu kepada Tuhan: "Aku akan meninggalkan dunia ini, Aku akan meninggalkan umatku. Siapakah yang akan menuntun mereka setelahku? Bagaimana nasib mereka sesudahku?"

Allah ta'ala lalu menurunkan firman-Nya :

walaqad atainaaka sab'an mina almatsaanii wal wur'aana al'azhiima (QS Al Hijr [15] : 87)

"Kami telah mengaruniakanmu Assab'ul-matsani dan al-Qur'an yang agung." (Q.S. 15:87)

Assab'ul-matsani dan al-Qur'an, dua pegangan yang menyelamatkan kita dari kesesatan, dua perkara yang telah membuat Rasulullah shallallahu alaihi wasallam tenang meninggalkan umat.

Al Qur'an kita telah mengetahuinya lalu apakah yang dimaksud dengan Assab'ul-matsani ?

"Sab'an minal-matsani" terdiri dari tiga kata; Sab'an, Min dan al-Matsani. Sab'an berarti tujuh. Min berarti dari. Sementara al-Matsani adalah bentuk jama' dari Matsna yang artinya dua-dua. Dengan demikian maka Matsani berarti empat-empat (berkelompok-kelompok, setiap kelompok terdiri dari empat).

Dalam sebuah hadits Rasul menyebutkan bahwa Assab'ul-matsani itu adalah surat Fatihah. Itu benar, namun yang dimaksud oleh hadits tersebut adalah bahwasanya Assab'ul-matsani (tujuh kelompok) itu telah diisyaratkan oleh salah satu ayat dalam surat Fatihah, tepatnya pada firman-Nya yang artinya "Ya Allah, tunjukilah kami jalan yang lurus, yaitu jalan orang-orang yang Engkau karuniai nikmat". (QS Al Fatihah [1]:6-7)

Mereka itulah Assba'ul-matsani, sebagaimana firman Allah yang artinya, "Orang-orang yang dikaruniai nikmat oleh Allah adalah: Para nabi, para shiddiqin, para syuhada' dan orang-orang shalih, mereka itulah sebaik-baik teman". (QS An Nisaa [4]: 69)

Mereka itulah Assab'ul-matsani yakni orang-orang yang telah dikaruniai nikmat oleh Allah ta'ala sehingga berada pada jalan yang lurus dan menjadi seorang penunjuk yang patut untuk diikuti dalam memahami kitab petunjuk (Al Qur'an) sehingga menyelamatkan kita dari kesesatan serta menghantarkan kita mencapai kebahagian dunia dan akhirat

Imam Mazhab yang empat adalah termasuk Assab'ul-matsani yang menghantarkan kepada kebahagiaan dunia dan akhirat, sebagaimana pula telah disampaikan dalam tulisan pada http://mutiarazuhud.wordpress.com/2012/09/17/seorang-penunjuk

Sedangkan Assab'ul-matsani lainnya telah disampaikan dalam tulisan pada http://mutiarazuhud.wordpress.com/2012/09/16/yang-dikaruniai-nikmatnya/

Ilmu agama berbeda dengan ilmu-ilmu pengetahuan yang dapat dipelajari secara otodidak (belajar sendiri) dengan muthola'ah (menelaah) kitab di balik perpustakaan.

Ilmu agama adalah ilmu yang diwariskan dari ulama-ulama terdahulu yang tersambung kepada lisannya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda yang artinya "Sampaikan dariku sekalipun satu ayat dan ceritakanlah (apa yang kalian dengar) dari Bani Isra'il dan itu tidak apa (dosa). Dan siapa yang berdusta atasku dengan sengaja maka bersiap-siaplah menempati tempat duduknya di neraka" (HR Bukhari)

Hadits tersebut bukanlah menyuruh kita menyampaikan apa yang kita baca dan pahami sendiri dari kitab atau buku

Hakikat makna hadits tersebut adalah kita hanya boleh menyampaikan satu ayat yang diperoleh dan didengar dari para ulama yang sholeh dan disampaikan secara turun temurun yang bersumber dari lisannya Sayyidina Muhammad Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam.

Oleh karenanya ulama dikatakan sebagai pewaris Nabi.

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, "Ulama adalah pewaris para nabi" (HR At-Tirmidzi).

Ulama pewaris Nabi artinya menerima dari ulama-ulama yang sholeh sebelumnya yang tersambung kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.

Dalam perkara agama tidak ada hal yang baru. Kita justru harus berlaku jumud atau istiqomah sebagaimana apa yang disampaikan oleh lisannya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.

Salah satu ciri dalam metode pengajaran talaqqi adalah sanad. Pada asalnya, istilah sanad atau isnad hanya digunakan dalam bidang ilmu hadits (Mustolah Hadits) yang merujuk kepada hubungan antara perawi dengan perawi sebelumnya pada setiap tingkatan yang berakhir kepada Rasulullah -Shollallahu `alaihi wasallam- pada matan haditsnya.

