+ -

Pages

Rabu, 29 Februari 2012

[daarut-tauhiid] Jihad di Nusantara Menggali Tradisi yang Hilang

Jihad di Nusantara Menggali Tradisi yang Hilang

Hari Pahlawan menyisakan banyak kenangan bagi rakyat Indonesia. Banyak
peristiwa sebelum kemerdekaan yang patut dikenang, terutama bagi umat Islam
Indonesia. Beragam perlawanan patriotik melawan kaum kafir, Belanda dan
Portugis, muncul dari generasi Islam.


Salah satu contohnya, pejuang Islam dari Kesultanan Demak Bintoro. Sejarah
mengenalnya dengan *Pangeran Sabrang Lor, *Pangeran yang menyeberangi
lautan sebelah utara. Sebenarnya beliau memiliki nama yang diambil dari
nama salah seorang nabi Allah, Adipati Yunus. * *Bisa dikatakan beliaulah
yang pertama kali mengibarkan bendera jihad melawan Portugis setelah Sultan
Mahmoed, raja Aceh dikalahkan oleh Portugis pada tahun 1511.


Berawal dari ambisi Portugis untuk menyebarkan Kristen dan keserakahan
mereka ingin menguasai Selat Malaka. Portugis mengacaukan jalur perdagangan
Demak dan merampas rempah-rempah pedagang Muslim yang berniaga di Malaka.


KH. Saifuddin Zuhri, dalam bukunya, "Sejarah Kebangkitan Islam"
menuturkan, "Sultan Demak dan para wali merasa terpanggil untuk berjihad;
halus dihadapi dengan halus dan keras dihadapi dengan keras. Kalau
orang-orang Portugis mengobarkan semangat perang salib, maka kesultanan
Demak dan para wali mengobarkan semangat jihad, perang sabil.


Kalau 'salib' menjadi slogan kaum sana (Portugis), maka jihad 'sabil'
menjadi slogan kaum sini. Menghadapi Portugis itu, orang-orang Demak
memandangnya sebagai suatu jihad, untuk melindungi kawan-kawannya (muslim),
harta benda, agama (Islam), nyawa, kehormatan dan generasi penerusnya."


Tujuan akhir dari jihad mereka adalah antara dua kemuliaan; kemenangan dan
kebebasan menjalankan syari'at Islam atau syahid sebagai syuhada'. Hal ini
sesuai dengan sabda Rasulullah saw:

ãóäú ÞõÊöáó Ïõæäó ãóÇáöåö Ýóåõæó ÔóåíÏñ ¡ æóãóäú ÞõÊöáó Ïõæäó Ïóãöåö
Ýóåõæó ÔóåöíÏñ ¡ æóãóäú ÞÊöáó Ïõæäó Ïöíäåö Ýóåõæó ÔóåöíÏñ ¡ æóãóäú ÞõÊöáó
Ïõæäó Ãåúáöåö Ýóåõæó ÔóåöíÏñ

*"Barangsiapa yang terbunuh untuk membela hartanya ia syahid, barangsiapa
yang terbunuh karena membela darahnya (nyawanya) ia syahid, barangsiapa
yang terbunuh karena membela diennya maka ia syahid dan barangsiapa yang
terbunuh karena membela keluarganya maka ia syahid." (HR. Abu Dawud dan
At-Tirmidzi –hasan shahih-)*

*
*

Dua kali Pangeran Sabrang Lor memimpin jihad melawan Portugis dengan
angkatan lautnya yang gagah perkasa. Dan pada serangan terakhir beliau
syahid di laut, sebuah syahadah yang tinggi derajatnya.


Kemudian jihad melawan Belanda dilanjutkan oleh para sultan penerus beliau
rhm. Diantaranya adik kandung beliau yaitu Sultan Trenggana yang bahu
membahu dengan dua ulama; Sunan Gunung Jati dan Sunan Kudus dalam melawan
penjajah Portugis.

