+ -

Pages

Minggu, 27 Februari 2011

[daarut-tauhiid] Adab Terhadap Allah SWT

 

Hikmah: Adab Terhadap Allah SWT
Ahad, 27 Februari 2011, 11:06 WIB

Oleh: Asep Irmansyah SThI *)

Allah SWT, telah menciptakan kita sebagai makhluk yang paling
sempurna, melebihkan kita atas kebanyakan makhluk-Nya, memberi kita
rizki dari yang baik-baik, dan tidak pernah putus mencurahkan rahmat
dan kasih sayang-Nya, selalu menebarkan sifat Rahman dan Rahim-Nya
kepada seluruh makhluk.

Sebagai salah satu ciptaan-Nya, merupakan hal yang semestinya bagi
kita melaksanakan kewajiban-kewajiban, hak-hak, dan adab-adab kepada
Allah SWT. Maka, diantara kewajiban-kewajiban dan hak-hak itu adalah
sebagai berikut: Pertama, beribadah dan tidak menyekutukan-Nya."Dan
tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
menyembah-Ku." (QS Adz-Dzariyat:56).

Firman Allah tersebut menggariskan misi hidup manusia dengan tegas,
yakni ibadah. Substansinya, seluruh gerak langkah, desah nafas, dan
aliran darah manusia tidak boleh keluar dari kerangka pengabdian
(ibadah) kepada Allah SWT.

Dengan demikian, ibadah seharusnya menjadi aktivitas keseharian kita
sebagai makhluk-Nya selama dua puluh empat jam. Lalai terhadap hal ini
berarti penyia-nyiaan kita akan salah satu hak-hak Allah SWT dari
makhluk-Nya dan penyia-nyiaan terhadap kesempatan hidup yang akan
menjadi penyesalan paling dalam di hari akhir (QS Az-Zumar:56).

Beribadah kepada Allah SWT, selain disertai dengan niat ikhlas, juga
menjauhkan diri dari menyekutukan-Nya. "Dari Ibnu Mas'ud RA, berkata:
aku bertanya kepada Rasulullah SAW: "Dosa apakah yang paling besar?
Rasul menjawab: Engkau membuat sekutu bagi Allah padahal Dia-lah yang
menjadikanmu." (HR Bukhari, 4:303).

Setiap Rasul di utus pada tiap-tiap ummat untuk menyerukan,"Sembahlah
Allah dan jauhi Thagut". Hadits di atas menunjukan salah satu tugas
Nabi Muhammad sebagai Rasul-Nya, bahwa salah satu adab kita kepada
Allah SWT adalah beribadah dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu
pun. Termasuk dosa besar apabila kita menduakan Allah SWT dengan
harta, jabatan, kedudukan, maupun dengan keyakinan-keyakinan lainnya
yang menyimpang.

Dalam salah satu haditsnya yang lain, Rasulullah SAW bersabda:
"Jauhilah oleh kalian tujuh perbuatan maksiat. Ditanyakan: Wahai
Rasulullah! Apa tujuh perbuatan itu? Rasul menjawab: Menyekutukan
Allah dan sihir.....". (HR Muslim, 1:51).

Kedua, bersyukur atas nikmat-nikmat-Nya adalah merupakan kewajiban
kita dan hak Allah SWT atas hamba-Nya. "Wahai orang-orang yang
beriman! Makanlah diantara rizki yang baik-baik yang Kami berikan
kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya
kepada-Nya kamu menyembah." (QS Al-Baqarah:172).

Betapa besar karunia yang Allah berikan kepada kita, udara segar yang
kita hirup setiap hari, cahaya matahari yang selalu menghangatkan
tubuh kita, berbagai jenis makananan dan tumbuh-tumbuhan, air jernih
sebagai sumber kehidupan, hidup sehat, harta dan kedudukan yang kita
miliki, semuanya adalah nikmat-nikmat yang Allah berikan kepada kita
sebagai makhluk-Nya. Tidak akan pernah terhitung berapa banyak nikmat
yang Allah berikan, sekalipun lautan dijadikan tinta, pohon-pohon
dijadikan pensilnya. Tapi, mengapa kita tidak pernah bersyukur atas
segala pemberian-Nya?. "....bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah
kalian mengingkari (nikmat-Ku)." (QS Al-Baqarah:152).