Namun, jika kita merujuk kepada lafadz Sanad itu sendiri dari segi bahasa, maka penggunaannya sangat luas. Dalam Lisan Al-Arab misalnya disebutkan: "Isnad dari sudut bahasa terambil dari fi'il "asnada" (yaitu menyandarkan) seperti dalam perkataan mereka: Saya sandarkan perkataan ini kepada si fulan. Artinya, menyandarkan sandaran, yang mana ia diangkatkan kepada yang berkata. Maka menyandarkan perkataan berarti mengangkatkan perkataan (mengembalikan perkataan kepada orang yang berkata dengan perkataan tersebut)".

Jadi, metode isnad tidak terbatas pada bidang ilmu hadits. Karena tradisi pewarisan atau transfer keilmuwan Islam dengan metode sanad telah berkembang ke berbagai bidang keilmuwan. Dan yang paling kentara adalah sanad talaqqi dalam aqidah dan mazhab fikih yang sampai saat ini dilestarikan oleh ulama dan universitas Al-Azhar Asy-Syarif. Hal inilah yang mengapa Al-Azhar menjadi sumber ilmu keislaman selama berabad-abad. Karena manhaj yang di gunakan adalah manhaj shahih talaqqi yang memiliki sanad yang jelas dan sangat sistematis. Sehingga sarjana yang menetas dari Al-azhar adalah tidak hanya ahli akademis semata tapi juga alim.

Sanad ini sangat penting, dan merupakan salah satu kebanggaan Islam dan umat. Karena sanad inilah Al-Qur'an dan sunah Nabawiyah terjaga dari distorsi kaum kafir dan munafik. Karena sanad inilah warisan Nabi tak dapat diputar balikkan.

Ibnul Mubarak berkata :"Sanad merupakan bagian dari agama, kalaulah bukan karena sanad, maka pasti akan bisa berkata siapa saja yang mau dengan apa saja yang diinginkannya (dengan akal pikirannya sendiri)." (Diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Muqoddimah kitab Shahihnya 1/47 no:32 )

Imam Syafi'i ~rahimahullah mengatakan "tiada ilmu tanpa sanad".

Imam Malik ra berkata: "Janganlah engkau membawa ilmu (yang kau pelajari) dari orang yang tidak engkau ketahui catatan (riwayat) pendidikannya (sanad ilmu)"

Al-Hafidh Imam Attsauri ~rahimullah mengatakan "Penuntut ilmu tanpa sanad adalah bagaikan orang yang ingin naik ke atap rumah tanpa tangga"

Bahkan Al-Imam Abu Yazid Al-Bustamiy , quddisa sirruh (Makna tafsir QS.Al-Kahfi 60) ; "Barangsiapa tidak memiliki susunan guru dalam bimbingan agamanya, tidak ragu lagi niscaya gurunya syetan" Tafsir Ruhul-Bayan Juz 5 hal. 203

Tanda atau ciri seorang ulama tidak terputus sanad ilmu atau sanad gurunya adalah pemahaman atau pendapat ulama tersebut tidak menyelisihi pendapat gurunya dan guru-gurunya terdahulu serta berakhlak baik

Asy-Syeikh as-Sayyid Yusuf Bakhour al-Hasani menyampaikan bahwa "maksud dari pengijazahan sanad itu adalah agar kamu menghafazh bukan sekadar untuk meriwayatkan tetapi juga untuk meneladani orang yang kamu mengambil sanad daripadanya, dan orang yang kamu ambil sanadnya itu juga meneladani orang yang di atas di mana dia mengambil sanad daripadanya dan begitulah seterusnya hingga berujung kepada kamu meneladani Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam. Dengan demikian, keterjagaan al-Qur'an itu benar-benar sempurna baik secara lafazh, makna dan pengamalan"

Selain sanad, ciri dalam manhaj pengajaran talaqqi adalah ijazah. Ijazah ada yang secara tertulis dan ada yang hanya dengan lisan. Memberikan ijazah sangat penting. Menimbang agar tak terjadinya penipuan dan dusta dalam penyandaran seseorang. Apalagi untuk zaman sekarang yang penuh kedustaan, ijazah secara tertulis menjadi suatu keharusan.

Tradisi ijazah ini pernah dipraktekkan oleh Nabi shallallahu alaihi wasallam ketika memberikan ijazah (baca: secara lisan) kepada beberapa Sahabat ra. dalam keahlian tertentu. Seperti keahlian sahabat di bidang Al-Qur'an.

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda yang artinya, "Sesungguhnya orang yang paling aku cintai di antara kalian adalah orang yang paling baik akhlaknya`. Dan beliau juga bersabda: "Ambillah bacaan Al Qur'an dari empat orang. Yaitu dari `Abdullah bin Mas'ud, kemudian Salim, maula Abu Hudzaifah, lalu Ubay bin Ka'ab d an Mu'adz bin Jabal." (Hadits riwayat Al-Bukhari dan Muslim).

Jadi Al Qur'an adalah kitab petunjuk namun kita memerlukan para penunjuk untuk dapat memahaminya dengan benar.

Para penunjuk adalah:

1. Para ulama yang sholeh yang mengikuti Imam Mazhab yang empat

Allah ta'ala berfirman yang artinya "Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar". (QS at Taubah [9]:100)

Dari firmanNya tersebut dapat kita ketahui bahwa orang-orang yang diridhoi oleh Allah Azza wa Jalla adalah orang-orang yang mengikuti Salafush Sholeh.

