+ -

Pages

Rabu, 13 Oktober 2010

[daarut-tauhiid] DR. Ahzami Samiun Jazuli: Al Quran Berbicara tentang ruh

 

Diantara tema-tema yang diangkat dalam Al Quran, diataranya adalah tentang
Ar Ruh. Kajian tentang Ar Ruh kali ini akan dibagi dalam 2 kajian, yaitu :

- *Makna/Maksud kata Ar Ruh dalam Al Quran.* Karena setelah di pelajari
dan di renungi, kemudian membuka referensi tentang kata dalam Al Quran,
ternyata kata Ar Ruh mempunyai makna yang banyak (tidak hanya satu arti).
Dengan demikian, maka diharapkan nantinya kita tidak salah dalam memahami
kata Ar Ruh.
- *B**eberapa pemahaman/persepsi tentang Ar Ruh dalam Al Quran dan
Hadist.*

** Makna/Maksud kata Ar Ruh dalam Al Quran*
Diantaranya makna kata Ar Ruh adalah :

1. *Nafas.* Seseorang yang masih bernafas dan bergerak maka orang
tersebut masih ada ruh-nya. Kata nafas dan ruh dalam bahasa indonesia
diterjemahkan sebagai nyawa, yang artinya bahwa seseorang masih hidup kalau
orang tersebut ada nyawanya. Dan kita tidak mengetahui seperti apa
wujud/bentuk dari nyawa tersebut.
2. *Jibril. *Seperti halnya dalam surat Al-Qadr 1-5, yang artinya
*"Sesungguhnya
kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam kemuliaan. Tahukah kamu
apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu
bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan
izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan
sampai terbit fajar."* Didalam ayat ke-4 yang berbunyi *"Tanajjalul
malaaaikatu warruuhu fiihaa"* dimana kata *"warruuhu" *diterjemahkan
sebagai Jibril. Bukankah Jibril adalah malaikat namun kenapa dalam ayat
tersebut Jibril disebutkan secara khusus. Dalam ilmu tafsir diterangkan
bahwa menyebut yang khusus setelah yang umum, menunjukkan bahwa yang khusus
tadi mempunyai keistimewaan yang harus diperhatikan. Sehingga jibril yang
berada di tengah-tengah malaikat adalah yang terdepan, Jibril sebagai
pemimpin para malaikat. Didalam surat lain, yaitu surat ke 26 Ash-Shu'ara
ayat 192-195 yang artinya *"Dan sesungguhnya Al Qur'an ini benar-benar
diturunkan oleh Tuhan semesta alam, dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin
(Jibril), ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di
antara orang-orang yang memberi peringatan, dengan bahasa Arab yang jelas."
* Dimana dalam surat tersebut dijelaskan bahwa Malaikat Jibril sebagai
pembawa wahyu Allah swt (Al Quran) disebutkan dengan kata *Ar Ruh Al Amin
*.
3. *Nabi Isa as.* Seperti dalam firman Allah swt yang berbunyi *"Wa rohun
minhu"* yang artinya *"Dan ruh darinya (maksud-nya Isa as)"*. Lalu yang
menjadi pertanyaan, kenapa nabi Isa as disebut Ruh? Diantara mukjizat Nabi
Isa as selain menyembuhkan orang sakit yaitu Nabi Isa as mempunyai mukjizat
mampu menghidupkan orang yang sudah mati, yang tentunya atas ijin Allah swt.
Maka Nabi Isa as disebut Ruh, karena seolah-olah Nabi Isa bisa menghadirkan
kembali ruh orang yang sudah meninggal. Pada dasarnya, jika seseorang
meninggal dunia maka ruh orang tersebut pergi dari jasad-nya. Seperti halnya
jika seseorang tidur, maka dalam keadaan tidur itu ruhnya sedang pergi dari
jasadnya. Dan ketika bangun, ruhnya telah kembali ke jasadnya.
4. *Al Quran.* Seperti halnya dalam surat Asy-Syuura (42) ayat
52*"wakadzaalika awhaynaa ilayka ruuhan min amrinaa …"
* yang artinya secara lengkap 1 ayat *"Dan demikianlah Kami wahyukan
kepadamu wahyu (Al-Qur'an) dengan perintah Kami. Sebelumnya kamu tidaklah
mengetahui apakah Al Kitab (Al-Qur'an) dan tidak pula mengetahui apakah iman
itu, tetapi Kami menjadikan Al-Qur'an itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan
dia siapa yang kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya
kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus." * Kenapa Al
Quran disebut sebagai Ruh? Karena Al Quran adalah pedoman kehidupan yang
hakiki untuk umat manusia, terutama di akhirat nanti. Sehingga seseorang
yang hidup bersama Al Quran, membaca, mendengar, merenungi, memahami,
manghafalkan dan mendakwakan Al Quran maka orang tersebut akan mendapatkan
kehidupan yang hakiki. Seperti halnya dalam surat Al Ankabut ayat 64 yang
artinya *"Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan
main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau
mereka mengetahui."*

