+ -

Pages

Kamis, 31 Januari 2013

[daarut-tauhiid] ANAK YATIM YANG MEMBERKAHI

 

ANAK YATIM YANG MEMBERKAHI

Bukanlah kebetulan jika Muhammad SAW lahir dalam keadaan yatim, sebab
keyatimannya merupakan salah satu tanda kenabian. Justru dengan kondisi
yatim tersebut terkandung berbagai maksud dan hikmah yang terdapat di
dalamnya. Para ahli sirah nabawiyah mengungkapkan beberapa maksud dan
hikmah keyatiman Muhammad SAW, di antaranya:

Pertama, agar Muhammad memiliki kaitan langsung dengan Allah SWT sebagai
pencipta. Dialah yang mendidik, melindungi, mengajar dan mempengaruhi
Muhammad secara langsung, berbeda dengan manusia pada umumnya yang
keberagamaan dan kehidupannya dipengaruhi oleh kedua orang tua dan
lingkungannya.

Allah SWT berfirman: "Bukanlah Dia (Allah) mendapatimu sebagai anak yatim,
lalu Dia melindungi(mu). Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung,
lalu Dia memberikan petunjuk. Dan Dia mendapatimu sebagai orang yang
kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan." (QS. Ad-Duha: 6-8).

Kedua, agar Muhammad SAW mengalami langsung kehidupan sebagai anak yatim
dalam suka maupun duka, sehingga pada saat Allah memerintahkan santunan
kepada ayat yatim, beliau memiliki pengalaman dan tahu betul apa serta
bagaimana susahnya menjadi anak yatim tanpa harus bertanya pada pengalaman
pihak lain. Allah SWT berfirman: "Maka terhadap anak yatim, janganlah
engkau berlaku sewenang-wenang." (QS. Ad-Duha: 9)

Ketiga, agar Muhammad SAW memiliki pengalaman sebagai orang miskin, sebab
keyatiman identik dengan kemiskinan jika kedua orang tuanya tidak memiliki
banyak harta warisan. Dengan demikian beliau juga menjadi orang pertama
yang mengasihi kaum fakir miskin pada saat Allah SWT memerintahkan untuk
mengasihi kaum fakir miskin.

Allah SWT berfirman: "Dan kepada orang yang meminta-minta, janganlah engkau
menghardik(nya)." (QS. Ad-Duha: 10).

Keempat, agar Muhammad SAW menjadi contoh ideal bagi semua anak manusia
yang dilahirkan dalam keadaan yatim, yaitu seorang anak yatim yang
memberkahi, mencukupkan diri dengan keterbatasannya, tidak nakal atau
mengambil hak orang lain, serta menjadi rahmat bagi manusia di
sekelilingnya.

Lihatlah bagaimana Muhammad SAW menjadi pribadi yang memberkahi bagi
kehidupan ibu yang menyusuinya, Halimah Al-Sa'diyah dengan menggembala
kambing dan membantunya pada saat ibunya tersebut mengalami masa paceklik.
Lihat lah pula betapa anak yatim ini mampu menempatkan diri dengan baik di
rumah pamannya yang miskin dengan tidak mengambil hak sedikit pun dari
anak-anak pamannya.

Kelima, agar Muhammad menjadi profil yang menarik sebagai motivator bagi
kehidupan anak-anak yatim, yaitu seorang anak yatim atau yatim piatu tidak
harus cengeng dan terpuruk serta menjadi alasan pembenaran untuk tidak
mendapatkan akses dalam banyak hal.

Sebaliknya dari kondisi yang lemah itulah beliau bangkit dengan ikut
berdagang bersama pamannya, membantu kehidupan pamannya, kemudian menjadi
manager yang jujur, menjadi owner yang penuh kasih, menjadi investor yang
cerdas, lalu dai konsisten sepanjang zaman.

Tidak tercatat dalam kitab-kitab sirah berapa banyak kekayaan Muhammad SAW,
namun jika dilihat dari mahar yang diberikan kepada Khadijah dengan 20 ekor
unta muda dan 12 gram emas pada saat itu, sudah terlihat betapa beliau
menjadi pribadi yang sukses dalam berdagang dan pernah mengalami hidup kaya
raya.

Kekayaan beliau melimpah pada saat berada di Madinah dalam bentuk Fa'i
(harta ingkar perdamaian), Al-Shafi (harta pilihan sebelum Ghanimah
dibagi), Al-Sahm (bagian di luar 1/5 yang menjadi hak rasul) dan hadiah.
Namun beliau tetap dermawan dan hidup bersahaja, sampai-sampai seorang
lelaki musyrik yang meminta kekayaan kepadanya menyeru kepada kaumnya
dengan mengatakan: "Masuk Islamlah kalian, sebab Muhammad jika memberi
sesuatu tidak takut miskin."

Demikianlah seharusnya kondisi yatim tidak menjadi alasan terbatasnya akses
pendidikan, pemicu kemalasan, kerendahan diri, dan keterpurukan dalam
kemiskinan, melainkan sebaliknya harus menjadi motivasi dalam meraih
kehidupan yang lebih baik dengan tetap menekankan sikap jujur, amanah, dan
memfungsikan kecerdasan akal serta pendekatan diri kepada Allah SWT sebab
hanya dengan cara itu anak-anak yatim yang ada di sekitar kita dapat
menjadi anak yatim yang memberkahi sebagaimana pribadi Rasulullah SAW.
Wallahu A'lam.

Sumber: www.republika.co.id

Foto : http://www.flexmedia.co.id

Zisco Online Contact:

HP : 0813 2375 4407
Pin BB : 224c45ec

YM : fonny_rumahzakat

email : fonny.rumahzakat@gmail.com

fb : fonny rumah zakat

Berbagi Itu Lebih Menyenangkan

bersama Rumah Zakat, Mari Merangkai Senyum Indonesia

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (1)
Recent Activity:
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
.

__,_._,___
5 Daarut Tauhiid: Januari 2013   ANAK YATIM YANG MEMBERKAHI Bukanlah kebetulan jika Muhammad SAW lahir dalam keadaan yatim,...

[daarut-tauhiid] Dakwah Dan Jihad Thoifah Manshuroh

Dakwah Dan Jihad Thoifah Manshuroh
By Pizaro on January 28, 2013

[image: antithagut]

*Oleh: Ustadz Fuad Al Hazimi*

Allah Ta'ala berfirman :

æóãóÇ ßóÇäó ÇáúãõÄúãöäõæäó áöíóäúÝöÑõæÇ ßóÇÝóøÉð ÝóáóæúáóÇ äóÝóÑó ãöäú
ßõáöø ÝöÑúÞóÉò ãöäúåõãú ØóÇÆöÝóÉñ áöíóÊóÝóÞóøåõæÇ Ýöí ÇáÏöøíäö
æóáöíõäúÐöÑõæÇ Þóæúãóåõãú ÅöÐóÇ ÑóÌóÚõæÇ Åöáóíúåöãú áóÚóáóøåõãú íóÍúÐóÑõæäó

* "Tidak sepatutnya bagi orang-orang beriman pergi berperang semuanya.
Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka, sekelompok
orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi
peringatan kepada kaumnya (berdakwah) apabila mereka kembali kepadanya,
supaya mereka berhati-hati."* *(Qs At Taubah 122)*

Syaikh Abu Qotadah Al Filisthini menjelaskan :

*"**Dalam ayat ini, Allah Ta'ala membagi orang-orang beriman menjadi dua
golongan : Mujahid dan Mujtahid, dan tidak ada lagi yang lebih baik dari
mereka.Karena itu, seorang Mujahid seharusnya adalah juga Mujtahid demikian
juga seorang Mujtahid mestilah* *Mujahid. Karena kata "Jihad" dan "Ijtihad"
menurut pengertian bahasa, berasal dari kata *ÇáÌóåÏ* ** **yang berarti** *(
ÇáÊÚÈ æ ÇáãÔÞøÉ*) atau kepayahan dan kesulitan atau dari kata* ÇáÌõåÏ* **yang
berarti***(ÇáæÓÚ æ ÇáØÇÞÉ)* atau daya kemampuan dan kekuatan. [1]*

Lebih tegas lagi Asy Syahid –Insya Allah- Sayyid Quthb menjelaskan : * *

*"Dienul Islam tidak mungkin dapat dipahami secara benar kecuali dalam
kancah perjuangan dan jihad. Lebih-lebih pada saat jihad sudah menjadi
fardhu 'ain, maka Dien ini tidak bisa dipahami hanya berdasarkan penjelasan
dari seorang ahli ilmu syari'ah (faqih) yang hanya duduk di belakang meja
dikelilingi kitab dan makalah tanpa merasakan langsung kecamuk jihad fi
sabilillah…. "* [2]

Jelaslah bagi kita bahwa jihad tidak bisa dipisahkan dengan ijtihad,
ataupun sebaliknya. Sedang kita pun tahu, dakwah di era modern seperti
sekarang ini mutlak memerlukan kemampuan seorang da'i untuk berijtihad
menghadapi berbagai fenomena perkembangan science, teknologi, peradaban dan
pemikiran manusia yang amat sangat pesat.