Sedangkan orang-orang yang mengikuti Salafush Sholeh yang paling awal dan utama adalah Imam Mazhab yang empat karena Imam Mazhab yang empat bertemu dan bertalaqqi (mengaji) dengan Salafush Sholeh sehingga Imam Mazhab yang empat mendapatkan pemahaman Salafush Sholeh dari lisannya langsung dan Imam Mazhab yang empat melihat langsung cara beribadah atau manhaj Salafush Sholeh.

Imam Mazhab yang empat adalah para ulama yang sholeh dari kalangan "orang-orang yang membawa hadits" yakni membawanya dari Salafush Sholeh yang meriwayatkan dan mengikuti sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam

Jadi yang termasuk para penunjuk adalah para ulama yang sholeh dari kalangan "orang-orang yang membawa hadits" yakni para ulama yang sholeh yang mengikuti salah satu dari Imam Mazhab yang empat

Para ulama yang sholeh yang mengikuti dari Imam Mazhab yang empat adalah para ulama yang sholeh yang memiliki ketersambungan sanad ilmu (sanad guru) dengan Imam Mazhab yang empat atau para ulama yang sholeh yang memiliki ilmu riwayah dan dirayah dari Imam Mazhab yang empat.

2. Para ulama yang sholeh dari kalangan ahlul bait, keturunan cucu Rasulullah

Para ulama yang sholeh dari kalangan ahlul bait, keturunan cucu Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pada umumnya memiliki ketersambungan dengan lisannya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam melalui dua jalur yakni

1. Melalui nasab (silsilah / keturunan). Pengajaran agama baik disampaikan melalui lisan maupun praktek yang diterima dari orang tua-orang tua mereka terdahulu tersambung kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam

2. Melalui sanad ilmu atau sanad guru. Pengajaran agama dengan bertalaqqi (mengaji) dengan para ulama yang sholeh yang mengikuti Imam Mazhab yang empat yakni para ulama yang sholeh memiliki ilmu riwayah dan dirayah dari Imam Mazhab yang empat atau para ulama yang sholeh yang memiliki ketersambungan sanad ilmu atau sanad guru dengan Imam Mazhab yang empat

Sehingga para ulama yang sholeh dari kalangan ahlul bait, keturunan cucu Rasulullah shallallahu alaihi wasallam lebih terjaga kemutawatiran sanad, kemurnian agama dan akidahnya.

Lalu apakah ulama Ibnu Taimiyyah, ulama Muhammad bin Abdul Wahhab dan para pengikutnya seperti ulama Al Albani adalah termasuk para penunjuk ?

Mereka adalah korban hasutan atau korban ghazwul fikri (perang pemahaman) dari kaum Yahudi atau yang dikenal sekarang dengan Zionis Yahudi, sehingga mereka mendalami ilmu agama atau memahami Al Qur'an dan As Sunnah lebih bersandarkan muthola'ah (menelaah) kitab dengan akal pikiran mereka sendiri secara otodidak (belajar sendiri) di balik perpustakaan berdasarkan makna dzahir/harfiah/tertulis/tersurat atau memahaminya dengan metodologi "terjemahannya saja" dari sudut arti bahasa (lughot) atau istilah (terminologi) saja. Mereka juga kurang memperhatikan alat bahasa seperti Nahwu, Shorof, Balaghoh (ma'ani, bayan dan badi') ataupun ushul fiqih maupun ilmu fiqih

Ulama Muhammad bin Abdul Wahhab diketahui tidak mau mempelajari ilmu fiqih sebagaimana informasi yang disampaikan oleh ulama madzhab Hanbali, al-Imam Muhammad bin Abdullah bin Humaid al-Najdi berkata dalam kitabnya al-Suhub al-Wabilah `ala Dharaih al-Hanabilah ketika menulis biografi Syaikh Abdul Wahhab, ayah pendiri Wahhabi, sebagai berikut:

"Abdul Wahhab bin Sulaiman al-Tamimi al-Najdi, adalah ayah pembawa dakwah Wahhabiyah, yang percikan apinya telah tersebar di berbagai penjuru. Akan tetapi antara keduanya terdapat perbedaan. Padahal Muhammad (pendiri Wahhabi) tidak terang-terangan berdakwah kecuali setelah meninggalnya sang ayah. Sebagian ulama yang aku jumpai menginformasikan kepadaku, dari orang yang semasa dengan Syaikh Abdul Wahhab ini, bahwa beliau sangat murka kepada anaknya, karena ia tidak suka belajar ilmu fiqih seperti para pendahulu dan orang-orang di daerahnya. Sang ayah selalu berfirasat tidak baik tentang anaknya pada masa yang akan datang. Beliau selalu berkata kepada masyarakat, "Hati-hati, kalian akan menemukan keburukan dari Muhammad." Sampai akhirnya takdir Allah benar-benar terjadi." (Ibn Humaid al-Najdi, al-Suhub al-Wabilah `ala Dharaih al-Hanabilah, hal. 275).

Pola pemahaman dan pendalaman ilmu agama ulama Muhammad bin Abdul Wahhab mengikuti atau meneladani ulama Ibnu Taimiyyah yang mengaku mengikuti pemahaman Salafush Sholeh namun tidak bertemu dengan Salafush Sholeh.