* *

*Mujahid dari Timur*

Tak hanya di Demak, gelora jihad juga berkobar di bagian timur Nusantara.
Kepulauan Maluku, oleh para ahli sejarah diyakini sebagai nama yang
diwariskan oleh para saudagar dari Arab yang menemukan kepulauan yang
begitu indah dengan kekayaan alam yang luar biasa. Lalu mereka menyebut
kepulauan ini dengan "maluk" berasal dari kata "milkun" artinya
kepemilikan, yaitu kepulauan ini memiliki keindahan alam yang mempesona.


Teori lain mengatakan kata Maluku berasal dari kata "mulkun/mamaluk"
artinya kepulauan itu didiami banyak raja. Sepertinya, makna kedua ini
lebih tepat karena sesuai dengan keadaan di Kepulauan Maluku, setiap kepala
desa disebut sebagai "raja" sehingga banyak sekali raja di sana.


Kekayaan rempah-rempah Maluku menarik perhatian bangsa-bangsa Eropa, di
antaranya adalah Portugis. Awal kedatangan Portugis di Maluku di sambut
baik oleh Sultan Khairun dan Sultan Mansur, pemimpin Ternate dan Tidore.
Karena de Mesquita sebagai Gubernur Portugis berjanji hanya datang untuk
berdagang.


Namun kenyataannya, sangat mengecewakan, Portugis ternyata membawa para
misionaris, salah satunya Franciscus Xaverius. Mereka berusaha
mengkristenkan kaum muslimin dengan cara paksa. Perdagangan rempah-rempah
rakyat dijarah paksa oleh Portugis. Dengan zhalim mereka menghukum rakyat
Muslim Maluku.


Keadaan di atas membuat Sultan Khairun menyerukan jihad melawan penjajah
Katholik Portugis. Pertempuranpun tidak dapat dielakkan, semua orang
Kristen baik Portugis atau pribumi diusir dari Kesultanan Ternate, karena
telah mengkhianati perjanjian. Peristiwa ini mengingatkan pengusiran Yahudi
Bani Qainuqa' dan Nadhir oleh Rasulullah SAW, karena pengkhianatan terhadap
perjanjian dengan kaum muslimin di Madinah. Sejarah terulang.


Dengan semangat jihad fi sabilillah umat Islam Maluku mampu memukul
Portugis. Kemudian Portugis meminta perundingan damai, sebuah strategi
licik yang selalu dijalankan oleh orang-orang kafir ketika mereka kewalahan
menghadapi kaum muslimin. Perjanjian damai diterima oleh Sultan Khairun,
dengan syarat, seluruh orang Kristen harus keluar dari Ternate, sekaligus
tidak ada lagi kegiatan Kristenisasi di Ternate.


Namun pengkhianatan kafir Portugis terulang. Saat resepsi peresmian
perjanjian ini yang diadakan di rumah kediaman Gubernur de Mesquita,
seorang opsir Portugis menikam Sultan Khairun dari belakang. Akibatnya
beliau gugur beserta berikut beberapa pengawal yang beliau bawa. Hanya
sedikit yang mampu melarikan diri karena memang saat itu mereka sedang
lengah tidak ada persiapan perang. Inilah kelicikan orang-orang kafir,
sifat yang terus terwariskan hingga akhir zaman.


Ada kelemahan dari pihak Siultan Khairun, mereka terlalu percaya pada
musuh dan lengah, tidak bersiap-siaga. Padahal Allah telah memerintahkan
untuk senantiasa waspada dari tipu daya orang-orang kafir:

