+ -

Pages

Rabu, 30 Maret 2011

[daarut-tauhiid] Jalan Kebaikan

 


Tak pernah ada kejadian yang tak mengandung hikmah,
sekecil apapun, sepanjang kita mampu merenung mencari hikmah yang terkandung di
setiap peristiwa itu. Mulai dari semut-semut kecil yang membuat jalan di bawah
tanah, hingga bencana besar yang meluluhlantakkan kehidupan manusia, Allah
selipkan hikmah bersamanya, agar menjadi pelajaran. Maka beruntunglah mereka
yang sanggup menangkap pelajaran dari setiap kejadian itu, sebaliknya merugilah
orang-orang yang tak pernah mengambil pelajaran, meski sedikit. 

 

Sungguh Allah kerap hadirkan orang-orang yang tidak biasa
dalam kehidupan kita, tiba-tiba mereka ada di depan kita dan memberi pelajaran
berharga. Kadang, mereka berwujud siapa saja, bisa seorang pedagang roti
keliling, penjual nasi uduk langganan setiap pagi, penjual kelapa muda di tepi
jalan, atau para tukang gali kabel telepon yang setiap hari berlumuran tanah
dan disapa matahari yang menyengat. Pelajaran berharga didapat Anwar, dari
seorang tukang gali tanah di ujung flyover Ciputat.

 

Pagi itu, Anwar menunggu sahabatnya di ujung flyover
untuk bersama-sama pergi ke suatu tempat. Setelah cukup lama menunggu, ia mulai
gelisah, apakah yang ditunggu sudah lewat? Ia pun bertanya kepada orang yang
menurutnya sejak pagi berada di sana. "Lihat mobil APV merah lewat? Saya sedang
menunggu teman." sebenarnya mobil dengan merk dan warna yang demikian pasti
banyak, mungkin sudah belasan yang melintas. Namun orang yang ditanya tetap
menjawab, "sebaiknya ditelepon saja pak, biar lebih jelas."

 

Keraguan tergambar jelas di wajah Anwar, dan mampu
ditangkap dengan sempurna oleh si tukang gali tanah itu, kemudian, "Ini pakai
saja handphone saya, tapi SMS saja ya pak, kalau telepon nggak ada pulsanya,"
Anwar langsung  menerima sodoran tangan
yang sudah kotor dengan tanah itu, dan langsung mengirim pesan singkat ke
temannya. Hasilnya, jelas sudah bahwa temannya memang belum tiba di tempat ia
menunggu. Anwar pun berucap terima kasih, "siapa namanya pak?" "Wandi…" jawab
pria berusia tak lebih dari tiga puluh tahun itu sambil tersenyum.

 

Senyumnya bahagia, pastilah. Untuk orang yang sering
tidak dianggap olehkebanyakan orang lalu lalang di jalan raya, ia menjadi orang
yang hadir tepat disaat orang lain membutuhkan pertolongan. Jangan lihat
kecilnya pertolongan yang diberikan, lihatlah ketulusannya membantu, lihat pula
dibalik kejadian ini, bahwa Allah tengah memberi pelajaran penting bagi kita
semua, bahwa Dia tidak tidur dan selalu hadirkan orang-orang yang akan memberi
jalan kebaikan kepada mereka yang tengah berhadapan dengan kesulitan. Hanya saja,
kadang kitalah yang tak benar-benar mampu menangkap sinyal Allah ini. Kita semata
melihat, bahwa "masih ada orang baik di kota ini".

 

Saya pernah merasakan kehadiran malaikat penolong di
suatu tempat di Bekasi sekitar tiga tahun lalu. Saat itu saya sedang bertugas
dan tiba-tiba ada kabar ibu yang sedang sakit memerlukan biaya berobat. Saya tak
sedang memegang ATM, maka saya pun segera mencari ATM untuk meminta bantuan
orang-orang yang tengah mengantri di ATM agar mau membantu saya mengirim uang
ke rekening ibu, dan saya akan menggantinya dengan uang kas yang saya miliki.
Saya lupa, bahwa di waktu itu tengah marak modus penipuan orang-orang yang seolah
hendak membantu di depan ATM tapi ujung-ujungnya menguras habis uang di
rekening korbannya.