Apa yang ulama mereka katakan sebagai pemahaman Salafush Sholeh adalah ketika mereka membaca hadits, tentunya ada sanad yang tersusun dari Tabi'ut Tabi'in, Tabi'in dan Sahabat. Inilah yang mereka katakan bahwa mereka telah mengetahui pemahaman Salafush Sholeh. Bukankah itu pemahaman mereka sendiri terhadap hadits tersebut.

Mereka berijtihad dengan pendapatnya terhadap hadits tersebut. Apa yang mereka katakan tentang hadits tersebut, pada hakikatnya adalah hasil ijtihad dan ra'yu mereka sendiri. Sumbernya memang hadits tersebut tapi apa yang mereka sampaikan semata lahir dari kepala mereka sendiri. Sayangnya mereka mengatakan kepada orang banyak bahwa apa yang mereka sampaikan adalah pemahaman Salafush Sholeh.

Tidak ada yang dapat menjamin hasil upaya ijtihad mereka pasti benar dan terlebih lagi mereka tidak dikenal berkompetensi sebagai Imam Mujtahid Mutlak. Apapun hasil ijtihad mereka, benar atau salah, mereka atasnamakan kepada Salafush Sholeh.

Jika hasil ijtihad mereka salah, inilah yang namanya fitnah terhadap Salafush Sholeh. Fitnah dari orang-orang yang serupa dengan Dzul Khuwaishirah dari Bani Tamim Al Najdi yang karena kesalahpahamannya atau karena pemahamannya telah keluar (kharaja) dari pemahaman mayoritas kaum muslim (as-sawad al a'zham) sehingga berani menghardik Rasulullah shalallahu alaihi wasallam

Telah bercerita kepada kami Abu Al Yaman telah mengabarkan kepada kami Syu'aib dari Az Zuhriy berkata, telah mengabarkan kepadaku Abu Salamah bin `Abdur Rahman bahwa Abu Sa'id Al Khudriy radliallahu `anhu berkata; Ketika kami sedang bersama Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam yang sedang membagi-bagikan pembagian(harta), datang Dzul Khuwaishirah, seorang laki-laki dari Bani Tamim, lalu berkata; Wahai Rasulullah, tolong engkau berlaku adil. Maka beliau berkata: Celaka kamu!. Siapa yang bisa berbuat adil kalau aku saja tidak bisa berbuat adil. Sungguh kamu telah mengalami keburukan dan kerugian jika aku tidak berbuat adil. Kemudian `Umar berkata; Wahai Rasulullah, izinkan aku untuk memenggal batang lehernya!. Beliau berkata: Biarkanlah dia. Karena dia nanti akan memiliki teman-teman yang salah seorang dari kalian memandang remeh shalatnya dibanding shalat mereka, puasanya dibanding puasa mereka. Mereka membaca Al Qur'an namun tidak sampai ke tenggorokan mereka. Mereka keluar dari agama seperti melesatnya anak panah dari target (hewan buruan). (HR Bukhari 3341)

Ulama Ibnu Taimiyyah adalah ulama kontroversial dalam arti banyak dibicarakan atau dibantah oleh para ulama terdahulu sebagaimana contohnya yang diuraikan dalam tulisan pada http://www.facebook.com/media/set/?set=a.326602040738235.82964.187233211341786&amp%3Btype=3 atau pada http://mutiarazuhud.files.wordpress.com/2010/02/ahlussunnahbantahtaimiyah.pdf

Ulama Ibnu Taimiyyah terjerumus kekufuran dalam i'tiqod yang mengakibatkan beliau diadili oleh para qodhi dan para ulama ahli fiqih dari empat madzhab dan diputuskan hukuman penjara agar ulama Ibnu Taimiyyah tidak menyebarluaskan kesalahapahamannya sehingga beliau wafat di penjara sebagaimana dapat diketahui dalam tulisan pada http://mutiarazuhud.wordpress.com/2012/04/13/ke-langit-dunia

Syeikh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi, ulama besar Indonesia yang pernah menjadi imam, khatib dan guru besar di Masjidil Haram, sekaligus Mufti Mazhab Syafi'i pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 menjelaskan dalam kitab-kitab beliau seperti `al-Khiththah al-Mardhiyah fi Raddi fi Syubhati man qala Bid'ah at-Talaffuzh bian-Niyah', `Nur al-Syam'at fi Ahkam al-Jum'ah' bahwa pemahaman Ibnu Taimiyyah dan Ibnu Qoyyim Al Jauziah menyelisihi pemahaman Imam Mazhab yang empat yang telah diakui dan disepakati oleh jumhur ulama yang sholeh dari dahulu sampai sekarang sebagai pemimpin atau imam ijtihad kaum muslim (Imam Mujtahid Mutlak)

Beliau (Syaikh Ibnu Hajar) juga berkata " Maka berhati-hatilah kamu, jangan kamu dengarkan apa yang ditulis oleh Ibnu Taimiyyah dan muridnya Ibnul Qoyyim Al-Jauziyyah dan selain keduanya dari orang-orang yang telah menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah telah menyesatkannya dari ilmu serta menutup telinga dan hatinya dan menjdaikan penghalang atas pandangannya. Maka siapakah yang mampu member petunjuk atas orang yang telah Allah jauhkan?". (Al-Fatawa Al-Haditsiyyah : 203)

Seharusnya karya-karya ulama Ibnu Taimiyyah telah terkubur sejak lama karena dilarang untuk dibaca oleh ulama-ulama terdahulu namun entah mengapa 350 tahun kemudian setelah beliau wafat, karya-karya beliau sampai dan dipelajari kembali oleh ulama Muhammad bin Abdul Wahhab.