Mengharapkan metode dakwah yang jauh dari kecamuk pertarungan antara al haq
dan bathil, adalah sebuah kemustahilan.. Apalagi jika kita memahami sifat
perseteruan antara al haq dan al bathil sebagaimana Firman Allah :

Èóáú äóÞúÐöÝõ ÈöÇáúÍóÞöø Úóáóì ÇáúÈóÇØöáö ÝóíóÏúãóÛõåõ ÝóÅöÐóÇ åõæó ÒóÇåöÞñ
æóáóßõãõ Çáúæóíúáõ ãöãóøÇ ÊóÕöÝõæäó

*"**Sebenarnya Kami melontarkan yang hak kepada yang bathil lalu yang hak
itu menghancurkannya, maka dengan serta merta yang bathil itu lenyap" **(QS
Al Anbiya' 18)** *

*Abu Qotadah* menjelaskan :

*"Al Haq (kebenaran) harus dilontarkan karena seperti itulah sifat aslinya,
dan ia tidak mungkin berubah dari sifat itu karena Allah telah menciptakan
unsur kekuatan itu dalam dirinya".* [3]

Melontarkan sesuatu jelas membutuhkan kekuatan, apalagi melontarkan al haq
untuk melenyapkan kebathilan. Tentu tidak hanya dibutuhkan kekuatan semata.
Lebih dari itu, dibutuhkan kesabaran, konsistensi, tsabat, strategi dan
pengorganisasian yang rapi dan berbagai perangkat lainnya.

*Hikmah dan Nasehat dalam Dakwah*

Dalam menafsirkan ayat 125 surah An Nahl yang artinya : *"**Serulah
(manusia) kepada jalan Rabb-mu dengan hikmah dan nasehat yang baik…", *Sayyid
Quthb* *menjelaskan :

*"Inilah manhaj dan pedoman dalam berdakwah, selama itu masih berkisar
dalam lingkup dakwah yang bersifat lisan, maka yang digunakan adalah hujjah
(argument yang kuat) dan nasehat yang baik. Akan tetapi jika terjadi
penentangan bahkan permusuhan terhadap para da'i dan penyeru syari'ah
Allah, maka kondisinya menjadi berubah. Penentangan dan permusuhan adalah
tindakan fisik yang harus dihadapi dengan tindakan yang setara sebagai
bentuk penghormatan dan pembelaan terhadap al haq serta untuk menjaga agar
jangan sampai kebathilan mengalahkan al haq……….. karena Islam adalah Dien
yang lurus dan menjunjung tinggi keadilan ……….. dan Islam mewajibkan
pemeluknya untuk membelanya dari segala bentuk tindakan yang melampaui
batas.*

*Sebagaimana firman Allah :*

æóÅöäú ÚóÇÞóÈúÊõãú ÝóÚóÇÞöÈõæÇ ÈöãöËúáö ãóÇ ÚõæÞöÈúÊõãú Èöåö æóáóÆöäú
ÕóÈóÑúÊõãú áóåõæó ÎóíúÑñ áöáÕóøÇÈöÑöíäó

*"Dan jika kamu memberikan balasan, maka balaslah dengan balasan yang sama
dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu" **(An Nahl 126)**. **[4]*

Dari sini dapat kita pahami bahwa hikmah dan nasehat yang baik hanyalah
salah satu metode dan tahapan dalam berdakwah. Namun pada akhirnya tetap
saja musuh-musuh Allah akan menggunakan segala cara untuk memadamkan cahaya
Islam. Inilah salah satu arti penting jihad yaitu sebagai penjaga
keberlangsungan dakwah.

*Dakwah Thoifah Manshuroh*

Imam Nasa'i meriwayatkan dari Salamah bin Nufail Al Kindy Radhiyallohu
'Anhu dengan sanad shahih, beliau berkata :

"*Saat aku duduk-duduk bersama Rasulullah Shollallohu 'alaihi wasallam
tiba-tiba seseorang berteriak "Orang-orang telah menambatkan kuda dan
peralatan perang mereka, seraya berseru "Sekarang tidak ada lagi jihad,
perang telah usai !!" *serta merta* *Rasulullah Shollallohu 'alaihi
wasallam menolehkan wajahnya dan berseru*"Mereka bohong !!". Saat ini juga
jihad dimulai, dan senantiasa akan ada sebagian dari umatku yang berperang
menegakkan al haq, lalu Allah menjadikan hati orang-orang bersimpati pada
mereka sehingga Allah jadikan rizki mereka melalui perantaraan orang-orang
itu hingga hari kiamat tiba dan hingga janji Allah terwujud (kemenangan
Islam atas kaum kafir)"*.

Ini hanyalah salah satu dari puluhan hadits tentang Thoifah Manshuroh yang
karena saking banyaknya riwayat sehingga Syaikh Salman Audah dalam buku
Silsilatul Ghuroba' menyatakan bahwa hadits tentang Thoifah Manshuroh telah
mencapai derajat Mutawatir Ma'nawy.

Dari sekian banyak hadits tersebut, tidak ada satupun hadits yang tidak
menyebut jihad sebagai salah satu sifat dan ciri utama Thoifah Manshuroh.
Bahkan dalam hadits di atas diterangkan bahwa rizki untuk mereka pun
diperoleh karena mereka berjihad. Allah mencukupi kebutuhan mereka,
menghapus gundah gulana dan kecemasan mereka, serta berbagai macam
problematika kehidupan karena kecintaan mereka kepada jihad fi sabilillah.
Sehingga jihad adalah ruh dan jasad mereka, jihad adalah jiwa dan nyawa
mereka. Karena sesungguhnya tanpa adanya ruh jihad dalam diri seseorang,
sejatinya ia telah mati sebelum nyawanya dicabut oleh Sang Khaliq.

Adalah mustahil jika kita ingin dimasukkan dalam Thoifah Manshuroh, tetapi
kemudian memilih metode dan manhaj dakwah yang tidak "nyerempet-nyerempet"
dengan jihad, hanya karena kita takut disebut teroris. Dakwah dan jihad
adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan.

*Memisahkan dakwah dari jihad sama dengan memisahkan jasad dari ruhnya.
Dakwah akan mati dan jihad pun akan musnah. Tidak berlebihan rasanya jika
kemudian Abu Qotadah Al Filishthiny menyimpulkan bahwa Thoifah Manshuroh
adalah Thoifatul Jihad wal Ijtihad.*

Lalu di manakah posisi kita saat ini ? Mujahid kah atau Mujtahid kah ?

Wallohu 'a'lamu bishshowab.



*******

[1] Al Jihad wal Ijtihad hal 5 terbitan Darul Bayarik cetakan pertama
tahun 1999M/1419H

[2] Fi Dzilalil Qur'an hal 1735

[3] Al Jihad wal Ijtihad hal 14 terbitan Darul Bayarik cetakan pertama
tahun 1999M/1419H

[4] Fi Dzilalil Qur'an 14/2202

http://islampos.com/dakwah-dan-jihad-thoifah-manshuroh-40780/


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------------------

====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
daarut-tauhiid-digest@yahoogroups.com
daarut-tauhiid-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
daarut-tauhiid-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
5 Daarut Tauhiid: Januari 2013 Dakwah Dan Jihad Thoifah Manshuroh By Pizaro on January 28, 2013 [image: antithagut] *Oleh: Ustadz Fuad Al Hazimi* Allah Ta'a...

Rabu, 30 Januari 2013

[daarut-tauhiid] Jadwal Kajian Tauhiid Tauhiid Aa Gym

 

Sahabat, berikut jadwal Kajian Tauhiid bersama KH. Abdullah Gymnastiar dan
Tim Asatidz DT Jakarta di Bulan Februari 2013.

*Selasa, 5 dan 19 Februari 2013*
Tempat: Masjid ALatief-Pasaraya Blok M Lt.5
Jl. Melawai, Jakarta Selatan
Waktu: Pk. 10.00-12.00 WIB

*Ahad, 10 Februari 2013*
Tempat: Masjid Istiqlal, Jl. Wijaya Kusuma, Jakarta Pusat
Waktu: Pk. 09.00-12.00 WIB

*Senin, 25 Februari 2013*
Tempat: Masjid Baitul Ihsan-Bank Indonesia
Jl. Budi Kemuliaan/ Jl. MH. Thamrin, Jakarta Pusat
Waktu: Pk. 18.30-21.00 WIB

--
*MEDIA KOMUNIKASI
Daarut Tauhiid Jakarta*
Jl.Cipaku 1 No.18,Keb.Baru-Jakarta Selatan
Tlp.021-7235255 / Fax .021-7235258

*Facebook*: Daarut Tauhiid Jakarta
*Twitter*: @daarut_tauhiid
*PIN BlackBerry*: 22EEC9A4
*Klik* www.dtjakarta.or.id

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (1)
Recent Activity:
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
.

__,_._,___
5 Daarut Tauhiid: Januari 2013   Sahabat, berikut jadwal Kajian Tauhiid bersama KH. Abdullah Gymnastiar dan Tim Asatidz DT Ja...

[daarut-tauhiid] DAHSYATNYA DAMPAK BURUK MAKANAN HARAM

 


...................