æóáúíóÃúÎõÐõæÇ ÍöÐúÑóåõãú æóÃóÓúáöÍóÊóåõãú æóÏøó ÇáøóÐöíäó ßóÝóÑõæÇ áóæú
ÊóÛúÝõáõæäó Úóäú ÃóÓúáöÍóÊößõãú æóÃóãúÊöÚóÊößõãú Ýóíóãöíáõæäó Úóáóíúßõãú
ãóíúáóÉð æóÇÍöÏóÉð æóáóÇ ÌõäóÇÍó Úóáóíúßõãú Åöäú ßóÇäó Èößõãú ÃóÐðì ãöäú
ãóØóÑò Ãóæú ßõäúÊõãú ãóÑúÖóì Ãóäú ÊóÖóÚõæÇ ÃóÓúáöÍóÊóßõãú æóÎõÐõæÇ
ÍöÐúÑóßõãú

"Dan hendaklah mereka bersiap siaga dan menyandang senjata. Orang-orang
kafir ingin supaya kamu lengah terhadap senjatamu dan harta bendamu, lalu
mereka menyerbu kamu dengan sekaligus. Dan tidak ada dosa atasmu meletakkan
senjata-senjatamu, jika kamu mendapat sesuatu kesusahan karena hujan atau
karena kamu memang sakit; dan siap siagalah kamu semua." (Q.S: An-Nisa':
102)

* *

*Al-Wala' wal Bara'*

*
*

Jihad Sultan Khairun melawan penjajah dilanjutkan oleh putranya, Sultan
Babullah. Beliau menyentakkan pedang pusaka warisan ayahnya dan mengambil *
bai'at* (sumpah setia) dari umat Islam Ternate, untuk berjihad. "Seluruh
rakyat yang hadir dalam pelantikan Sultan ini, menyatakan kesetiaannya (*
bai'at*) dengan penuh ruhul jihad dan mati syahid," tulis sejarawan Islam,
Abdul Qadir dalam buku "Perang Sabil Versus Perang Salib."


Pasukan Islam Ternate mulai menyerang Portugis-Katolik dan Raja Bacan yang
telah memberikan *wala'nya* (loyalnya) kepada Portugis. Walau pernah ada
hubungan kerabat dengan Raja Bacan, Sultan Babullah tetap memasukkan Raja
Bacan dalam barisan musuh, karena ia telah berpihak kepada tentara kafir,
Portugis. Inilah tuntutan iman *(al-wala' wal bara')* sesungguhnya.

áóÇ ÊóÌöÏõ ÞóæúãðÇ íõÄúãöäõæäó ÈöÇááøóåö æóÇáúíóæúãö ÇáúÂóÎöÑö íõæóÇÏøõæäó
ãóäú ÍóÇÏøó Çááøóåó æóÑóÓõæáóåõ æóáóæú ßóÇäõæÇ ÂóÈóÇÁóåõãú Ãóæú
ÃóÈúäóÇÁóåõãú Ãóæú ÅöÎúæóÇäóåõãú Ãóæú ÚóÔöíÑóÊóåõãú ÃõæáóÆößó ßóÊóÈó Ýöí
ÞõáõæÈöåöãõ ÇáúÅöíãóÇäó æóÃóíøóÏóåõãú ÈöÑõæÍò ãöäúåõ æóíõÏúÎöáõåõãú
ÌóäøóÇÊò ÊóÌúÑöí ãöäú ÊóÍúÊöåóÇ ÇáúÃóäúåóÇÑõ ÎóÇáöÏöíäó ÝöíåóÇ ÑóÖöíó
Çááøóåõ Úóäúåõãú æóÑóÖõæÇ Úóäúåõ ÃõæáóÆößó ÍöÒúÈõ Çááøóåö ÃóáóÇ Åöäøó
ÍöÒúÈó Çááøóåö åõãõ ÇáúãõÝúáöÍõæäó

"Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat,
saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan
Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau
saudara-saudara ataupun keluarga mereka. Mereka itulah orang-orang yang
telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan
pertolongan*[1462]* yang datang daripada-Nya. Dan dimasukan-Nya mereka ke
dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di
dalamnya. Allah ridha terhadap mereka, dan merekapun merasa puas terhadap
(limpahan rahmat)-Nya. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa
sesungguhnya hizbullah itu adalah golongan yang beruntung." (al-Mujadilah:
22)