Diduga kaum Zionis Yahudi yang mengangkat kembali pola pemahaman ulama Ibnu Taimiyyah yakni mendalami ilmu agama secara otodidak dan menyebarluaskan bahwa pintu ijtihad selalu terbuka luas. Tujuannya untuk menimbulkan perpecahan pada kaum muslim karena perbedaan pendapat yang ditimbulkan karena bukan ahli istidlal.

Berkata Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah : Aku bertanya pada bapakku : "Ada seorang lelaki yang memiliki kitab-kitab mushannaf, di dalam kitab tersebut ada perkataan Rasulullah Shallallahu alaihi wa Sallam, para sahabat dan tabi'in, akan tetapi ia tidak meliliki ilmu untuk bisa mengetahui hadits yang lemah yang matruk dan tidak pula bisa membedakan hadits yang kuat dari yang lemah, maka bolehkah mengamalkan sesuai dengan apa yang dia inginkan dan memilih sekehendaknya lantas ia berfatwa dan mengamalkannya?" Beliau menjawab : "Tidaklah boleh mengamalkannya sehingga ia bertanya dari apa yang ia ambil, maka hendaknya ia beramal di atas perkara yang shahih dan hendaknya ia bertanya tentang yang demikian itu kepada ahli ilmu" (lihat i'lamul muwaqi'in 4/179)

Apakah orang yang otodidak dari kitab-kitab hadis layak disebut ahli hadis? Syaikh Nashir al-Asad menjawab pertanyaan ini: "Orang yang hanya mengambil ilmu melalui kitab saja tanpa memperlihatkannya kepada ulama dan tanpa berjumpa dalam majlis-majlis ulama, maka ia telah mengarah pada distorsi. Para ulama tidak menganggapnya sebagai ilmu, mereka menyebutnya shahafi atau otodidak, bukan orang alim… Para ulama menilai orang semacam ini sebagai orang yang dlaif (lemah). Ia disebut shahafi yang diambil dari kalimat tashhif, yang artinya adalah seseorang mempelajari ilmu dari kitab tetapi ia tidak mendengar langsung dari para ulama, maka ia melenceng dari kebenaran. Dengan demikian, Sanad dalam riwayat menurut pandangan kami adalah untuk menghindari kesalahan semacam ini" (Mashadir asy-Syi'ri al-Jahili 10)

Masalah otodidak ini sudah ada sejak lama dalam ilmu hadis. Al-Hafidz Ibnu Hajar mengomentari seseorang yang otodidak berikut ini: "Abu Said bin Yunus adalah orang otodidak yang tidak mengerti apa itu hadis" (Tahdzib al-Tahdzib VI/347)

Habib Munzir Al Musawa berkata "Orang yang berguru tidak kepada guru tapi kepada buku saja maka ia tidak akan menemui kesalahannya karena buku tidak bisa menegur tapi kalau guru bisa menegur jika ia salah atau jika ia tak faham ia bisa bertanya, tapi kalau buku jika ia tak faham ia hanya terikat dengan pemahaman dirinya (dengan akal pikirannya sendiri), maka oleh sebab itu jadi tidak boleh baca dari buku, tentunya boleh baca buku apa saja boleh, namun kita harus mempunyai satu guru yang kita bisa tanya jika kita mendapatkan masalah"

Begitupula kaum muslim yang mengaku-ngaku mengikuti ahlul bait, keturunan cucu Rasulullah dan menamakan diri mereka sebagai kaum syiah, pada kenyataannya mereka mengikuti hasil ijtihad imam-imam mereka sendiri

Contohnya Syiah Zaidiyah pada masa kini pada hakikatnya tidak lagi murni mengikuti mazhab Zaidiyyah.

Salah satu ulama Zaidiyyah, Imam Ahmad as-Syarafiy (w. 1055 H) menegaskan bahwa: "Syi'ah Zaidiyah terpecah kepada tiga golongan, yaitu: Batriyah, Jaririyah, dan Garudiyah. Dan konon ada yang membagi sekte Zaidiyah kepada: Shalihiyah, Sulaimaniyah dan Jarudiyah. Dan pandangan Shalihiyah pada dasarnya sama dengan pandangan Batriyyah. Dan sekte Sulaymaniyah sebenarnya adalah Jarririyah. Jadi ketiga sekte tersebut merupakan golongan-golongan Syi'ah Zaidiyyah pada era awal. Ketiga sekte inipun tidak berafiliasi kepada keturunan Ahlu Bait sama sekali. Mereka hanyalah sekedar penyokong berat imam Zaid ketika terjadi revolusi melawan Bani Umayah, dan mereka ikut berperang bersama imam Zaid".