** Beberapa pemahaman/persepsi tentang Ar Ruh dalam Al Quran dan Hadist.*
Dalam bab pemahaman tentang Ruh ini, hanya akan dikhususkan membahas ruh
dalam pengertian-nya sebagai nafas. Karena sebenarnya tubuh kita terdiri
dari jasad dan ruh. Sedangkan pengertian ruh yang lain (seperti halnya
jibril, isa as dan al quran) cukuplah sebagai pelengkap dalam mengartikan
makna kata ruh, sehingga tidak akan diulang pada bab ini.
Pemahaman tentang Ruh diataranya adalah :
*1. Ruh adalah urusan Allah (rahasia Allah swt)*. Sehingga dengan demikian
maka kita tidak tahu ruh itu seperti apa. Maka yang tahu tentang hakikat Ruh
adalah Allah swt[1 <http://kajiankantor.com/?p=540#footnote_0_540>]
*2. Ruh membutuhkan "makanan"*. Manusia terdiri dari jasad dan ruh. Namun
kenyataan-nya manusia lebih memperhatikan kebutuhan jasad-nya daripada
kebutuhan ruh-nya. Misal seseorang sakit gigi, maka diperiksakan-nyalah
giginya ke dokter. Sedang lapar, maka bergegas segera makan. Begitu cepatnya
kebutuhan jasad-itu ditunaikan, namun jika kebutuhan ruhiyah-nya banyak
orang yang lamban. Orang yang ruhiyah-nya kotor, tidak berinteraksi dengan
Al Quran, tidak sholat, tidak ber-dzikir ibarat baju yang awal-nya putih
menjadi kusam, kumal karena tidak pernah 'dicuci' beberapa waktu lamanya.
Maka jangan heran jika ada orang yang tega membunuh sekian banyak orang,
berzina untuk memuaskan nafsu setan-nya hal itu karena ruhiyah-nya kotor,
kebutuhan ruh-nya tidak diberi 'makanan/vitamin'. Jika jasad kita tidak
diberi makan, yang kemudian terjadi adalah kelaparan dan ujung-ujung-nya
orang tersebut meninggal (tidak membahayakan orang lain). Namun jika ruh-nya
yang kotor/kering karena tidak diberi 'makanan/vitamin' maka akan berakibat
merusak dirinya maupun orang lain. Oleh karena itu kebutuhan terhadap ruh
kita sama dengan kebutuhan jasad kita (seimbang antara kebutuhan jasad
maupun ruhiyah).
Dalam sebuah Kisah Ashabul Kahfi, terdapat sabda nabi :
*"Al Arwahu Junudun Mujannadah Fama Ta'arofa Minha, Talafa Wama Tanakaro
Minhakhtalafa…"*
*(Sesungguhnya) ruh-ruh itu seperti pasukan yang berbaris (ketika di alam
arwah)…jika dahulu mereka saling mengenal (di alam arwah) maka mereka akan
berkasih sayang(di dunia), dan jika dahulu mereka saling bermusuhan, maka
mereka akan saling berselisih (di dunia).*
*
*
Ruh yang baik akan dipertemukan dengan ruh yang baik, bersatulah mereka
dijalan Allah swt, bersatu di jalan dakwah. Sedangkan ruh yang buruk akan
sering berbeda/berantem. Dengan hadist ini kita diberikan kemudahan memahami
isra' nabi Muhammad saw. Ketika berada di masjidil Aqsa, nabi mengimami
shalat jama'ah para nabi sedangkan makmumnya adalah pada nabi. Bukankah para
nabi sudah meninggal, namun sebenarnya ruh para nabi tersebut masih ada dan
melakukan sholat bersama Nabi Muhammad
saw.[2<http://kajiankantor.com/?p=540#footnote_1_540>
]
*3. Ruhnya orang yang sahid, akan berkeliling/beterbangan di
surga.*[3<http://kajiankantor.com/?p=540#footnote_2_540>
] Mereka menikmati indahnya surga sebelum semua orang kembali ke akhirat.
Hal ini menggambarkan luar biasanya orang yang mati sahid. Bahkan dalam
sebuah hadist diceritakan bahwa ketika seseorang meninggal dalam medan
jihad, maka diampuni semua dosanya kecuali hutang.