Dahsyatnya Dampak Buruk
Makanan dan Harta Haram

Pembaca PusatHalal yang dirahmati Allah, mungkin sebagian dari kita
belum menyadari betapa besar akibat dan pengaruh dari mengkonsumsi makanan
Haram. Yang dimaksud makanan Haram adalah makanan yang asal sifatnya memang
diharamkan, ataupun makanan halal yang diperoleh dengan cara haram. Pasti ada
alasan yang kuat mengapa Allah mengharamkan sesuatu, seperti halnya
menghalalkan sesuatu. Yang jelas sebagai seorang mukmin kita harus yakin bahwa
Allah menginginkan yang terbaik bagi kita dengan syariatNya.

Disamping konsekwensi dari hukum Allah, sebagian ulama juga
berpendapat bahwa makanan yang kita makan akan mempengaruhi prilaku kita.  Sebelum terlambat, mari kita luangkan waktu
untuk merenungi betapa dahsyatnya pengaruh dan dampak buruk dari mengkonsumsi
makanan haram bagi Anda dan keluarga seperti diterangkan di bawah ini.
Dampak Langsung
1.    Tidak Diterima Amalan-nya
Rasulullah saw bersabda, "Ketahuilah
bahwa suapan haram jika masuk ke dalam perut salah satu dari kalian, maka
amalannya tidak diterima selama 40 hari." (HR At-Thabrani).
2.    Tidak Terkabul Doa-nya
Sa'ad bin Abi Waqash bertanya kepada
Rasulullan saw, "Ya Rasulullah, doakan saya kepada Allah agar doa saya
terkabul." Rasulullah menjawab, "Wahai Sa'ad, perbaikilan makananmu,
maka doamu akan terkabulkan." (HR At-Thabrani).
Disebutkan juga dalam hadis lain bahwa
Rasulullah saw bersabda, "Seorang lelaki melakukan perjalanan jauh,
rambutnya kusut, mukanya berdebu, menengadahkan kedua tangannya ke langit dan
mengatakan, "Wahai Rabbku! Wahai Rabbku!" Padahal makanannya haram
dan mulutnya disuapkan dengan yang haram, maka bagaimanakah akan diterima doa
itu?" (HR Muslim).
3.       Mengikis Keimanan Pelakunya
Rasulullah saw bersabda, "Tidaklah
peminum khamr, ketika ia meminum khamr termasuk seorang mukmin." (HR
Bukhari Muslim).
4.       Mencampakkan Pelakunya ke Neraka
Rasulullah saw bersabda, "Tidaklah
tumbuh daging dari makanan haram, kecuali neraka lebih utama untuknya."
(HR At Tirmidzi).
 
5.       Mengeraskan Hati
Imam Ahmad ra pernah ditanya, apa yang
harus dilakukan agar hati mudah menerima kesabaran, maka beliau menjawab,
"Dengan memakan makanan halal." (Thabaqat Al Hanabilah : 1/219).
At Tustari, seorang mufassir juga
mengatakan, "Barangsiapa ingin disingkapkan tanda-tanda orang yang jujur (shiddiqun),
hendaknya tidak makan, kecuali yang halal dan mengamalkan sunnah," (Ar
Risalah Al Mustarsyidin : hal 216).

Dampak Tidak Langsung
1.    Haji dari Harta Haram Tertolak
Rasulullah saw bersabda, "Jika
seorang keluar untuk melakukan haji dengan nafaqah haram, kemudian ia
mengendarai tunggangan dan mengatakan, "Labbaik, Allahumma labbaik!"
Maka yang berada di langit menyeru, "Tidak labbaik dan kau tidak
memperoleh kebahagiaan! Bekalmu haram, kendaraanmu haram dan hajimu
mendatangkan dosa dan tidak diterima." (HR At Thabrani)
2.    Sedekahnya Ditolak
Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa
mengumpulkan harta haram, kemudian menyedekahkannya, maka tidak ada pahala, dan
dosa untuknya." (HR Ibnu Huzaimah)
3.    Shalatnya Tidak Diterima
Dalam kitab Sya'bul Imam disebutkan,
" Barangsiapa yang membeli pakaian dengan harga sepuluh dirham di
antaranya uang haram, maka Allah tidak akan menerima shalatnya selama pakaian
itu dikenakan." (HR Ahmad)
4.    Silaturrahim-nya Sia-sia
Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa
mendapatkan harta dari dosa, lalu ia dengannya bersilaturahim (menyambung
persaudaraan) atau bersedekah, atau membelanjakan (infaq) di jalan Allah, maka
Allah menghimpun seluruhnya itu, kemudian Dia melemparkannya ke dalam neraka.
Lalu Rasulullah saw bersabda, " Sebaik-baiknya agamamu adalah al-wara'
(berhati-hati)." (HR Abu Daud).

Ternyata begitu dahsyat akibat dari mengkonsumsi makanan haram bagi
diri dan keluarga kita. Tegakah anda jika istri anak dan keturunan kita
terkontaminasi makanan haram - yang sengaja atau tidak - kita nafkahkan pada
mereka, sehingga menanggung dampak seperti diterangkan diatas?

Untuk itu, marilah kita membekali diri kita dengan pengetahuan yang
memadai sekaligus mewaspadai lingkungan sekitar kita dan asal-usul harta dan
makanan yang kita makan dan nafkahkan pada keluarga.
Jangan jadikan alasan bahwa kita tidak tahu, karena Allah telah
memerintahkan kepada kita untuk mencari Ilmu dan berusaha sekuat tenaga menjaga
diri kita dari api neraka… Jangan juga kesulitan membedakan yang halal dan
haram menjadi kendala, karena justru usaha kita ini akan membuahkan cinta Allah
….

Sesungguhnya Allah Ta'ala
senang melihat hambaNya bersusah payah (lelah) dalam mencari rezeki yang halal.
(HR. Ad-Dailami)
Silahkan cermati apa saja yang di Halalkan dan apa saja yang di haramkan
Allah berdasar Al-Qur'an dan Hadist pada artikel kami yang lain berjudul:  Makanan
dan Minuman Halal dan haram Menurut Al'Quran dan Hadist.

*****

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (1)
Recent Activity:
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
.

__,_._,___
5 Daarut Tauhiid: Januari 2013   ................... Dahsyatnya Dampak Buruk Makanan dan Harta Haram Pembaca PusatH...

[daarut-tauhiid] Allah Maha Kuat

 

Assalamu'alaikum wr wb,

Allah Maha Kuat
Satu dari 99 Nama Allah yang baik (Asma'ul Husna) adalah

Al Qawiyyu القوى Maha Kuat
Banyak orang, terutama kaum pria, ingin menjadi kuat. Tak jarang mereka habiskan berjam-jam waktunya (hingga 8 jam lebih) untuk latihan fisik di gym/fitness center agar bisa menjadi kuat. Bahkan ada yang minum doping/anabolic steroid agar jadi sangat kuat. Mereka bangga jika disebut orang kuat.

Namun sekuat-kuatnya manusia, tidak ada yang melebihi kekuatan Allah yang Maha Kuat.

Saat lahir, manusia merupakan bayi lemah yang tidak berdaya. Jangankan mengangkat barbel. Duduk pun dia tak sanggup. Saat tidur pun manusia lemah dan tidak berdaya. Begitu pula saat mati dan jadi tulang-belulang berserakan, manusia itu tak mampu berbuat apa-apa. Manusia itu amat lemah. Hanya Allah yang Maha Kuat!

Allah mampu menciptakan jagat raya yang lebarnya 30 milyar tahun cahaya (ini baru perkiraan saat ini).

Sebagai contoh, bumi yang kelilingnya 40 ribu km ini cuma 0,13 detik cahaya kelilingnya. Lebar jagat raya 7 juta trilyun kali lebih panjang daripada keliling bumi. Jadi bisa kita bayangkan luasnya jagat raya. Itu baru langit ke 1. Belum langit ke 2, ke 3, hingga langit ke 7. Dan surga jauh lebih luas daripada dunia.

Jadi bisa kita bayangkan kekuasaan/kekuatan Allah yang mampu menciptakan semuanya dalam sekejap hanya dengan berkata: "Kun!" (Jadilah!). Allah mampu mengangkat/memelihara jagat raya yang amat luas dan teramat berat ini dengan mudahnya hingga tidak jatuh berserakan.

Bahkan petinju terbesar di dunia, Muhammad Ali, yang dulu sesumbar sebagai "The Greatest" setelah masuk Islam sadar dia bukan yang terbesar. Tetapi yang benar-benar terbesar adalah: Allah! Allahu Akbar! Allah Maha Besar!

__._,_.___
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (1)
Recent Activity:
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
.

__,_._,___
5 Daarut Tauhiid: Januari 2013   Assalamu'alaikum wr wb, Allah Maha Kuat Satu dari 99 Nama Allah yang baik (Asma'...

[daarut-tauhiid] Nikmat Yang Terbaik

 

Nikmat Yang Terbaik

By: Muhamad Agus Syafii

Nikmat terbaik adalah segala kejadian yang membawa kita semakin dekat kepada Allah, betapapun itu menyakitkan. Sama seperti rasanya bila hati yang bahagia tiba-tiba datang menghempas cobaan. Cobaan datang bertubi-tubi.Terasa perih, hatipun bertanya, Mengapa ini terjadi? Mengapa harus aku? Itulah yang dialami seorang ibu, ketika dirinya mendapatkan tugas keluar kota dari kantor, suami dan anaknya ikut mengantarkan ke bandara dan melambaikan tangan kepadanya. Hal itu tidak pernah dilakukan, hatinya bertanya-tanya, entah kenapa suaminya melakukan hal itu, sampai pesawatnya berangkat. Sore harinya kakak memberitahukan suaminya mendapatkan serangan jantung dan dirawat di ICU di rumah sakit tak lama kemudian mendapatkan kabar bahwa suami tercinta telah berpulang kepada Allah.