 

Yang terjadi, saya dimaki-maki, dituduh hendak menipu dan
yang paling membuat saya malu, seseorang sempat berteriak memangggil satpam
bank untuk diamankan. Beruntung belum sempat orang-orang menghabisi saya dengan
tuduhan penipuan. Sambil keluarkan uang kas yang saya punya, saya jelaskan
bahwa saya hendak mengirim uang untuk ibu saya yang sedang sakit. Hasilnya, tetap
saja tak satupun yang percaya. Sampai beberapa ATM saya kunjungi, beberapa
penolakan juga yang saya dapat. Hari sudah hampir sore, saya hanya memikirkan
ibu yang sedang menunggu kiriman uang dari anaknya ini.

 

Hampir saya putus asa, sebelum akhirnya seseorang melihat
kegetiran di wajah saya, "Anda seperti sedang bingung…" setelah saya jelaskan,
ia pun percaya dan mau menolong. Saya tak sempat bertanya namanya sebab ia
langsung pergi begitu saja setelah menolong, sungguh pelajaran berharga lagi
tentang ketulusan, menolong tanpa pamrih, tanpa harus mencatatkan nama di hati
dan pikiran orang lain, mungkin karena ia yakin catatan di tangan Allah jauh
lebih penting. Bagi saya, ia telah menjadi jalan kebaikan.

 

Pernahkah Anda mengalami berada dalam kesulitan, disaat
seolah tak ada lagi yang peduli namun tiba-tiba orang tak dikenal membantu Anda
dengan ikhlas? Pasti banyak yang pernah mengalami hal seperti ini dan kemudian
kita berpikir bagaimana bisa seseorang yang tidak dikenal tiba-tiba mau
menolong. Pernahkah kita berpikir bahwa semua itu Allah yang mengaturnya,
sebagai balasan dari amal shalih yang pernah kita lakukan di masa-masa
sebelumnya, atau justru kejadian yang tak disangka-sangka itu merupakan bentuk
pelajaran dari Allah, kepada kita yang lebih sering tak peduli pada kesulitan
orang lain. Maka Allah hadirkan "malaikat" yang membantu ketika Anda
benar-benar dalam posisi yang teramat sulit.

 

Kondisinya tidak selalu dan melulu seperti yang kita
pikirkan. Kadang ketika menemui kesulitan, justru tak satupun malaikat penolong
itu hadir. Kalaupun ada yang hadir, dengan beragam pamrih dan sarat, tentu
sangat memberatkan dan tidak seolah tidak memberi pilihan terbaik selain
menyepakati sarat yang diajukan. Meski tetap harus yakin bahwa Allah tetap akan
menghadirkan jalan kebaikan disaat yang tepat, namun pantaslah kita juga melihat
kembali perjalanan kita sebelumnya. Pernahkah kita menjadi jalan kebaikan bagi
orang lain? Hadirkah kita pada saat seseorang memerlukan pertolongan? Atau jangan-jangan
kita termasuk yang pernah mengajukan sarat ketika hendak memberi bantuan?

 

Jalan kebaikan yang kita dapatkan hari ini, disaat kita
menemui kesulitan, sebenarnya merupakan jalan kebaikan yang pernah kita bangun
sendiri, disaat kita hadir tepat di hadapan orang-orang yang memerlukan
pertolongan. Allah tahu saat yang tepat memberi kita jalan kebaikan, yakni pada
saat benar-benar kita membutuhkannya. Maka sebaiknya, kita pun tahu saat yang
tepat untuk membangun jalan kebaikan itu sebanyak-banyaknya, semua akan kembali
kepada kita sendiri.

 

(Gaw, untuk seorang
sahabat shalih yang tengah memerlukan bantuan biaya untuk selesaikan kuliahnya.
Semoga ada yang hendak menjadi jalan kebaikan baginya. Lebih jelasnya, silahkan
telepon langsung ke saya, 085219068581 atau email : bayugautama@yahoo.com terima kasih )

 
Bayu Gawtama
LifeSharerSOL - School of Life
085219068581 - 087878771961
twitter: @bayugawtama
@schoolof_life

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
.

__,_._,___
5 Daarut Tauhiid: [daarut-tauhiid] Jalan Kebaikan   Tak pernah ada kejadian yang tak mengandung hikmah, sekecil apapun, sepanjang kita mampu merenung menc...
< >