*Catatan Kaki :*

1. Al-Quran mengingatkan kita akan firman-Nya: *Dan mereka bertanya
kepadamu tentang ruh. Katakanlah, Ruh adalah urusan Tuhan-Ku, kamu tidak
diberi ilmu kecuali sedikit*. -QS Al Isra' 17: 85-
«↩<http://kajiankantor.com/?p=540#identifier_0_540>
»
2. Beliau SAW mengimami shalat jama'ah para nabi di Masjid Al-Aqsha. Dari
Abu Hurairah, ia telah berkata: Telah bersabda Rasulullah SAW : *"….. Dan
sungguh telah diperlihatkan kepadaku jama'ah para nabi. Adapun Musa, dia
sedang berdiri shalat. Dia lelaki tinggi kekar seakan-akan dia termasuk suku
Sanu'ah. Dan ada pula 'Isa bin Maryam alaihi`ssalam sedang berdiri shalat.
Manusia yang paling mirip dengannya adalah 'Urwah bin Mas'ud ats-Tsaqafi.
Ada pula Ibrahim 'alaihi`ssalam sedang berdiri shalat. Orang yang paling
mirip dengannya adalah sahabat kalian ini, yakni beliau sendiri. Kemudian
diserukanlah shalat. Lantas aku mengimami mereka. Seusai shalat, ada yang
berkata -Jibril-: "Wahai Muhammad, ini adalah Malik, penjaga neraka. Berilah
salam kepadanya!" Akupun menoleh kepadanya, namun dia mendahuluiku memberi
salam*. -HR Muslim 172-. Beliau SAW melihat Nabi Musa, Nabi Isa, Dajjal,
dan Malaikat Malik. Dari Anas bin Malik, bahwasanya Rasulullah SAW telah
bersabda: *"Pada malam aku diisra'kan aku melewati Musa di gundukan tanah
merah ketika dia sedang shalat di dalam kuburnya."* -HR Muslim
2375- «↩<http://kajiankantor.com/?p=540#identifier_1_540>
»
3. *"Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah
itu mati; bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan mendapat rezki.
Mereka dalam Keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya
kepada mereka, dan mereka bergirang hati terhadap orang-orang yang masih
tinggal di belakang yang belum menyusul mereka, bahwa tidak ada kekhawatiran
terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. Mereka bergirang hati
dengan nikmat dan karunia yang yang besar dari Allah, dan bahwa Allah tidak
menyia-nyiakan pahala orang-orang yang beriman."* QS. Al Imron : 169 –
171 «↩ <http://kajiankantor.com/?p=540#identifier_2_540

http://kajiankantor.com/files/Kajian_Kamis/20101007_Ust_DR_Ahzami_Samiun_Jazuli(Al%20Quran%20Berbicara%20tentang%20Ruh).mp3

http://kajiankantor.com/?p=540

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
.

__,_._,___
5 Daarut Tauhiid: [daarut-tauhiid] DR. Ahzami Samiun Jazuli: Al Quran Berbicara tentang ruh   Diantara tema-tema yang diangkat dalam Al Quran, diataranya adalah tentang Ar Ruh. Kajian tentang Ar Ru...
< >