Menurut pendapat Dr. Samira Mukhtar al-Laitsi dalam bukunya (Jihad as-Syi'ah), ketiga sekte tersebut merupakan golongan Syi'ah Zaidiyyah di masa pemerintahan Abbasiah. Dan mayoritas dari mereka ikut serta dalam revolusi imam Zaid. Dan ketiga sekte tersebut dianggap paling progresif dan popular serta berkembang pesat pada masa itu. Dan setelah abad kedua, gerakan Syi'ah Zaidiyah yang nampak di permukaan hanyalah sekte Garudiyah. Hal ini disebabkan karena tidak ditemukannya pandangan-pandangan yang dinisbahkan kepada sekte Syi'ah Zaidiyah lainnya.

Pada hakikatnya mereka tidak lagi mengikuti pendiri mazhab Zaidiyyah yakni Imam Zaid bin Ali bin Husein bin Ali bin Abi Thalib.

Mereka termasuk yang berkeyakinan bahwa pintu ijtihad terbuka luas sehinga mereka mengikuti hasil ijtihad imam-imam mereka sendiri.

Mereka salah memahami perkataan ulama seperti Imam Syaukani: "Seseorang yang hanya mengandalkan taqlid seumur hidupnya tidak akan pernah bertanya kepada sumber asli yaitu "Qur'an dan Hadits", dan ia hanya bertanya kepada pemimpin mazhabnya. Dan orang yang senantiasa bertanya kepada sumber asli Islam tidak dikatagorikan sebagai Muqallid (pengikut)"

Mengharamkan taqlid dan mewajibkan ijtihad atau ittiba' dalam arti mengikuti pendapat orang disertai mengetahui dalil-dalilnya terhadap orang awam (yang bukan ahli istidlal) adalah fatwa sesat dan menyesatkan yang akan merusak sendi-sendi kehidupan di dunia ini.

Memajukan dalil fatwa terhadap orang awam sama saja dengan tidak memajukannya. (lihat Hasyiyah ad-Dimyathi `ala syarh al- Waraqat hal 23 pada baris ke-12).

Apabila si awam menerima fatwa orang yang mengemukakan dalilnya maka dia sama saja dengan si awam yang menerima fatwa orang yang tidak disertai dalil yang dikemukakan. Dalam artian mereka sama-sama muqallid, sama-sama taqlid dan memerima pendapat orang tanpa mengetahui dalilnya.

Yang disebut muttabi' "bukan muqallid" dalam istilah ushuliyyin adalah seorang ahli istidlal (mujtahid) yang menerima pendapat orang lain karena dia selaku ahli istidlal dengan segala kemampuannya mengetahui dalil pendapat orang itu.

Adapun orang yang menerima pendapat orang lain tentang suatu fatwa dengan mendengar atau membaca dalil pendapat tersebut padahal sang penerima itu bukan atau belum termasuk ahli istidlal maka dia tidak termasuk muttabi' yang telah terbebas dari ikatan taqlid.

Pendek kata arti ittiba' yang sebenarnya dalam istilah ushuliyyin adalah ijtihad seorang mujtahid mengikuti ijtihad mujtahid yang lain.

Kalau benar-benar kaum Syiah mengikuti para ulama yang sholeh, dari kalangan ahlul bait, keturunan cucu Rasulullah maka mereka dapat menelusuri dari apa yang disampaikan Al Imam Al Haddad dan yang setingkat dengannya, sampai ke Al Imam Umar bin Abdurrahman Al Attos dan yang setingkat dengannya, sampai ke Asy'syeh Abubakar bin Salim, kemudian Al Imam Syihabuddin, kemudian Al Imam Al Aidrus dan Syeh Ali bin Abibakar, kemudian Al Imam Asseggaf dan orang orang yang setingkat mereka dan yang diatas mereka, sampai keguru besar Al Fagih Almuqoddam Muhammad bin Ali Ba'alawi Syaikhutthoriqoh dan orang orang yang setingkat dengannya, sampai ke Imam Al Muhajir Ilallah Ahmad bin Isa dan orang orang yang setingkat dengannya.

Sejak abad 7 H di Hadramaut (Yaman), dengan keluasan ilmu, akhlak yang lembut, dan keberanian, Imam Ahmad Al Muhajir bin Isa bin Muhammad bin Ali Al Uraidhi bin Ja'far Ash Shodiq bin Muhammad Al Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Sayyidina Husain ra beliau berhasil mengajak para pengikut Khawarij untuk menganut madzhab Syafi'i dalam fiqih , Ahlus Sunnah wal jama'ah dalam akidah (i'tiqod) mengikuti Imam Asy'ari (bermazhab Imam Syafi'i) dan Imam Maturidi (bermazhab Imam Hanafi) serta tentang akhlak atau tentang ihsan mengikuti ulama-ulama tasawuf yang muktabaroh dan bermazhab dengan Imam Mazhab yang empat. Di Hadramaut kini, akidah dan madzhab Imam Al Muhajir yang adalah Sunni Syafi'i, terus berkembang sampai sekarang, dan Hadramaut menjadi kiblat kaum sunni yang "ideal" karena kemutawatiran sanad serta kemurnian agama dan aqidahnya.

