Ilmu tentang Allah
diambil dari : http://www.dpu-online.com
Kebutuhan kita mencari ilmu harus melampaui kebutuhan kita mencari makan.
Kelemahan terbesar kita adalah sangat sibuk dengan isi perut daripada isi hati.
Padahal, Allah telah menciptakan kalau yang sibuk dengan isi perutnya adalah
binatang dan seharusnya kita lebih tinggi daripada itu. Kalau sehari tidak
makan kita rebut, tapi sehari saja tidak bertambah ilmu kita tidak ribut.
Jadi, orang yang tidak bertambah ilmu dia pasti rugi. Kalau orang berilmu,
makannya pasti cukup. Tapi, kalau orang yang tidak berilmu akan menjadi
sengsara karena makanannya. Kebutuhan kita terhadap ilmu lebih tinggi daripada
kebutuhan kita untuk makan. Makan itu sudah dijamin oleh Allah kalau kita tahu
ilmunya. Namun, menggali ilmu diperintahkan wajib oleh Allah.
Ilmu itu bermacam-macam. Ada yang wajib, ada yang sunnah, ada yang mubah, dan
ada yang haram. Seagung-agung ilmu, setinggi-tinggi derajat ilmu,
sehebat-hebatnya ilmu, seberkah-berkah ilmu adalah ilmu tentang Allah. Ilmu
yang paling mulia, ilmu yang paling agung dan ilmu paling dahsyat adalah ilmu
tentang Allah. Mengapa?
Rukun iman yang pertama adalah iman kepada Allah. Bagaimana kita bisa beriman
kepada Allah kalau kita tidak mengenal-Nya. Rukun Islam yang pertama adalah
syahadat. Bagaimana kita akan bersaksi tiada Tuhan selain Allah kalau tidak
mengenal Allah.
Para nabi dan rasul diperintahkan Allah dalam tiga perkara. Yang paling pokok
dari tiga risalah adalah memperkenalkan tentang Allah. Lalu memperkenalkan
jalan untuk mengenal Allah. Kemudian, memperkenalkan sanksi atau ganjaran bagi
orang yang dekat dan patuh kepada Allah serta mereka yang ingkar.
Sayangnya masih sedikit orang yang mau belajar tentang Allah. Belajar shalat
itu bagus dan sangat penting. Tapi, jika tidak mengenal Allah bagaimana akan
khusyuk? Belajar tentang akhlak tapi tidak mengenal Allah, lalu bagaimana dia
bisa paham tentang ikhlas? Karena bagaimana kita mengajarkan ikhlas kalau Allah
sendiri tidak dikenal?
Jadi, sehebat apa pun ilmu agama yang dimiliki dan sehebat apa pun ibadah yang
dilakukan kalau Allahnya tidak dikenali dengan baik, itu tidak berarti. Tidak
ada perubahan perilaku kecuali semu saja.
Ilmu tentang Allah pun macam-macam. Ada ilmu tentang teori. Dia tahu teorinya
seperti apa tapi hanya sebatas di mulut saja. Ada juga ilmu yang disampaikan
karena sudah merasuk keyakinan ke lubuk hati. Ilmu seperti inilah yang
sebetulnya dilakukan oleh Rasulullah.
Shalat sederhana tapi karena dia kenal ke Allah maka shalatnya akan khusyuk.
Dia yakin Allah Maha Menatap dan dia juga tahu shalatnya belum hafal tapi dia
yakin dan selalu merasa ditatap oleh Allah. Jadi, amatlah penting untuk selalu
menggali ilmu, terutama ilmu tentang Allah. (KH. Abdullah Gymnastiar, Penasihat
dan Pembina DPU Daarut Tauhiid)
[Non-text portions of this message have been removed]
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================