+ -

Pages

Minggu, 06 Maret 2011

[daarut-tauhiid] KETIKA LIBYA DI BAWAH ISLAM

 

KETIKA LIBYA DI BAWAH ISLAM

Oleh : Prof. Dr. Ing. Fahmi Amhar

Muammar
Qaddafi, pemimpin Libya berusia 69 tahun itu menunjukkan wajah aslinya.
Tokoh yang ke negeri-negeri Muslim lainnya gemar membangun citra
pembela Islam dengan membangun masjid, membagi mushaf dan mengolok-olok
Amerika itu kini menjawab demonstrasi rakyatnya dengan pesawat tempur!
Karena shock dengan perintah itu, beberapa pesawat tempurnya lantas
membelot ke luar negeri. Sebagian duta besarnya juga lalu mengundurkan
diri.

Padahal Libya di zaman kekhilafahan Islam dulu pernah
menjadi lumbung pangan! Di bawah komando Amr bin Ash, tentara Islam
membuka Libya mulai dari Cyrenaica, yang diganti namanya menjadi
Pentapolis, Barqa. Pada 647 M, 40.000 pasukan yang dipimpin oleh
'Abdu'llah bin Sa'ad, menembus jauh ke Barat Libya dan mengambil Tripoli
dari Bizantium. Selama berabad-abad berikutnya Libya berada di bawah
pemerintahan Islam dengan berbagai tingkat otonomi yang bervariasi,
mulai dari Ummayah, Abbasiyah dan Fatimiyah. Kekuasaan Islam dengan
mudah diberlakukan di daerah pertanian pesisir dan kota-kota yang
menjadi makmur di bawah perlindungan Islam.

Di Cyrenaica,
penganut Monofisit dari Gereja Koptik telah menyambut kaum Muslim
sebagai pembebas dari penindasan Bizantium. Suku-suku Berber dari
pedalaman menerima Islam, namun mereka memiliki sedikit resistensi
terhadap budaya Arab.

Ketika Khalifah Harun Al-Rasyid menunjuk
Ibrahim ibn al-Aghlab sebagai gubernur Afrika pada 800 M, Libya
menikmati otonomi lokal yang cukup besar. Penguasa dinasti Aghlab berada
di antara para penguasa Islam yang paling perhatian untuk Libya. Mereka
menghadirkan sebuah standar pemerintahan dan pelayanan publik yang
baik, mengembangkan lanjut sistem irigasi Romawi yang membawa kemakmuran
ke daerah tersebut hingga meraih surplus pertanian, dan Libya menjadi
lumbung pangan untuk di wilayah Mediterania.

Pada akhir abad ke-9
Masehi, Dinasti Fatimiyah mengendalikan Barat Libya dari ibukota mereka
di Mahdia, sebelum ibukota baru mereka Kairo pada 972 M dan menunjuk
Buluggin bin Ziri sebagai gubernur Libya. Selama pemerintahan Fatimiyah,
Tripoli berkembang pesat pada perdagangan, terutama untuk barang-barang
yang dibawa dari Sudan seperti wol, kulit, dan garam yang diekspor
hingga ke Italia dalam pertukaran dengan barang dari kayu dan besi.

Kemudian
muncul Ibnu Ziri's, dinasti Berber Zirid yang memisahkan diri dari
Syiah Fatimiyah, dan mengakui Abbasiyah Sunni di Baghdad sebagai
khalifah yang sah. Sebagai pembalasan, Fatimiyah memigrasikan 200.000
keluarga dari dua suku Badui, Bani Sulaym dan Bani Hilal ke Afrika
Utara. Tindakan ini benar-benar mengubah corak kota-kota Libya karena
memantapkan arabisasi budaya. Sayangnya, menurut catatan Ibn Khaldun,
para pendatang ini kurang bisa mengurus pertanian sehingga tanah-tanah
yang diduduki Bani Hilal lambat laun berubah menjadi padang pasir yang
gersang.