Cobaan itu cukup membuatnya lemah dan tak berdaya, orang yang mendampingi hidupnya puluhan tahun meninggalkan dirinya dan anak-anaknya tanpa ada pesan apapun. Ditengah kegalauan hati, sampai suatu pagi kendaraannya mengalami kecelakaan, anaknya selamat namun dirinya harus terbaring di rumah sakit selama satu minggu. Air matanya habis terkuras, tidak lagi sanggup untuk berpikir bagaimana harus menjalani kehidupan bahkan tidak lama setelah bekerja kembali, perusahaannya bekerja akan ditutup dan dirinya kena PHK. Terasa lengkap sudah kemalangannya sampai menjerit kepada Allah dalam doa, 'Ya Allah, aku tidak sanggup lagi!' Disaat dirinya benar-benar hancur dan habis. Kasih sayang Allah menghampiri dirinya, semua cobaan, musibah dan ujian yang dihadapinya telah membuat dirinya semakin dekat kepada Allah. Sholat fardhu yang dulu seringkali ditinggalkan, sekarang lebih giat dikerjakan. Bersama anak-anaknya senantiasa mengingatkan bahwa hanya Allahlah tempat
untuk bergantung dan memohon pertolongan. Peristiwa yang telah dilalui oleh dirinya dan anak-anaknya telah menumbuhkan empati terhadap penderitaan orang lain.

Akhirnya beliau mendapatkan pekerjaan dengan fasilitas yang jauh lebih baik lagi. Bahkan kondisinya sekarang justru lebih dekat kepada Allah dan anak-anak lebih bisa mensyukuri hidup apapun yang Allah telah anugerahkan bagi keluarganya. 'Alhamdulillah, melalui Rumah Amalia perjalanan hidup yang penuh cobaan saya bisa merasakan kesejukan & melewati semua itu dengan lebih mendekatkan diri kepada Allah. saya bisa berbagi dengan orang yang pernah mengalami penderitaan seperti saya.' Tutur beliau sore itu, air matanya nampak mengalir, wajahnya terlihat penuh syukur kepada Allah.

'Tidak ada satupun musibah yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah. Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatunya.' (QS. at-Taghaabun : 11).

Wassalam,
Muhamad Agus Syafii
---
Sahabat, Jadilah orang yang pertama peduli anak-anak yatim & anak dhuafa, dengan hadir pada kegiatan "Salam Untuk Rumah Amalia" (MULIA) Minggu, 17 Maret 2013. Jam 9.sd 12 siang di Rumah Amalia. Bila berkenan berpartisipasi Baju Baru, paket sembako, peralatan sekolah, perlengkapan sholat, buku bacaan, konsumsi. Kirimkan ke Rumah Amalia Jl. Subagyo IV blok ii, No. 24 Komplek Peruri, Ciledug, Tangerang 15151. Dukungan & partisipasi anda sangat berarti bagi kami. Info: agussyafii@yahoo.com atau SMS 087 8777 12 431, http://agussyafii.blogspot.com/

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (1)
Recent Activity:
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
.

__,_._,___
5 Daarut Tauhiid: Januari 2013   Nikmat Yang Terbaik By: Muhamad Agus Syafii Nikmat terbaik adalah segala kejadian yang...

[daarut-tauhiid] Islam and science: The road to renewal

AsSalaamu alaikum waRahmatuLlaahi waBarakatuh.

Artikel di bawah mengupas kemajuan sains masa lalu, kemudian pudar,
dan akan kembali bersinar di negara-negara Islam.

Insya Allah.


WaSsalaamu alaikum waRahmatuLlaahi waBarakatuh

Ahmad Syamil
Associate Professor
Arkansas State University

http://www.linkedin.com/in/asyamil2

==================================================

The Economist

http://www.economist.com/news/international/21570677-after-centuries-stagnation-science-making-comeback-islamic-world-road


Islam and science: The road to renewal
After centuries of stagnation science is making a comeback in the Islamic world

Jan 26th 2013

THE sleep has been long and deep. In 2005 Harvard University produced
more scientific papers than 17 Arabic-speaking countries combined. The
world's 1.6 billion Muslims have produced only two Nobel laureates in
chemistry and physics. Both moved to the West: the only living one,
the chemist Ahmed Hassan Zewail, is at the California Institute of
Technology. By contrast Jews, outnumbered 100 to one by Muslims, have
won 79. The 57 countries in the Organisation of the Islamic Conference
spend a puny 0.81% of GDP on research and development, about a third
of the world average. America, which has the world's biggest science
budget, spends 2.9%; Israel lavishes 4.4%.

Many blame Islam's supposed innate hostility to science. Some
universities seem keener on prayer than study. Quaid-i-Azam University
in Islamabad, for example, has three mosques on campus, with a fourth
planned, but no bookshop. Rote learning rather than critical thinking
is the hallmark of higher education in many countries. The Saudi
government supports books for Islamic schools such as "The
Unchallengeable Miracles of the Qur'an: The Facts That Can't Be Denied
By Science" suggesting an inherent conflict between belief and reason.

Many universities are timid about courses that touch even tangentially
on politics or look at religion from a non-devotional standpoint.
Pervez Hoodbhoy, a renowned Pakistani nuclear scientist, introduced a
course on science and world affairs, including Islam's relationship
with science, at the Lahore University of Management Sciences, one of
the country's most progressive universities. Students were keen, but
Mr Hoodbhoy's contract was not renewed when it ran out in December;
for no proper reason, he says. (The university insists that the
decision had nothing to do with the course content.)

But look more closely and two things are clear. A Muslim scientific
awakening is under way. And the roots of scientific backwardness lie
not with religious leaders, but with secular rulers, who are as stingy
with cash as they are lavish with controls over independent thought.

The long view

The caricature of Islam's endemic backwardness is easily dispelled.
Between the eighth and the 13th centuries, while Europe stumbled
through the dark ages, science thrived in Muslim lands. The Abbasid
caliphs showered money on learning. The 11th century "Canon of
Medicine" by Avicenna (pictured, with modern equipment he would have
relished) was a standard medical text in Europe for hundreds of years.
In the ninth century Muhammad al-Khwarizmi laid down the principles of
algebra, a word derived from the name of his book, "Kitab al-Jabr".
Al-Hasan Ibn al-Haytham transformed the study of light and optics. Abu
Raihan al-Biruni, a Persian, calculated the earth's circumference to
within 1%. And Muslim scholars did much to preserve the intellectual
heritage of ancient Greece; centuries later it helped spark Europe's
scientific revolution.

Not only were science and Islam compatible, but religion could even
spur scientific innovation. Accurately calculating the beginning of
Ramadan (determined by the sighting of the new moon) motivated
astronomers. The Hadith (the sayings of Muhammad) exhort believers to
seek knowledge, "even as far as China".

These scholars' achievements are increasingly celebrated. Tens of
thousands flocked to "1001 Inventions", a touring exhibition about the
golden age of Islamic science, in the Qatari capital, Doha, in the
autumn. More importantly, however, rulers are realising the economic
value of scientific research and have started to splurge accordingly.
Saudi Arabia's King Abdullah University of Science and Technology,
which opened in 2009, has a $20 billion endowment that even rich
American universities would envy.

Foreigners are already on their way there. Jean Fréchet, who heads
research, is a French chemist tipped to win a Nobel prize. The Saudi
newcomer boasts research collaborations with the universities of
Oxford and Cambridge, and with Imperial College, London. The rulers of
neighbouring Qatar are bumping up research spending from 0.8% to a
planned 2.8% of GDP: depending on growth, that could reach $5 billion
a year. Research spending in Turkey increased by over 10% each year
between 2005 and 2010, by which year its cash outlays were twice
Norway's.

The tide of money is bearing a fleet of results. In the 2000 to 2009
period Turkey's output of scientific papers rose from barely 5,000 to
22,000; with less cash, Iran's went up 1,300, to nearly 15,000.
Quantity does not imply quality, but the papers are getting better,
too. Scientific journals, and not just the few based in the Islamic
world, are citing these papers more frequently. A study in 2011 by
Thomson Reuters, an information firm, shows that in the early 1990s
other publishers cited scientific papers from Egypt, Iran, Jordan,
Saudi Arabia and Turkey (the most prolific Muslim countries) four
times less often than the global average. By 2009 it was only half as
often. In the category of best-regarded mathematics papers, Iran now
performs well above average, with 1.7% of its papers among the
most-cited 1%, with Egypt and Saudi Arabia also doing well. Turkey
scores highly on engineering.

Science and technology-related subjects, with their clear practical
benefits, do best. Engineering dominates, with agricultural sciences
not far behind. Medicine and chemistry are also popular. Value for
money matters. Fazeel Mehmood Khan, who recently returned to Pakistan
after doing a PhD in Germany on astrophysics and now works at the
Government College University in Lahore, was told by his university's
vice-chancellor to stop chasing wild ideas (black holes, in his case)
and do something useful.