Ketika Jihad, cinta mati syahid dan aqidah al-Wala' wal Baro' melekat
dalam hati seorang pejuang, kemenangan dari Allah segera terwujud.
Sejarawan Abdul Qadir bersaksi, "Berkat semangat mati syahid, pasukan Islam
Ternate berhasil membakar benteng pertahanan Portugis di Ambon. Dan umat
Kristiani Ambon yang panik, takut disembelih pasukan Islam, dijamin
keamanannya oleh Sultan Babullah, diampuni, tidak dipaksa masuk Islam,
asalkan mereka sudi hidup damai dibawah bimbingan Kesultanan Islam Ternate."


Sedangkan tentara dan misionaris Portugis yang terjebak di benteng tidak
berani keluar, penyakit dan kelaparan menimpa mereka. Sultan Babullah pun
menjanjikan kebebasan bagi mereka dengan syarat, mereka mengakui kekalahan
dan menyerahkan Gubernur de Mesquita ke pasukan Islam untuk diqishash.


Akhirnya pada tahun 1575 M, tentara Portugis menyerahkan diri kepada
pasukan Islam Ternate. Dan berkibarlah bendera Islam di benteng itu
menggantikan bendera Portugis. Demikianlah, jihad, cinta mati syahid dan
al-Wala' wal Bara' telah menjadi budaya yang mendarah daging dalam tubuh
pejuang Islam sejak dulu kala. Menghapus ketiga perkara ini, sama halnya
menggilas budaya bangsa ini dan mencabut semangat anti penjajahannya.

* *

*Adu Domba*

Masih di kawasan timur Nusantara, seorang pejuang Islam muncul menyatukan
Sultan-Sultan Makasar dan Bugis dibawah panji-panji Islam dan menerapkan
syari'at Islam secara penuh. Kesatuan ini menumbuhkan kekuatan maritim yang
menyaingi kekuatan Belanda. Hal ini membuat Belanda menyulut peperangan
dengan Sultan Hasanuddin.


Pada tahun 1633 pasukan Kristen Belanda mengepung pelabuhan Belanda dengan
jalan blokade dan sabotase. Namun kecintaan terhadap jihad telah melahirkan
kekuatan luar biasa dalam jiwa Muslim Makasar, sehingga dengan mudah
mematahkan blokade Belanda. Hal ini memaksa Belanda untuk meminta
perdamaian dengan Sultan Hasanuddin.


Namun pada tahun 1654 Belanda berkhianat, kembali mengerahkan armada yang
sangat besar untuk menyerang Makasar. Tetapi untuk kedua kalinya pasukan
Islam berhasil memukul mundur armada Kristen-Belanda.


Lalu Belanda membujuk beberapa Sultan untuk bekerja sama, Gubernur
Jenderal Brouwer berhasil membujuk pemimpin Bone Aru Palaka untuk sama-sama
menyerang Sultan Hasanudin, dengan imbalan Aru Palaka akan diangkat menjadi
Sultan Bone secara penuh dan bersahabat hanya dengan Belanda. Tentang
jalannya peperangan ini, sejarawan Abdul Qadir bertutur, "Pada tahun 1666
armada laut Belanda yang berkekuatan 20 buah kapal dengan prajurit 600
orang, dibawah pimpinan Laksamana Cornelis Speelman menyerang pasukan
Makasar dari laut dan pasukan Aru Palaka Bone yang dipersenjatai oleh
Belanda menyerang dari arah darat melalui Soppeng. Menghadapi serangan dari
dua jurusan pasukan Sultan Hasanuddin bertekad bulat untuk mati syahid,
mempertahankan Islam dan kehormatan kaum muslimin. Pertempuran dahsyat
terjadi, perang tanding antara pasukan Makasar dengan pasukan Aru Palaka
berjalan sangat mengerikan dan pasukan Belanda secara gencar menembakkan
meriam-meriamnya dari laut, sehingga korban berjatuhan tak terhingga
banyaknya, terutama di pihak pasukan Makasar.