Kondisi dalam negeri di Libya yang kurang kondusif ini
menjadikannya sempat dikuasai oleh pasukan Salib yang dipimpin Raja
Roger II dari Sizilia pada 1146 M. Namun pada 1174 pemerintah Ayubiyah
(keturunan Salahuddin al Ayubi) berhasil merebutnya kembali dengan
tentara Turki dan Badui.

Setelah itu berkuasalah Sultan Muhamad
bin Abu Hafsid, dan para penggantinya dikenal dengan "Dinasti Hafsid"
selama hampir 300 tahun. Mereka mendirikan perdagangan yang signifikan
dengan negara-negara kota di Eropa. Penguasa Hafsid juga mendorong
kesenian, sastra, arsitektur dan memberi beasiswa untuk para ilmuwan.
Ahmad Zarruq (1442-1493) adalah salah satu ulama Islam yang paling
terkenal yang menetap di Libya saat itu. Hasil karyanya antara lain
Qawaid al-Tasawwuf (Prinsip-prinsip Tasawuf), Syarah Fiqh Maliki dan
Syarah kitab al-Hikam dari ibn 'Ata illah.

Selama era Hafsid,
pengaruh peradaban Islam yang lebih tinggi dari Andalusia menyebar
sampai Tripolitania, di mana perlindungan Hafsid telah mendorong
kreativitas penduduk Libya untuk beberapa dekade berikutnya.

Pada
abad ke-16, Hafsid terperangkap dalam konflik antara Spanyol dan
Khilafah Utsmaniyah. Setelah sempat diinvasi oleh Spanyol pada 1510,
Khilafah Utsmani akhirnya merebut kembali Libya pada 1551 M. Kota
Tripoli kemudian dibangun terus sampai menjadi salah satu kota yang
paling mengesankan sepanjang pantai Afrika Utara. Pada 1565, kewenangan
administratif penguasa di Tripoli ditunjuk langsung oleh Khalifah di
Istanbul.

Selanjutnya politik di Libya memang mengalami pasang
surut, yang intinya adalah memperebutkan tingkat otonomi yang
bervariasi. Namun hal ini tak menyurutkan kondisi bahwa Tripoli dan
Libya umumnya adalah salah satu kota dunia di tepi Laut Tengah.

Ekonomi
Libya mulai runtuh setelah negara-negara Barat masuk ke Afrika, dimulai
dari Napoleon pada 1819. Mereka menggunakan strategi perpecahan dan
perang saudara. Akhirnya, ketika Daulah Utsmaniyah sendiri mengalami
kemerosotan, wilayah Libya menjadi provinsi yang terpencil di sebuah
negara yang membusuk.

Pada tahun 1969, Muammar Qaddafi yang baru
berusia 27 tahun melakukan kudeta tak berdarah, dengan memaksa Raja
Idris agar menyerahkan kekuasaan ke Putra Mahkota, tetapi lalu sang
Putra Mahkota tidak pernah dilantik. Muammar Qaddafi kemudian
mengembangkan Islam menurut versinya, yaitu sosialisme. Dia menulis
"Buku Hijau", membagikan ke rakyatnya dan mewajibkan mereka untuk
mempelajarinya seperti layaknya Alquran.

Hasilnya, Libya semakin
terpuruk, dan hari-hari ini, mereka meminta sang pemimpin yang sudah
tidak muda lagi itu untuk mundur. Libya memang hanya akan bangkit dan
maju kalau diperintahkan kembali dengan syariat Islam di dalam Daulah
Khilafah.

Salam,
Must Gatot
http://www.facebook.com/gatot.mulyono

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
.

__,_._,___
5 Daarut Tauhiid: [daarut-tauhiid] KETIKA LIBYA DI BAWAH ISLAM   KETIKA LIBYA DI BAWAH ISLAM Oleh : Prof. Dr. Ing. Fahmi Amhar Muammar Qaddafi, pemimpin Libya beru...
< >