Science is even crossing the region's deepest divide. In 2000 SESAME,
an international physics laboratory with the Middle East's first
particle accelerator, was set up in Jordan. It is modelled on CERN,
Europe's particle-physics laboratory, which was created to bring
together scientists from wartime foes. At SESAME Israeli boffins work
with colleagues from places such as Iran and the Palestinian
territories.

By the book

Science of the kind practised at SESAME throws up few challenges to
Muslim doctrine (and in many cases is so abstruse that religious
censors would struggle to understand it). But biology—especially with
an evolutionary angle—is different. Many Muslims are troubled by the
notion that humans share a common ancestor with apes. Research
published in 2008 by Salman Hameed of Hampshire College in
Massachusetts, a Pakistani astronomer who now studies Muslim attitudes
to science, found that fewer than 20% in Indonesia, Malaysia or
Pakistan believed in Darwin's theories. In Egypt it was just 8%.

Yasir Qadhi, an American chemical engineer turned cleric (who has
studied in both the United States and Saudi Arabia), wrestled with
this issue at a London conference on Islam and evolution this month.
He had no objection to applying evolutionary theory to other
lifeforms. But he insisted that Adam and Eve did not have parents and
did not evolve from other species. Any alternative argument is
"scripturally indefensible," he said. Some, especially in the
diaspora, conflate human evolution with atheism: rejecting it becomes
a defining part of being a Muslim. (Some Christians take a similar
approach to the Bible.)

Though such disbelief may be couched in religious terms, culture and
politics play a bigger role, says Mr Hameed. Poor school education in
many countries leaves minds open to misapprehension. A growing Islamic
creationist movement is at work too. A controversial Turkish preacher
who goes by the name of Harun Yahya is in the forefront. His website
spews pamphlets and books decrying Darwin. Unlike his American
counterparts, however, he concedes that the universe is billions of
years old (not 6,000 years).

But the barrier is not insuperable. Plenty of Muslim biologists have
managed to reconcile their faith and their work. Fatimah Jackson, a
biological anthropologist who converted to Islam, quotes Theodosius
Dobzhansky, one of the founders of genetics, saying that "nothing in
biology makes sense except in the light of evolution". Science
describes how things change; Islam, in a larger sense, explains why,
she says.

Others take a similar line. "The Koran is not a science textbook,"
says Rana Dajani, a Jordanian molecular biologist. "It provides people
with guidelines as to how they should live their lives."
Interpretations of it, she argues, can evolve with new scientific
discoveries. Koranic verses about the creation of man, for example,
can now be read as providing support for evolution.

Other parts of the life sciences, often tricky for Christians, have
proved unproblematic for Muslims. In America researchers wanting to
use embryonic stem cells (which, as their name suggests, must be taken
from human embryos, usually spares left over from fertility
treatments) have had to battle pro-life Christian conservatives and a
federal ban on funding for their field. But according to Islam, the
soul does not enter the fetus until between 40 and 120 days after
conception—so scientists at the Royan Institute in Iran are able to
carry out stem-cell research without attracting censure.

But the kind of freedom that science demands is still rare in the
Muslim world. With the rise of political Islam, including dogmatic
Salafists who espouse a radical version of Islam, in such important
countries as Egypt, some fear that it could be eroded further still.
Others, however, remain hopeful. Muhammad Morsi, Egypt's president, is
a former professor of engineering at Zagazig University, near Cairo.
He has a PhD in materials science from the University of Southern
California (his dissertation was entitled "High-Temperature Electrical
Conductivity and Defect Structure of Donor-Doped Al2O{-3}"). He has
promised that his government will spend more on research.

Released from the restrictive control of the former regimes,
scientists in Arab countries see a chance for progress. Scientists in
Tunisia say they are already seeing promising reforms in the way
university posts are filled. People are being elected, rather than
appointed by the regime. The political storms shaking the Middle East
could promote not only democracy, but revive scientific freethinking,
too.


------------------------------------

====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
daarut-tauhiid-digest@yahoogroups.com
daarut-tauhiid-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
daarut-tauhiid-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
5 Daarut Tauhiid: Januari 2013 AsSalaamu alaikum waRahmatuLlaahi waBarakatuh. Artikel di bawah mengupas kemajuan sains masa lalu, kemudian pudar, dan akan kembali bers...

[daarut-tauhiid] Bahasa Arab Dasar 15: Isim (kata benda) Ma'rifat (khusus) dan Nakirah (umum)

Bahasa Arab Dasar 15: Isim (kata benda) Ma'rifat (khusus) dan Nakirah (umum)

Author: Badar Online | Posted: 23-11-2008 | Category: Dasar, Nahwu


ÊóÞúÓöíúãõ ÇáÇöÓúãö ÈöÇáäøóÙóÑö Åöáóì ÊóÚúíöíúäöåö

(Pembagian Isim Ditinjau Dari Segi Kejelasannya)



1. Isim Nakiroh

Isim Nakiroh adalah isim yang belum jelas penunjukannya

Contoh:

ãõÓúáöãñ (Seorang muslim)

ßöÊóÇÈõ ØóÇáöÈò (Buku seorang mahasiswa)



2. Isim Ma'rifat

Isim Ma'rifat adalah isim yang sudah jelas penunjukannya

Contoh:

ÚõãóÑõ (Umar)

ßöÊóÇÈõ ãõÍóãøóÏò (Buku Muhammad)

Macam-macam isim ma'rifat

1. Dhomir (kata ganti orang)

Contoh:

åõæó – ÃóäúÊó – ÃóäóÇ

2. Isim Isyaroh (kata penunjuk)

Contoh:

åóÐóÇ – ÐóÇáößó

3. Isim Maushul (kata sambung)

Contoh:

ÇóáøóÐöíú- ÇóáøóÐöíúäó

4. 'Alam (nama orang)

Contoh:

ÚõãóÑõ – ãõÍóãøóÏñ – ÎóÏöíúÌóÉõ

5. Isim yang ada alif dan lam

Contoh:

ÇóáúÈóíúÊõ - ÇóáúãöÕúÈóÇÍõ – ÇóáúãóÓúÌöÏõ

6. Isim yang disandarkan pada isim ma'rifat yang lain

Contoh:

ßöÊóÇÈõ ãõÍóãøóÏò - ÕóÇÍöÈõ ÇáÈóíúÊö

Catatan:

1. Isim Nakiroh biasanya mempunyai harokat akhir yang bertanwin

Contoh:

ãõÓúáöãñ – ãöÕúÈóÇÍñ

2. Nama orang walaupun bertanwin tetap dikatakan sebagai isim ma'rifat dan bukan sebagai isim nakiroh.

Contoh:

ãõÍóãøóÏñ – ÒóíúÏñ

3. Apabila suatu isim disandarkan pada isim nakiroh, maka dia adalah isim nakiroh. Namun apabila disandarkan pada isim ma'rifat, maka dia adalah juga sebagai isim ma'rifat.

Contoh:

ßöÊóÇÈõ ØóÇáöÈò - ßöÊóÇÈõ ãõÍóãøóÏò
***** This message may contain confidential and/or privileged information. If you are not the addressee or authorized to receive this for the addressee, you must not use, copy, disclose or take any action based on this message or any information herein. If you have received this communication in error, please notify us immediately by responding to this email and then delete it from your system. PT Pertamina (Persero) is neither liable for the proper and complete transmission of the information contained in this communication nor for any delay in its receipt. *****


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------------------

====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
daarut-tauhiid-digest@yahoogroups.com
daarut-tauhiid-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
daarut-tauhiid-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
5 Daarut Tauhiid: Januari 2013 Bahasa Arab Dasar 15: Isim (kata benda) Ma'rifat (khusus) dan Nakirah (umum) Author: Badar Online | Posted: 23-11-2008 | Category: Da...

Selasa, 29 Januari 2013

[daarut-tauhiid] Allah Maha Penyayang

 

Assalamu'alaikum wr wb,

Allah Maha Penyayang (Ar Rahiim / الرَّحِيمِ )
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Dengan nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Begitulah di setiap surat Al Qur'an (kecuali surat At Taubah) dituliskan kalimat Basmallah.

Allah Maha Penyayang. Sebetulnya Allah benar-benar menyayangi/mencintai hambaNya. Beda sifat Ar Rahman(Maha Pengasih) dengan Ar Rahiim (Maha Penyayangh) adalah sifat Ar Rahman (Maha Pengasih) meliputi seluruh makhluk Allah baik yang beriman mau pun yang kafir. Allah memberikan alam semesta ini seperti air, udara, bumi dan sebagainya ke semua makhluknya tanpa pandang bulu.

