+ -

Pages

Kamis, 25 Juli 2013

[daarut-tauhiid] Seri Kultum Ramadhan #6 : Islam itu Agama Keluarga

 

Seri Kultum Ramadhan #6 : Islam itu Agama Keluarga

Sungguh menarik paparan tafsir Fii Zhilalil Quran saat menafsirkan surah
Ath Thalaaq :

Sesungguhnya ia menunjukkan pentingnya urusan keluarga dalam sistem
kehidupan yang Islami.

Sesungguhnya Islam mengatur sistem keluarga. Dalam pandangan Islam,
rumah merupakan tempat tinggal dan istirahat. Di dalamnya setiap jiwa
harus mendapatkan kasih sayang, rahmat, cinta, tirai penutup,
perhiasan, penjagaan dan kesucian.

Dalam naungan rumah itu, anak-anak tumbuh dan generasi baru
berangsur-angsur mencapai kesempurnaan.

Dan, dari rumah itu pula ikatan-ikatan kasih dan hubungan-hubungan
ketergantungan dan pengasuhan berkembang.

Oleh karena itu, Islam menggambarkan hubungan rumah tangga dengan
gambaran yang halus dan lembut, yang darinya tersebar sifat kasih
sayang, di dalamnya terbentang naungan, dan menyebarkan semangat dan
wangi keharuman yang semerbak di dalamnya.

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu
isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa
tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda
bagi kaum yang berfikir. (Al Quran Al Kariim Surah Ar Ruum ayat 21)

… mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi
mereka … (Al Quran Al Kariim Surah Al Baqarah ayat 187)

Jadi hubungan rumah tangga merupakan hubungan dan ikatan antara jiwa
dengan jiwa. Ia merupakan hubungan dan ikatan antara tempat tinggal
dengan kestabilan. Ia merupakan hubungan dan ikatan antara cinta dengan
kasih sayang. Dan ia merupakan hubungan dan ikatan antara tirai penutup
dan perhiasan. Sesungguhnya manusia pasti merasakan cinta dan
kelembutan ungkapan-ungkapan, dan dari sela-selanya dia mendapatkan
semangat dan naungan.

Sesungguhnya ia merupakan ungkapan sempurna tentang hakikat hubungan
yang diwajibkan oleh Islam dalam membina ikatan manusia yang melekat
dan kuat.

Pada saat yang sama, segala maksud dan tujuan puncak dari ikatan
perkawinan sangat diperhatikan dan diprioritaskan. Diantaranya,
perkembangan dan penerusan keturunan. Islam memberikan porsi yang cukup
terhadap segala tujuan dan maksud dengan karakter kebersihan dan
kesuciannya. Juga pengakuan terhadap kesungguhan dan keseriusannya
serta mengatur antara arahan dan problematikanya. Hal itu ditunjukkan
ketika Allah menyatakan :

Isteri-isterimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok tanam, maka
datangilah tanah tempat bercocok-tanammu itu bagaimana saja kamu
kehendaki. Dan kerjakanlah (amal yang baik) untuk dirimu, dan
bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu kelak akan
menemui-Nya. Dan berilah kabar gembira orang-orang yang beriman. (Al
Quran Al Kariim Surah Al Baqarah ayat 223)

Dalam hal ini, Allah memperhatikan makna kesuburan dan perkembangbiakan.

Islam meliputi sarang ini, atau buaian ini, atau tempat tinggal ini
(maksudnya rumah tangga) dengan segala perhatian dan jaminan sebagaimana
tabiat Islam demikian adanya, yakni memandang sesuatu secara totalitas.
Karena sesungguhnya Islam itu tidak cukup hanya semangat-semangat
ruhiyah, namun ia harus diikuti dengan sistematika hukum dan jaminan
syariat.

Orang yang memahami sistem keluarga dalam Al Quran dan hadits pada
setiap persepsinya dan bagi setiap keadaannya, kemudian menyaksikan
pengarahan-pengarahan yang menyertai persyariatan itu dan penghimpunan
yang jelas di sekitarnya dengan segala pengaruh dan komentar, serta
dalam mengaitkan urausan rumah tangga ini dengan Allah secara langsung
pada setiap temanya, sebagaimana yang tampak dalam surah ini (Ath
Thalaaq) dan surah lainnya, pastilah dia mengetahui secara sempurna
tentang agungnya urusan keluarga dalam sistem ajaran Islam. Juga betapa
tingginya nilai keluarga ini di sisi Allah. Dalam hal ini dia telah
menghimpun antara takwa kepada Allah dan takwa silaturahmi yang
difirmankan oleh Allah di awal surah An Nisa :

Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah
menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan
isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki
dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan
(mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan
(peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga
dan mengawasi kamu. (Al Quran Al Kariim Surah An Nisa ayat 1)

Sebagaimana Islam juga menghimpun antara persembahan ibadah kepada
Allah dengan berbakti kepada kedua orang tua dalam surah Al Isra dan
surah lainnya :

Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia
dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya.
Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur
lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan
kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak
mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. (Surah Al
Israa ayat 23)

Islam pun menjelaskan tentang kesyukuran kepada Allah dan kesyukuran
kepada kedua orang tua pada surah Luqman :

Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang
ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang
bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah
kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah
kembalimu. (Al Quran Al Kariim Surah Luqman ayat 14)

Sesungguhnya perhatian yang sangat jauh dan mendalam tentang perkara
keluarga ini seiring dengan ketentuan qadar Ilahi dalam membangun
kehidupan manusia atas asas keluarga. Yaitu, ketika ketentuan qadar
Allah berlaku bahwa sarang pertama yang berwujud dalam kehidupan
manusia adalah keluarga Adam dan istrinya. Kemudian manusia berkembang
menjadi banyak sekali. Padahal Allah Maha Berkuasa untuk menciptakan
berjuta-juta manusia sekaligus.

Namua ketentuan qadar Allah menentukan hal ini untuk sebuah hikmah yang
tersimpan dalam kewajiban dan tugas keluarga yang agung dalam kehidupan
manusia. Dan, manusia dengan bekal fitrah dan potensinya mampu memenuhi
segala kebutuhan kehidupan keluarga. Dalam institusi keluargalah
kepribadian seorang manusia dan keistimewaan-keistimewaannya tumbuh. Dan
disanalah dia menemukan pengaruh-pengaruh yang paling mendalam pada
kehidupannya.

Kemudian perhatian yang besar itu berlaku pada sistem Islam yang
merupakan manhaj Allah yang terakhir di muka bumi.

Demikian paparan Tafsir Fii Zhilalil Quran tentang Keluarga dalam Islam.

Allahu `Alam

Masih diperlukan Ratusan Mushaf Quran. Bantu lewat donasi Mushaf Quran :
http://quran.rumahilmu.or.id/donasi-mushaf-al-quran/
<http://quran.rumahilmu.or.id/donasi-mushaf-al-quran/>

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (1)
Recent Activity:
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
.

__,_._,___
5 Daarut Tauhiid: [daarut-tauhiid] Seri Kultum Ramadhan #6 : Islam itu Agama Keluarga   Seri Kultum Ramadhan #6 : Islam itu Agama Keluarga Sungguh m...
< >