Bentuk pengingkaran kita atas nikmat Allah SWT adalah bersikap kufur
dan seolah-olah segala yang kita miliki mutlak hasil jerih payah kita
dengan mengenyampingkan eksistensi Allah SWT sebagai pemberi rizki.
Bukankah ketika kita bersyukur, Allah SWT akan menambah nikmat-Nya dan
ketika kita kufur, Allah SWT telah menyediakan siksa yang sangat
pedih?.

Oleh sebab itu, sebagai salah satu wujud adab kita kepada Allah SWT,
adalah bersyukur dan mensyukuri segala pemberian nikmat dan
karunia-Nya dan buang jauh-jauh segala sifat Qorunisme yang melekat
pada diri kita.

Ketiga, bertaubat, istighfar dan sadar banyak berbuat dosa adalah adab
kita kepada Allah SWT. "Katakanlah; Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui
batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari
rahmat Allah, sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya.
Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mengampuni lagi Maha Penyayang".(QS.
Az-Zumar:53).

Dalam mengarungi kehidupan, ketika derajat keimanan "yaziid"
(bertambah) manusia akan ingat dan ta'at kepada Allah SWT. Tapi,
ketika derajat keimanan "yanqus" (berkurang) adakalanya manusia
terjerambab dalam perbuatan dosa dan maksiat. Ketika dalam kondisi
seperti itu, bersegeralah bertaubat dan memohon ampun kepada-Nya.
"Tujuh golongan yang akan mendapat naungan Allah pada hari yang tidak
ada naungan kecuali naungan-Nya (hari kiamat). Maka ia (Abu Hurairah)
menceritakan hadits dan diantaranya: Seseorang yang berdzikir kepada
Allah dalam keadaan sepi sampai mencucurkan air mata". (HR.
Bukhari-Muslim).

Seberat dan sebesar apapun dosa kita, Allah SWT akan mencurahkan kasih
sayang-Nya dengan mengampuni hamba-hamba-Nya yang jatuh dalam kubangan
dosa. "Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan
bertaubatlah kepada-Nya. (jika kamu mengerjakan yang demikian) niscaya
Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai
waktu yang ditentukan........" (QS Hud:3).

Saat ini, kita masih diberi kesempatan untuk menikmati hidup,
janganlah sia-siakan hidup ini, janganlah memandang remeh akan
perbuatan dosa. Sebab dosa, adalah penyebab kita akan mendapatkan
murka dan siksa Allah SWT. "Bagi orang mukmin melihat dosa-dosanya itu
seolah-olah ia duduk di bawah gunung dimana ia merasa takut gunung itu
akan menimpanya, sedangkan bagi orang fajir, melihat dosa-dosanya itu
bagaikan lalat yang lewat di atas hidungnya".(HR Bukhari 4:99).

Selagi nafas masih ada, selagi malaikat Izrail belum mencabut nyawa,
hiasi hari-hari kita dengan senantiasa beribadah dan beristighfar
kepada Allah SWT, atas segala perbuatan dosa kita. "Demi Allah!
sesungguhnya aku (Muhammad) beristighfar (minta ampun) kepada Allah
dan bertaubat kepada-Nya dalam sehari lebih dari tujuh puluh kali."
(HR Bukhari).

Itulah diantaranya kewajiban, hak-hak, dan adab kita sebagai makhluk
kepada Allah SWT. Semoga dalam keseharian kita selalu beribadah
kepada-Nya tanpa disertai kemusyrikan, mensyukuri segala nikmat-Nya,
dan senantiasa bertaubat dan beristighfar (memohon ampun) atas
dosa-dosa kita. Amien.

*) penulis adalah sahabat Republika Online yang tinggal di Garut
(abughiats@yahoo.co.id)

http://www.republika.co.id/berita/ensiklopedia-islam/hikmah/11/02/27/166422-hikmah-adab-terhadap-allah-swt

__._,_.___
Recent Activity:
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
.

__,_._,___
5 Daarut Tauhiid: [daarut-tauhiid] Adab Terhadap Allah SWT   Hikmah: Adab Terhadap Allah SWT Ahad, 27 Februari 2011, 11:06 WIB Oleh: Asep Irmansyah SThI *) Alla...
< >