Ada pun sifat Ar Rahim (Maha Penyayang) itu adalah khusus bagi hamba-hamba Allah yang beriman. Hamba Allah yang saleh:

"Sungguh Allah lebih penyayang terhadap hamba-hamba-Nya daripada seorang ibu terhadap anak bayinya" [HR Bukhari dan Muslim]

قُلْ يَاعِبَادِي الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنفُسِهِمْ لاَتَقْنَطُوا مِن رَّحْمَةِ اللهِ إِنَّ اللهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
"Katakanlah: "Hai hamba-hambaKu yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang" (QS Az Zumar: 53)

Allah menurunkan 1% dari rahmatnya ke dunia. Dengan 1% rahmat saja seekor binatang pun mengangkat kakinya karena khawatir menginjak anaknya. Ada pun 99% lagi akan diberikan nanti di akhirat:

Dari Abu Hurairah r.a. pula, katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: "Allah menjadikan kerahmatan itu sebanyak seratus bagian, olehNya ditahanlah yang sembilan puluh sembilan dan diturunkanlah ke bumi yang satu bagian saja. Maka dari kerahmatan yang satu bagian itu sekalian makhluk dapat saling sayang-menyayangi, sehingga seekor binatangpun pasti mengangkat kakinya dari anaknya karena takut kalau akan mengenai -menginjak- anaknya itu." Dalam riwayat lain disebutkan: "Sesungguhnya Allah Ta'ala memiliki sebanyak seratus kerahmatan dan olehNya diturunkanlah satu bagian dari seratus kerahmatan itu untuk diberikan kepada golongan jin, manusia, binatang dan segala yang merayap. Maka dengan satu kerahmatan itu mereka dapat saling kasih mengasihi, dengannya pula dapat sayang menyayangi, bahkan dengannya pula binatang buas itu menaruh iba hati kepada anaknya. Allah mengakhirkan yang sembilan puluh sembilan kerahmatan itu yang dengannya
Allah akan merahmati hamba-hambaNya pada hari kiamat." (Muttafaq 'alaih)

Rahmat Allah mendahului murkaNya:

Allah Azza wajalla berfirman (hadits Qudsi): "RahmatKu mendahului murkaKu." (HR. Muslim)

Kasih sayang Allah tergambar dari hadits di bawah:

عَنْ ابْنِ عَبَّاسِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلى الله عليه وسلم فِيْمَا يَرْوِيْهِ عَنْ رَبِّهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى: إِنَّ اللهَ كَتَبَ الْحَسَنَاتِ وَالسَّيِّئَاتِ، ثُمَّ بَيَّنَ ذَلِكَ: فَمَنْ هَمَّ بِحَسَنَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبَهَا عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً، وَإِنْ هَمَّ بِهَا فَعَمِلَهَا كَتَبَهَا اللهُ عِنْدَهُ عَشْرَةَ حَسَنَاتٍ إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ إِلَى أَضْعَافٍ كَثِيْرَةٍ، وَإِنْ هَمَّ بِسَيِّئَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبَهَا اللهُ عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً،
وَإِنْ هَمَّ بِهَا فَعَمِلَهَا كَتَبَهَا اللهُ سَيِّئَةً وَاحِدَة
[رواه البخاري ومسلم في صحيحهما بهذه الحروف]
Dari Ibnu 'Abbas radhiallahu 'anhu, dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau meriwayatkan dari Tuhannya, Tabaaraka wa ta'aala. Firman-Nya: "Sesungguhnya Allah telah menetapkan nilai kebaikan dan kejahatan, kemudian Dia menjelaskannya. Maka siapa berniat mengerjakan kebaikan tetapi tidak dikerjakannya, Allah mencatatnya sebagai satu kebaikan yang sempurna. Jika ia berniat untuk berbuat kebaikan lalu ia mengerjakannya, Allah mencatatnya sebagai 10 sampai 700 kali kebaikan atau lebih banyak lagi. Jika ia berniat melakukan kejahatan, tetapi ia tidak mengerjakannya, Allah mencatatkan padanya satu kebaikan yang sempurna. Jika ia berniat melakukan kejahatan lalu dikerjakannya, Allah mencatatnya sebagai satu kejahatan". [HR. Bukhari dan Muslim dalam Kitab Shahihnya dengan redaksi yang sama]

Jika Allah tidak penyayang dan sekadar membalas 1 kebaikan dengan 1 pahala, berapa banyak manusia yang masuk surga?

Kasih sayang Allah terpancar dari Hadits Qudsi (Firman Allah yang tidak dicantumkan dalam Al Qur'an, tetapi di Hadits dengan redaksi dari Nabi):

عَنْ أَبِي ذَرٍّ اْلغِفَارِي, عَنْ النّبِيّ صلى الله عليه وسلم. فِيمَا رَوَىَ عَنِ اللّهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَىَ أَنّهُ قَالَ: «يَا عِبَادِي إِنّي حَرّمْتُ الظّلْمَ عَلَىَ نَفْسِي. وَجَعَلْتُهُ بَيْنَكُمْ مُحَرّماً. فَلاَ تَظَالَمُوا.
يَا عِبَادِي كُلّكُمْ ضَالّ إِلاّ مَنْ هَدَيْتُهُ. فَاسْتَهْدُونِي أَهْدِكُمْ. يَا عِبَادِي كُلّكُمْ جَائِعٌ إِلاّ مَنْ أَطْعَمْتُهُ. فَاسْتَطْعِمُونِي أُطْعِمْكُمْ.
يَا عِبَادِي كُلّكُمْ عَارٍ إِلاّ مَنْ كَسَوْتُهُ. فَاسْتَكْسُونِي أَكْسُكُمْ.
يَا عِبَادِي إِنّكُمْ تُخْطِئُونَ بِاللّيْلِ وَالنّهَارِ, وَأَنَا أَغْفِرُ الذّنُوبَ جَمِيعاً. فَاسْتَغْفِرُونِي أَغْفِرُ لَكُمْ.
يَا عِبَادِي إِنّكُمْ لَنْ تَبْلُغُوا ضَرّي فَتَضُرّونِي. وَلَنْ تَبْلُغُوا نَفْعِي فَتَنْفَعُونِي.
يَا عِبَادِي لَوْ أَنّ أَوّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ, وَإِنْسَكُمْ وَجِنّكُمْ. كَانُوا عَلَىَ أَتْقَىَ قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ مِنْكُمْ. مَا زَادَ ذَلِكَ فِي مُلْكِي شَيْئاً.
يَا عِبَادِي لَوْ أَنّ أَوّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ. وَإِنْسَكُمْ وَجِنّكُمْ. كَانُوا عَلَىَ أَفْجَرِ قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ. مَا نَقَصَ ذَلِكَ مِنْ مُلْكِي شَيْئاً. يَا عِبَادِي لَوْ أَنّ أَوّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ. وَإِنْسَكُمْ وَجِنّكُمْ. قَامُوا فِي صَعِيدٍ وَاحِدٍ فَسَأَلُونِي. فَأَعْطَيْتُ كُلّ إِنْسَانٍ مَسْأَلَتَهُ. مَا نَقَصَ ذَلِكَ مِمّا عِنْدِي إِلاّ كَمَا يَنْقُصُ الْمِخْيَطُ إِذَا أُدْخِلَ الْبَحْرَ.
يَا عِبَادِي إِنّمَا هِيَ أَعْمَالُكُمْ أُحْصِيهَا لَكُمْ. ثُمّ أُوَفّيكُمْ إِيّاهَا. فَمَنْ وَجَدَ خَيْراً فَلْيَحْمَدِ اللّهَ. وَمَنْ وَجَدَ غَيْرَ ذَلِكَ فَلاَ يَلُومَنّ إِلاّ نَفْسَهُ».
Dari Abu Dzarr al-Ghifary RA., dari Nabi SAW., dalam apa yang diriwayatkannya dari Rabb-nya 'Azza Wa Jalla bahwasanya Dia berfirman,
"Wahai para hamba-Ku, sesungguhnya telah Aku haramkan atas diri-Ku perbuatan zhalim dan Aku jadikan ia diharamkan di antara kamu; maka janganlah kalian saling berbuat zhalim.

Wahai para hamba-Ku, setiap kalian adalah sesat kecuali orang yang telah Aku beri petunjuk; maka mintalah petunjuk kepada-Ku, niscaya Aku beri kalian petunjuk.

Wahai para hamba-Ku, setiap kalian itu adalah lapar kecuali orang yang telah Aku beri makan; maka mintalah makan kepada-Ku, niscaya Aku beri kalian makan.

Wahai para hamba-Ku, setiap kalian adalah telanjang kecuali orang yang telah Aku beri pakaian; maka mintalah pakaian kepada-Ku, niscaya Aku beri kalian pakaian.

Wahai para hamba-Ku, sesungguhnya kalian berbuat kesalahan di malam dan siang hari sedangkan Aku mengampuni semua dosa; maka minta ampunlah kepada-Ku, niscaya Aku ampuni kalian.

Wahai para hamba-Ku sesungguhnya kalian tidak akan mampu menimpakan bahaya kepada-Ku sehingga kalian bisa membayakan-Ku dan tidak akan mampu menyampaikan manfa'at kepada-Ku sehingga kalian bisa memberi manfa'at pada-Ku.

Wahai para hamba-Ku, andaikata hati generasi terdahulu dan akhir dari kalian, golongan manusia dan jin kalian sama seperti hati orang paling takwa di antara kamu (mereka semua adalah ahli kebajikan dan takwa), maka hal itu (keta'atan yang diperbuat makhluk-red.,) tidaklah menambah sesuatu pun dari kekuasaan-Ku

Wahai para hamba-Ku, andaikata hati generasi terdahulu dan akhir dari kalian, golongan manusia dan jin kalian sama seperti hati orang paling fajir (bejad) di antara kalian (mereka semua ahli maksiat dan bejad), maka hal itu (kemaksiatan yang mereka perbuat-red.,) tidaklah mengurangi sesuatu pun dari kekuasaan-Ku.