Dalam kondisi yang demikian, Sultan Hasanuddin mengundurkan pasukannya
sambil melakukan konsolidasi yang lebih baik. Setelah konsolidasi
dilakukan, pertempuran dimulai lagi dengan penuh semangat mati syahid.
Tetapi karena kekuatan tak seimbang, baik dalam bentuk jumlah pasukan
maupun persenjataan, akhirnya pada tahun 1667 menyerahlah Sultan
Hasanuddin. Penyerahan Sultan ini tertuang dalam Perjanjian Bongaya"


Menurut sejarawan Nabilah Lubis, dampak dari perjanjian Bongaya adalah
syari'at Islam tidak berlaku lagi dikalangan masyarakat Sulawesi Selatan,
dan dikembangkan lagi maksiat, seperti; judi, sabung ayam, minuman
keras *ballo,
*madat dan pemujaan berhala.


Kekalahan umat Islam di Makasar ini mengakibatkan sebagian panglimanya
memilih hijrah dan bergabung dengan pejuang Islam di Jawa. Misalnya, Kraeng
Galesung bergabung dengan Trunojoyo di Jawa Timur, ulama sekaligus panglima
Syaikh Yusuf bergabung dengan Sultan Ageng Tirtayasa di Banten, untuk
melawan Belanda. Syaikh Yusuf diambil menantu sekaligus diangkat sebagai
mufti oleh Sultan Ageng.


Jihad melawan Belanda berawal dari perampokan kapal-kapal Banten yang
pulang dari perniagaan oleh Belanda. Perang pun tidak bisa dihindari,
Belanda yang dibantu oleh Sultan Haji, putra Sultan Ageng yang berkhianat
diserang oleh pasukan Islam dibawah pimpinan Sultan Ageng.


Walau Sultan Haji darah dagingnya, ia tetap dimasukan sebagai musuh karena
telah *berwala' *(loyal) kepada orang-orang kafir Belanda. Di sinilah nilai
aqidah tertanam kuat, bahwa siapa saja yang loyal kepada orang kafir, maka
ia dihukumi/diperangi sebagaimana orang kafir.

íóÇ ÃóíøõåóÇ ÇáøóÐöíäó ÂóãóäõæÇ áóÇ ÊóÊøóÎöÐõæÇ ÇáúíóåõæÏó æóÇáäøóÕóÇÑóì
ÃóæúáöíóÇÁó ÈóÚúÖõåõãú ÃóæúáöíóÇÁõ ÈóÚúÖò æóãóäú íóÊóæóáøóåõãú ãöäúßõãú
ÝóÅöäøóåõ ãöäúåõãú

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi
dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah
pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil
mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan
mereka." (al-Maidah:51)


Jihad melawan penjajah kafir di Banten sangat lama dan sangat merugikan
pihak Belanda. Walau pada akhirnya Belanda berhasil memadamkan jihad ini,
namun setidaknya para pahlawan Banten menegaskan bahwa jihad dan al-Wala'
wal Bara' adalah ideologi dan tradisi budaya mereka. **(Mas'ud)*

*
*

*
http://www.an-najah.net/index.php?option=com_content&view=article&id=387:artikel&catid=42:temautama&Itemid=86
*


[Non-text portions of this message have been removed]

------------------------------------

====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
daarut-tauhiid-digest@yahoogroups.com
daarut-tauhiid-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
daarut-tauhiid-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

5 Daarut Tauhiid: [daarut-tauhiid] Jihad di Nusantara Menggali Tradisi yang Hilang Jihad di Nusantara Menggali Tradisi yang Hilang Hari Pahlawan menyisakan banyak kenangan bagi rakyat Indonesia. Banyak peristiwa sebelum kem...
< >