Dari Hadramaut (Yaman), anak cucu Imam Al Muhajir menjadi pelopor dakwah Islam sampai ke "ufuk Timur", seperti di daratan India, kepulauan Melayu dan Indonesia. Mereka rela berdakwah dengan memainkan wayang mengenalkan kalimat syahadah , mereka berjuang dan berdakwah dengan kelembutan tanpa senjata , tanpa kekerasan, tanpa pasukan , tetapi mereka datang dengan kedamaian dan kebaikan. Juga ada yang ke daerah Afrika seperti Ethopia, sampai kepulauan Madagaskar. Dalam berdakwah, mereka tidak pernah bergeser dari asas keyakinannya yang berdasar Al Qur'an, As Sunnah, Ijma dan Qiyas

Prof.Dr.H. Abdul Malik Karim Amrullah (HAMKA) dalam majalah tengah bulanan "Panji Masyarakat" No.169/ tahun ke XV11 15 februari 1975 (4 Shafar 1395 H) halaman 37-38 menjelaskan bahwa pengajaran agama Islam di negeri kita diajarkan langsung oleh para ulama keturunan cucu Rasulullah seperti Syarif Hidayatullah atau yang dikenal dengan Sunan Gunung Jati. Berikut kutipan penjelasan Buya Hamka

***** awal kutipan ****
"Rasulallah shallallahu alaihi wasallam mempunyai empat anak-anak lelaki yang semuanya wafat waktu kecil dan mempunyai empat anak wanita. Dari empat anak wanita ini hanya satu saja yaitu (Siti) Fathimah yang memberikan beliau shallallahu alaihi wasallam dua cucu lelaki dari perkawinannya dengan Ali bin Abi Thalib. Dua anak ini bernama Al-Hasan dan Al-Husain dan keturunan dari dua anak ini disebut orang Sayyid jamaknya ialah Sadat. Sebab Nabi sendiri mengatakan, `kedua anakku ini menjadi Sayyid (Tuan) dari pemuda-pemuda di Syurga'. Dan sebagian negeri lainnya memanggil keturunan Al-Hasan dan Al-Husain Syarif yang berarti orang mulia dan jamaknya adalah Asyraf.

Sejak zaman kebesaran Aceh telah banyak keturunan Al-Hasan dan Al-Husain itu datang ketanah air kita ini. Sejak dari semenanjung Tanah Melayu, kepulauan Indonesia dan Pilipina. Harus diakui banyak jasa mereka dalam penyebaran Islam diseluruh Nusantara ini. Diantaranya Penyebar Islam dan pembangunan kerajaan Banten dan Cirebon adalah Syarif Hidayatullah yang diperanakkan di Aceh. Syarif kebungsuan tercatat sebagai penyebar Islam ke Mindanao dan Sulu. Yang pernah jadi raja di Aceh adalah bangsa Sayid dari keluarga Jamalullail, di Pontianak pernah diperintah bangsa Sayyid Al-Qadri. Di Siak oleh keluaga Sayyid bin Syahab, Perlis (Malaysia) dirajai oleh bangsa Sayyid Jamalullail. Yang dipertuan Agung 111 Malaysia Sayyid Putera adalah Raja Perlis. Gubernur Serawak yang ketiga, Tun Tuanku Haji Bujang dari keluarga Alaydrus.

Kedudukan mereka dinegeri ini yang turun temurun menyebabkan mereka telah menjadi anak negeri dimana mereka berdiam. Kebanyakan mereka jadi Ulama. Mereka datang dari hadramaut dari keturunan Isa Al-Muhajir dan Fagih Al-Muqaddam. Yang banyak kita kenal dinegeri kita yaitu keluarga Alatas, Assegaf, Alkaff, Bafaqih, Balfaqih, Alaydrus, bin Syekh Abubakar, Alhabsyi, Alhaddad, Al Jufri, Albar, Almusawa, bin Smith, bin Syahab, bin Yahya …..dan seterusnya.

Yang terbanyak dari mereka adalah keturunan dari Al-Husain dari Hadramaut (Yaman selatan), ada juga yang keturunan Al-Hasan yang datang dari Hejaz, keturunan syarif-syarif Makkah Abi Numay, tetapi tidak sebanyak dari Hadramaut. Selain dipanggil Tuan Sayid mereka juga dipanggil Habib. Mereka ini telah tersebar didunia. Di negeri-negeri besar seperti Mesir, Baqdad, Syam dan lain-lain mereka adakan NAQIB, yaitu yang bertugas mencatat dan mendaftarkan keturunan-keturunan Sadat tersebut. Disaat sekarang umum- nya mencapai 36-37-38 silsilah sampai kepada Sayyidina Ali bin Abi Thalib dan Sayyidati Fathimah Az-Zahra ra.
****** akhir kutipan ******

Selengkapnya tentang ulama nenek moyang kita telah disampaikan dalam tulisan pada http://mutiarazuhud.wordpress.com/2011/05/19/sejak-abad-ke-1-h/

Sedangkan silsilah para Wali Songo pada http://mutiarazuhud.files.wordpress.com/2011/03/silsilah-para-walisongo.jpg