Wahai para hamba-Ku, andaikata generasi terdahulu dan akhir dari kalian, golongan manusia dan jin kalian berada di bumi yang satu (satu lokasi), lalu meminta kepada-Ku, lantas Aku kabulkan permintaan masing-masing mereka, maka hal itu tidaklah mengurangi apa yang ada di sisi-Ku kecuali sebagaimana jarum bila dimasukkan ke dalam lautan.

Wahai para hamba-Ku, sesungguhnya ia hanyalah perbuatan-perbuatan kalian yang aku perhitungkan bagi kalian kemudian Aku cukupkan buat kalian; barangsiapa yang mendapatkan kebaikan, maka hendaklah ia memuji Allah dan barangsiapa yang mendapatkan selain itu, maka janganlah ia mencela selain dirinya sendiri."(HR.Muslim)

Dari Anas bin Malik ra dia berkata: Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Alloh SWT berfirman, "Wahai anak Adam, sepanjang engkau memohon kepada-Ku dan berharap kepada-Ku akan Aku ampuni apa yang telah kamu lakukan. Aku tidak peduli. Wahai anak Adam, jika dosa-dosamu setinggi awan di langit kemudian engkau meminta ampunan kepada-Ku akan Aku ampuni. Wahai anak Adam, sesungguhnya jika engkau datang membawa kesalahan sebesar dunia, kemudian engkau datang kepada-Ku tanpa menyekutukan Aku dengan sesuatu apapun, pasti Aku akan datang kepadamu dengan ampunan sebesar itu pula." (HR. Tirmidzi, ia berkata, "hadits ini hasan shahih.")

Agar disayang Allah, hendaknya kita menyayangi yang ada di muka bumi baik itu manusia, hewan, tumbuhan, dan alam ini:

Orang yang belas kasihan akan dikasihi Arrahman (Yang Maha Pengasih), karena itu kasih sayangilah yang di muka bumi, niscaya kamu dikasih-sayangi mereka yang di langit. (HR. Bukhari)

Hadis riwayat Jarir bin Abdullah ra. dia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Barang siapa tidak menyayangi manusia, maka Allah tidak akan menyayanginya. (Shahih Muslim No.4283)

Demi yang jiwaku dalam genggamanNya. Kamu tidak dapat masuk surga kecuali harus beriman dan tidak beriman kecuali harus saling menyayangi. Maukah aku tunjukkan sesuatu bila kamu lakukan niscaya kamu saling berkasih sayang? Sebarkan salam di antara kamu. (HR. Muslim)

Allah Ta'ala berfirman: "Katakanlah -wahai Muhammad-, jikalau engkau semua mencintai Allah, maka ikutilah saya, tentu engkau semua dicintai oleh Allah, serta Allah mengampuni dosamu semua dan Allah itu adalah Maha Pengampun lagi Penyayang." (Ali-Imran: 31)

Berikut doa Nabi Daud agar disayang Allah:

Rasulullah SAW bersabda: "Di antara doa Nabi Daud AS ialah: "Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepadaMu cintaMu dan cinta orang-orang yang mencintaiMu dan aku memohon kepadaMu perbuatan yang dapat mengantarku kepada cintaMu. Ya Allah, jadikanlah cintaMu lebih kucintai daripada diriku dan keluargaku serta air dingin." Dan bila Rasulullah SAW mengingat Nabi Daud AS beliau menggelarinya sebaik-baik manusia dalam beribadah kepada Allah." (HR Tirmidzi 3412)

Allah begitu sayang kepada HambaNya sehingga meski kebaikannya hanya sebesar dzarrah/atom, Allah akan membalasnya selama orang itu beriman kepadaNa.

Hadis riwayat Abu Said Al-Khudri ra.:
Bahwa kaum muslimin pada masa Rasulullah saw. bertanya: Wahai Rasulullah, apakah kami dapat melihat Tuhan kami di hari kiamat? Rasulullah saw. bersabda: Ya! Kemudian beliau melanjutkan: Apakah kalian terhalang melihat matahari di siang hari yang cerah, yang tidak ada awan sedikit pun? Apakah kalian terhalang melihat bulan pada malam purnama yang cerah tanpa awan sedikit pun? Kaum muslimin menjawab: Tidak, wahai Rasulullah. Rasulullah saw. bersabda: Kalian tidak akan terhalang melihat Allah Taala pada hari kiamat, sebagaimana kalian tidak terhalang melihat salah satu dari matahari dan bulan. Ketika hari kiamat terjadi, ada penyeru yang mengumumkan: Setiap umat hendaklah mengikuti apa yang dahulu disembah. Maka tidak tersisa orang-orang yang dahulu menyembah selain Allah yakni berhala, kecuali mereka berjatuhan ke dalam neraka. Hingga yang tinggal hanya orang-orang yang menyembah Allah ada yang baik dan ada yang jahat serta sisa-sisa Ahli Kitab, maka
dipanggillah orang-orang Yahudi. Mereka ditanya: Apa yang dahulu kalian sembah? Mereka menjawab: Kami menyembah Uzair anak Allah. Dikatakan: Kalian salah! Allah tidak menjadikan seorang pun sebagai sahabat atau anak. Lalu apa yang kalian inginkan? Mereka menjawab: Kami haus, ya Tuhan kami berilah kami minum. Lalu ditunjukkan pada mereka: Kenapa kalian tidak datang ke sana? Mereka digiring ke neraka, seolah-olah neraka itu fatamorgana yang saling menghancurkan. Mereka pun berjatuhan ke dalam neraka. Kemudian orang-orang Kristen dipanggil. Mereka ditanya: Apa yang dahulu kalian sembah? Mereka menjawab: Kami menyembah Isa Almasih anak Allah. Dikatakan kepada mereka: Kalian salah! Allah tidak menjadikan seorang pun sebagai sahabat atau anak. Apa yang kalian inginkan? Mereka menjawab: Kami haus ya Tuhan, berilah kami minum. Lalu ditunjukkan pada mereka: Kenapa kalian tidak datang ke sana? Mereka digiring ke neraka Jahanam, seolah-olah neraka itu fatamorgana
yang saling menghancurkan. Mereka pun berguguran ke dalam neraka. Ketika yang tinggal hanya orang-orang yang dahulu menyembah Allah Taala (yang baik dan yang jahat), maka Allah datang kepada mereka dalam bentuk yang lebih rendah daripada bentuk yang mereka ketahui. Dia berfirman: Apa yang kalian tunggu? Setiap umat mengikuti apa yang dahulu disembah. Mereka mengucapkan: Ya Tuhan kami, di dunia kami memisahkan diri dari orang-orang yang sebenarnya sangat kami butuhkan (untuk membantu kehidupan di dunia) dan kami tidak mau berkawan dengan mereka (karena menyimpang dari jalan yang digariskan oleh agama). Allah berfirman: Akulah Tuhan kalian! Mereka mengucap: Kami mohon perlindungan kepada Allah darimu. Kami tidak akan menyekutukan Allah dengan apapun (ini diucapkan dua atau tiga kali), sampai sebagian mereka hampir-hampir berubah (berbalik dari kebenaran, karena cobaan berat yang berlaku saat itu). Allah berfirman: Apakah antara kalian dan Dia ada
tanda-tanda, sehingga dengan demikian kalian dapat mengenal-Nya? Mereka menjawab: Ya, ada. Lalu disingkapkanlah keadaan yang mengerikan itu. Setiap orang yang hendak bersujud kepada Allah dengan keinginan sendiri, pasti mendapat izin Allah. Sedangkan orang yang akan bersujud karena takut atau pamer, tentu Allah menjadikan punggungnya menyatu (sehingga tidak dapat sujud). Setiap kali hendak sujud, ia terjungkal pada tengkuknya. Kemudian mereka mengangkat kepala mereka, sementara itu Allah telah berganti rupa dalam bentuk yang mereka lihat pertama kali. Allah berfirman: Akulah Tuhan kalian. Mereka menyahut: Engkau Tuhan kami. Kemudian suatu jembatan dibentangkan di atas neraka Jahanam dan syafaat diperbolehkan. Mereka berkata: Ya Allah, selamatkanlah, selamatkanlah. Ada yang bertanya: Ya Rasulullah, apakah jembatan itu? Rasulullah saw. bersabda: Tempat berpijak yang licin (menggelincirkan). Padanya terdapat besi berkait dan besi berduri. Di Najed ada
tumbuhan berduri yang disebut Sakdan. Seperti itulah besi-besi berkaitnya. Orang-orang mukmin melewati jembatan tersebut ada yang secepat kejapan mata, ada yang seperti kilat, seperti angin, seperti burung, seperti kuda atau unta yang kencang larinya. Mereka terbagi menjadi tiga kelompok, golongan selamat sama sekali, golongan yang terkoyak-koyak tapi dapat bebas dan golongan yang terjerumus ke dalam neraka Jahanam. Pada saat orang-orang mukmin telah terbebas dari neraka, maka demi Zat yang menguasai diriku, tidak ada orang yang sangat menaruh perhatian dalam meraih kebenaran, melebihi orang-orang mukmin yang mencari kebenaran kepada Allah demi kepentingan saudara-saudara mereka yang masih berada di neraka. Mereka berkata: Wahai Tuhan kami, mereka dahulu berpuasa bersama kami, salat dan beribadah haji. Lalu difirmankan kepada mereka: Keluarkanlah orang-orang yang kalian kenal. Maka wajah mereka diharamkan atas neraka. Mereka mengeluarkan banyak orang
dari neraka. Ada yang sudah terbakar hingga separuh betisnya dan ada yang sudah sampai ke lututnya. Orang-orang mukmin itu berkata: Ya Tuhan kami, di dalam neraka tidak ada lagi seorang pun yang Engkau perintahkan untuk dikeluarkan. Allah berfirman: Kembalilah (lihatlah kembali)! Barang siapa yang kalian temukan di hatinya ada kebaikan meski hanya seberat dinar. Keluarkanlah. Kemudian mereka dapat mengeluarkan banyak orang. Lalu mereka berkata: Ya Tuhan kami! Kami tidak tahu apakah di neraka masih ada orang yang Engkau perintahkan untuk dikeluarkan. Allah berfirman: Kembalilah (lihatlah kembali)! Barang siapa yang kalian temukan di hatinya ada kebaikan maski hanya seberat setengah dinar, keluarkanlah. Mereka dapat mengeluarkan lagi banyak orang. Setelah itu mereka berkata: Ya Tuhan kami! Kami tidak tahu, apakah di sana masih ada seseorang yang Engkau perintahkan untuk dikeluarkan. Allah berfirman: Kembalilah (lihatlah kembali)! Barang siapa yang kalian
temukan di dalam hatinya terdapat kebaikan meski hanya seberat atom, keluarkanlah. Lagi-lagi mereka dapat mengeluarkan banyak orang. Kemudian mereka berkata: Ya Tuhan kami. Kami tidak tahu apakah di sana masih ada pemilik kebaikan. Abu Said Al-Khudri berkata: Jika kalian tidak mempercayaiku mengenai hadis ini, maka bacalah firman Allah: Sesungguhnya Allah tidak menganiaya seseorang walaupun sebesar atom. Dan jika ada kebaikan sebesar atom, niscaya Allah akan melipat-gandakannya dan memberikan dari sisi-Nya pahala yang besar. Allah Taala berfirman: Para malaikat telah memohon syafaat, para nabi telah memohon syafaat dan orang-orang mukmin juga telah memohon syafaat. Yang tinggal hanyalah Zat yang Maha Penyayang di antara semua yang penyayang. Lalu Allah mengambil dari neraka dan mengeluarkan dari sana sekelompok orang yang sama sekali tidak pernah beramal baik. (Saat itu) mereka telah menjadi arang hitam. Mereka dilempar ke sebuah sungai dekat mulut
surga, yang disebut Sungai Kehidupan. Kemudian mereka keluar seperti tumbuhan kecil keluar dari lumpur banjir. Bukankah kalian sering melihat tumbuhan kecil di sela-sela batu atau pohon, di mana bagian yang terkena sinar matahari akan berwarna sedikit kuning dan hijau, sedangkan yang berada di keteduhan menjadi putih? Para sahabat menyela: Seolah-olah baginda dahulu pernah menggembala di dusun. Rasulullah saw. meneruskan: Lalu mereka keluar bagaikan mutiara. Di leher mereka ada kalung, sehingga para ahli surga dapat mengenali mereka. Mereka adalah orang-orang yang dibebaskan Allah, yang dimasukkan oleh Allah ke dalam surga, tanpa amal yang mereka kerjakan dan tanpa kebaikan yang mereka lakukan. Kemudian Allah berfirman: Masuklah kalian ke dalam surga. Apapun yang kalian lihat, itu adalah untuk kalian. Mereka berkata: Ya Tuhan kami, Engkau telah memberi kami pemberian yang belum pernah Engkau berikan kepada seorang pun di antara orang-orang di seluruh
alam. Allah berfirman: Di sisiku ada pemberian untuk kalian yang lebih baik daripada pemberian ini. Mereka berkata: Ya Tuhan kami, apa lagi yang lebih baik daripada pemberian ini? Allah berfirman: Rida-Ku, sehingga Aku tidak akan murka kepada kalian sesudah itu, selamanya. (Shahih Muslim No.269)