Para ulama yang sholeh dari kalangan ahlul bait, keturunan cucu Rasulullah shallallahu alaihi wasallam , pada umumnya tinggal di Hadramaut, Yaman mengikuti sunnah kakek mereka Sayyidina Muhammad Rasulullah shallallahu alaihi wasallam

Diriwayatkan dari Ibnu Abi al-Shoif dalam kitab Fadhoil al-Yaman, dari Abu Dzar al-Ghifari, Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda, `Kalau terjadi fitnah pergilah kamu ke negeri Yaman karena disana banyak terdapat keberkahan'

Diriwayatkan oleh Jabir bin Abdillah al-Anshari, Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda, `Dua pertiga keberkahan dunia akan tertumpah ke negeri Yaman. Barang siapa yang akan lari dari fitnah, pergilah ke negeri Yaman, Sesungguhnya di sana tempat beribadah'

Abu Said al-Khudri ra meriwayatkan hadits dari Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, `Pergilah kalian ke Yaman jika terjadi fitnah, karena kaumnya mempunyai sifat kasih sayang dan buminya mempunyai keberkahan dan beribadat di dalamnya mendatangkan pahala yang banyak'

Abu Musa al-Asy'ari meriwayatkan dari Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda , `Allah akan mendatangkan suatu kaum yang dicintai-Nya dan mereka mencintai Allah. Bersabda Nabi shallallahu alaihi wasallam : mereka adalah kaummu Ya Abu Musa, orang-orang Yaman'.

Firman Allah ta'ala yang artinya, "Hai orang-orang yang beriman, barang siapa di antara kamu yang murtad dari agamanya maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mu'min, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui." (QS Al Ma'iadah [5]:54)

Dari Jabir, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam ditanya mengenai ayat tersebut, maka Rasul menjawab, `Mereka adalah ahlu Yaman dari suku Kindah, Sukun dan Tajib'.

Ibnu Jarir meriwayatkan, ketika dibacakan tentang ayat tersebut di depan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, beliau berkata, `Kaummu wahai Abu Musa, orang-orang Yaman'.

Dalam kitab Fath al-Qadir, Ibnu Jarir meriwayat dari Suraikh bin Ubaid, ketika turun ayat 54 surat al-Maidah, Umar berkata, `Saya dan kaum saya wahai Rasulullah'. Rasul menjawab, `Bukan, tetapi ini untuk dia dan kaumnya, yakni Abu Musa al-Asy'ari'.

Al-Hafidz Ibnu Hajar al-Asqalani telah meriwayatkan suatu hadits dalam kitabnya berjudul Fath al-Bari, dari Jabir bin Math'am dari Rasulullah shallallahu alaihi wasallam berkata, `Wahai ahlu Yaman kamu mempunyai derajat yang tinggi. Mereka seperti awan dan merekalah sebaik-baiknya manusia di muka bumi'

Dalam Jami' al-Kabir, Imam al-Suyuthi meriwayatkan hadits dari Salmah bin Nufail, `Sesungguhnya aku menemukan nafas al-Rahman dari sini'. Dengan isyarat yang menunjuk ke negeri Yaman. Masih dalam Jami' al-Kabir, Imam al-Sayuthi meriwayatkan hadits marfu' dari Amru ibnu Usbah , berkata Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, `Sebaik-baiknya lelaki, lelaki ahlu Yaman`.

Dari Ali bin Abi Thalib, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, `Siapa yang mencintai orang-orang Yaman berarti telah mencintaiku, siapa yang membenci mereka berarti telah membenciku"

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam telah menyampaikan bahwa ahlul Yaman adalah orang-orang yang mudah menerima kebenaran, mudah terbuka mata hatinya (ain bashiroh) dann banyak dikaruniakan hikmah (pemahaman yang dalam terhadap Al Qur'an dan Hadits) sebagaimana Ulil Albab

Telah menceritakan kepada kami Abul Yaman Telah mengabarkan kepada kami Syu'aib Telah menceritakan kepada kami Abu Zinad dari Al A'raj dari Abu Hurairah radliallahu `anhu dari Nabi shallallahu `alaihi wasallam beliau bersabda: "Telah datang penduduk Yaman, mereka adalah orang-orang yang berperasaan dan hatinya paling lembut, kefaqihan dari Yaman, hikmah ada pada orang Yaman." (HR Bukhari 4039)

Dan telah menceritakan kepada kami Amru an-Naqid dan Hasan al-Hulwani keduanya berkata, telah menceritakan kepada kami Ya'qub -yaitu Ibnu Ibrahim bin Sa'd- telah menceritakan kepada kami bapakku dari Shalih dari al-A'raj dia berkata, Abu Hurairah berkata; "Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam bersabda: "Telah datang penduduk Yaman, mereka adalah kaum yang paling lembut hatinya. Fiqh ada pada orang Yaman. Hikmah juga ada pada orang Yaman. (HR Muslim 74)

Wassalam

Zon di Jonggol, Kabiupaten Bogor 16830

__._,_.___
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (1)
Recent Activity:
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
.

__,_._,___
5 Daarut Tauhiid: November 2012   Pahami Al Qur'an dengan para penunjuk Memang Al Qur'...
< >