Agar disayang Allah, hendaknya kita senantiasa saling sayang-menyayangi. Seorang Muslim tidak akan mencari atau berburuk sangka kepada sesama Muslim dengan dalih apa pun. Tidak sepantasnya seorang Muslim berlaku keji hanya karena beda paham/aliran:

Allah Ta'ala berfirman pula: "Hai sekalian orang yang beriman, siapa yang bermurtad dari agamanya, maka Allah akan mendatangkan kaum yang dicintai olehNya dan merekapun mencintaiNya. Mereka itu bersikap lemah lembut kepada kaum mu'minin dan bersikap keras terhadap kaum kafirin. Mereka berjihad fisabilillah dan tidak takut celaan orang yang suka mencela. Demikian itulah keutamaan Allah, dikurniakan olehNya kepada siapa yang dikehendakiNya dan Allah adalah Maha Luas KaruniaNya serta Maha Mengetahui." (al-Maidah: 54)

Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya Allah Ta'ala berfirman -dalam hadits Qudsi: "Barangsiapa yang memusuhi kekasihKu, maka Aku memberitahukan padanya bahwa ia akan Kuperangi -Kumusuhi. Tidaklah seorang hambaKu itu mendekat padaKu dengan sesuatu yang amat Kucintai lebih daripada apabila ia melakukan apa-apa yang telah Kuwajibkan padanya. Tidaklah seorang hambaKu itu mendekat padaKu dengan melakukan hal-hal yang sunnah, sehingga akhirnya Aku mencintainya. Apabila Aku telah mencintainya, maka Akulah telinganya yang ia pakai untuk mendengarkan, Akulah matanya yang ia pakai untuk melihat, Akulah tangannya yang ia pakai untuk mengambil dan Aku pulalah kakinya yang ia pakai untuk berjalan. Jikalau ia meminta sesuatu padaKu, pasti Kuberi dan jikalau ia mohon perlindungan padaKu, pasti Kulindungi." (Riwayat Imam Bukhari)

Dari Abu Hurairah r.a. pula dari Nabi s.a.w., sabdanya: "Jikalau Allah Ta'ala itu mencintai seorang hamba, maka Dia memanggil Jibril untuk memberitahukan bahwa Allah mencintai si Fulan, maka cintailah olehmu -hai Jibril- si Fulan itu. Jibril lalu mencintainya, kemudian ia mengundang kepada seluruh penghuni langit memberitahukan bahwa Allah mencintai si Fulan, maka cintailah olehmu semua -hai penghuni-penghuni langit- si Fulan itu. Para penghuni langitpun lalu mencintainya. Setelah itu diletakkanlah penerimaan baginya -yang dimaksudkan ialah kecintaan padanya- di kalangan penghuni bumi." (Muttafaq 'alaih) Dalam riwayat Imam Muslim disebutkan: Rasulullah s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya Allah Ta'ala apabila mencintai seorang hamba, lalu memanggil Jibril kemudian berfirman: "Sesungguhnya Saya mencintai si Fulan, maka cintailah ia." Jibril lalu mencintainya. Seterusnya Jibril memanggil pada seluruh penghuni langit lalu berkata: "Sesungguhnya
Allah mencintai si Fulan, maka cintailah olehmu semua si Fulan itu." Orang itupun lalu dicintai oleh para penghuni langit. Selanjutnya diletakkanlah penerimaan -kecintaan- itu baginya dalam hati para penghuni bumi. Dan jikalau Allah membenci seorang hamba, maka dipanggillah Jibril lalu berfirman: "Sesungguhnya Saya membenci si Fulan itu, maka bencilah engkau padanya." Jibril lalu membencinya, kemudian ia memanggil semua penghuni langit sambil berkata: "Sesungguhnya Allah membenci si Fulan, maka bencilah engkau semua padanya." Selanjutnya diletakkanlah rasa kebencian itu dalam hati para penghuni bumi."

Hendaknya kita selalu berbaik sangka kepada Allah:

Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: Allah Taala berfirman: Aku sesuai dengan persangkaan hamba-Ku terhadap-Ku dan Aku selalu bersamanya ketika dia mengingat-Ku. Apabila dia mengingat-Ku dalam dirinya, maka Aku pun akan mengingatnya dalam diri-Ku. Apabila dia mengingat-Ku dalam suatu jemaah manusia, maka Aku pun akan mengingatnya dalam suatu kumpulan makhluk yang lebih baik dari mereka. Apabila dia mendekati-Ku sejengkal, maka Aku akan mendekatinya sehasta. Apabila dia mendekati-Ku sehasta, maka Aku akan mendekatinya sedepa. Dan apabila dia datang kepada-Ku dengan berjalan, maka Aku akan datang kepadanya dengan berlari. (Shahih Muslim No.4832)

__._,_.___
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (1)
Recent Activity:
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
.

__,_._,___
5 Daarut Tauhiid: Januari 2013   Assalamu'alaikum wr wb, Allah Maha Penyayang (Ar Rahiim / الرَّحِيمِ ) بِسْمِ اللَّه...
< >